Dan lagi, pagi paginya terasa sunyi. Ia tersingkap dari mimpi dengan hampa hati. pandangannya kosong menerawang sepi, mencoba menemukan celah untuk kembali. Kembali pada segala bayangan yang berputar dalam kepala. Entah apa yang membuat paginya sungguh runyam. Bukan sekali duakaali atau hanya ketiga kali, sudah terlalu banyak pagi yang ia lewatkan dengan perasaan sunyi. Sudah ia coba menepis segala luka lara karena rindu, iya rindu yang begitu menumpuk yang bahkan ia tak tau pada siapa rindu itu akan bermuara. Kerinduan yang tertinggal saat ia di tinggalkan. Entahlah, mengapa lelaki itu sungguh tega meninggalkannya dengan setumpuk rindu, Masalahnya sebelumnya lelaki itu tak pernah mengajari bagaimana membunuh rindu, ia hanya pernah berkata baiknya berdamai dengan rindu
Andai lelaki itu tau, ia sudah sungguh sangat bersahabat dengan rindu.
Andai lelaki itu tau, ia sangat kehabisan tenaga untuk menghalau rinduTenaganya habis hanya untuk berdamai dengan diri sendiri yang masih saja mencintai lelaki itu, ia berdamai dengan rasa kecewa namun tetap saja rindu dengan angkuhnya tak pernah bisa ia kendalikan. Bagaimana rindu tak mengerti ? jika sang bapak sudah bukan tempatnya mengadu lelah untuk pulang
Bagaimana ia meyakinkan rindu untuk mengerti ?
Rindu terkadang seperti kopi, nikmat ketika di nikmati
namun tetap saja, kopi berampas. Yakan kopi itu berakhir menyisakan ampas, Pahit.
Mungkin jika kopi itu telah dinikmati dengan gulapun akan berakhir jua menyisakan ampas bukan ?
Lalu sisa ampas di cangkir itu ditinggalkan begitu saja oleh sang penikmat, begitulah kerinduannya. Ditinggalkan begitu saja oleh lelaki itu.
Entah lah wanita itu sungguh keras kepala, begitupula hatinya.
Berkali kali dipaksa menyerah untuk tak mencintai lelaki itu namun tetap saja ia tak bergeming. Bahkan dengan sengaja ia masih saja menyebut nama lelaki itu di setiap bait obrolan ia dengan Sang Pencipta Semesta. Dengan hatinya yang hancur patah dan berantakan karna di tinggalkan, dengan jiwa yang lelah ia bahkan masih saja meminta kebahagiaan.
iya kebahagiaan, bukan untuknya. Tapi untuk lelaki itu
Walaupun ia tau, lelaki itu sudah bersanding dengan wanita lain yang mungkin memang sudah membahagiakannya.
Andai lelaki itu tau, hati yang ia patahkan dan harapan yang ia tinggalkan telah beradu bersama di sepertiga malam menjelma menjadi bisik ke semesta untuk meminta kebahagiaannya
Andai lelaki itu tau sungguh ada hati yang lapang menerima segala hal yang ada di hidupnya
Andai lelaki tu tau, wanita ini mencintainya dengan segenap rasa mengerti dan keikhlasan
![](https://img.wattpad.com/cover/152876074-288-k115226.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rindu
Poetrytentang rindu yang katanya tak serindu itu tentang rindu tapi katanya aku tak sepenuh hati merindunya pasrah dan menyerah menyerah pada jarak yang menumbuhkan kerinduan pasrah dan basah terhadap waktu kini menjauhkan kita