Dia Siapa?

26 3 0
                                    

"Dunia memisahkan kita, Semesta menyatukan kita"

Sabtu malam sebenarnya sama saja sih dengan malam minggu. Tapi aku terlalu anti dengan kata malam minggu. Entahlah aku sendiri tidak tau kenapa aku membenci malam minggu,mungkin karena aku iri pada mereka yang bisa pergi bersama kekasihnya. Sedangkan aku dirumah hanya membaca novel dan melihat drama korea kesukaanku saja. Kadang aku merasa tidak adil, tapi bagaimanapun itu, aku sendiri merasa tidak terlalu tertarik untuk mencari kekasih saat ini.
***
Minggu pagi aku memutuskan untuk lari pagi disekitar komplek rumah eyang ini, walaupun aku jarang kesini aku masih sedikit hafal jalan disekitar komplek ini.

Tata
woy Tata!!

Aku menoleh pada seseorang yang memanggilku, ya namaku Agatha Caroline Fernandez, orang-orang biasa memanggilku Tata dan aku suka sekali nama itu. Lahir dari keluarga berada tidak membuatku menjadi orang yang suka menyombongkan diri. Karena aku rasa kekayaan yang aku punya saat ini bukanlah milikku melainkan milik orang tuaku. Dari kecil aku selalu ditinggal ayah dan ibuku bekerja, tapi aku mencoba memahami pekerjaan mereka. Alvaro Fernandez, walaupun mempunyai jabatan sebagai CEO salah satu perusahaan besar tapi ia tetap saja ayah yang penuh kasih sayang , hingga aku begitu menyayanginya. Ibuku seorang dokter di salah satu rumah sakit di Jakarta, namanya Rachel Caroline. Menurutku ia sangatlah cantik dan pintar,aku ingin suatu saat nanti aku bisa seperti ibuku. Sayangnya aku ini anak tunggal sehingga aku tidak bisa menceritakan anggota keluargaku yang lain.
***
Awalnya aku ragu untuk menoleh pada gadis disampingku ini, aku merasa pernah melihatnya tapi dimana aku lupa. Tiba-tiba saja dia memelukku, aku yang terkejut hampir saja tersungkur ketanah jika aku tidak cepat-cepat menyeimbangkan tubuhku. Dia masih saja memelukku, padahal aku masih bertanya-tanya dia ini siapa. Hingga akhirnya diapun memberitauku namanya.

"Aku ini Prisilia, Prisilia Meylina masa kamu lupa"

Agatha POV
Dia ini siapa sih dateng-dateng main peluk aja, kalau orang jahat gimana dong akunya, masa iya aku nangis gitu kan ga lucu deh.

"Aku ini Prisilia,Prisilia Meylina masa kamu lupa" dor akhirnya setelah berperang argumen aku ingat dia siapa.

"Ya ampun Sisil, kenapa sekarang kamu cantik sekali? Dulu aja kamu gendut,item kok sekarang bisa cantik dan kurus gini sih wkwk? Tanyaku penasaran.

Ternyata dia rajin berolahraga dan melakukan perawatan kulit, pantas saja sekarang dia cantik gini sampai aku saja tidak mengenalinya.

Sisil ini sahabatku sewaktu aku kecil,lebih tepatnya sahabat tk ku. Dulu hampir setiap hari kita selalu bermain bersama, sayangnya saat sekolah dasar aku harus kembali ke Jakarta, dari situlah aku tak pernah lagi tahu kabarnya.

***
Kita bercerita tentang masa-masa selama kita tidak pernah bertemu. Ada saja hal yang membuatku tertawa sampai saja aku tidak bisa berhenti. Emang sih dia itu kalau sudah bercerita, seakan-akan dia melakukan reka ulang adegannya. Namun hal itulah yang membuatku sangat menyukai Sicil ini, dia begitu ap adanya dan bisa membuat siap saja yang ada didekatnya merasa nyaman dan senang bertemu dengannya.

Dia bercerita bahwa dulu waktu SMP dia tidak pernah belajar, dan hanya fokus dengan keinginannya untuk berdiet dan perawatan kulit. Aku sampai heran, sebegitu pentingnya kecantikan sampai-sampai hal yang lebih pentingpun terabaikan begitu saja. Ya, Sisil adalah salah satu dari mereka yang begitu memperhatikan penampilan. Katanya sih, "Penampilan itu first impression kita dimata orang lain" .

♡♡♡♡

VOTE Y

Sebuah AlasanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang