Dream - two | Castle

1.1K 101 27
                                    

Jihoon pov

Malam ini mataku kembali terpejam, melanjutkan untuk mengarungi dunia mimpi. Aku juga tidak habis fikir kenapa aku bisa memiliki kemampuan seperti ini, setiap aku tertidur dan kemudian membuka mata aku sudah berada di tempat aneh, tempat yang sama sekali belum pernah ku datangi.

**************

Sekarang aku tengah melebarkan mataku saat gerbang besar berdiri kokoh di hadapanku, banyak tanaman menjalar di setiap sudut gerbang ini, banyak juga bercak-bercak hitam seperti bekas terbakar. Aku menyernyitkan kan dahiku dalam saat salah satu sudut mataku menangkap satu bangunan yang bisa dikatakan sangat besar. Apakah ini sebuah istana ?. Benakku. Tapi tidak mungkin bangunan ini adalah istana lebih tepatnya rumah hantu, iya rumah hantu karena bangunan ini terlihat sangat kotor dan menyeramkan. Bangunan ini sepertinya sudah ditinggalkan oleh penghuni sangat lama, karena terlihat dari tampilan eksterior nya yang sudah sangat tidak terawat. Sama seperti halnya gerbang tadi, bangunan ini pun di tumbuhi oleh segala macam tanaman melayap dan juga semak belukar. Seram sekali. Siapapun mungkin tidak ingin melihat bangunan ini, mungkin mereka akan mengutuk diri mereka sendiri saat kaki mereka mengijak tempat ini. Tapi sekarang aku pun rasa ingin mengutuk diriku terutama kaki ku yang terus saja bergerak maju menuju bangunan menyeramkan ini. Disini sangat lembap dan udaranya sangat dingin bahkan dinginnya meresap sampai ketulang.

Aku terperanjat kaget saat seekor burung gagak melesat tepat di depan mataku, ingin sekali aku menyumpahi burung itu supaya mati tersangkut di pohon. Saking kesalnya aku mengoceh sendiri seperti orang gila.

Mataku kembali terpaku saat aku melihat sesosok anak kecil berpakaian seperti seorang kesatria dengan baju besi dan satu buah pedang di tangannya.Dia mengulurkan tangan nya kearah ku. Posisi nya saat ini berdiri tepat di depan sebuah pintu berukuran sangat besar dengan banyak pahatan seperti orang sedang berperang. Aku tidak ingin mengikuti anak itu namun pikiran ku dengan saraf motorik ku bertolak belakang. Kaki ku terus mendorongku untuk melangkah menuju anak misterius itu.

Sekuat tenaga aku menahan kaki ku untuk tidak bergerak tapi percuma saja tenagaku tidak kuat, kaki ku terus saja melangkah dengan sewenang-wenangnya. Alhasil aku pun hanya bisa pasrah, aku takut sungguh sangat takut. Keringat dingin ku sudah bercucuran dimana-mana. Aku berharap ibu ku membangunkan ku di dunia nyata agar aku bisa menjauh dari tempat ini.

Tanpa sadar sekarang aku sudah berdiri di depan anak misterius itu. Dia menatapku begitu lekat, bahkan aku bisa melihat setiap sudut dari wajahnya. Matanya berwarna biru, hidungnya mancung, dan bibirnya merah merona. Sungguh sangat tampan dan gagah. Aku bingung kenapa di tempat seperti ini ada orang setampan ini, aku berfikir ia sudah gila. Iya, gila karena mau tinggal di tempat seperti ini.

Ia mengulurkan tangan nya padaku, sejenak aku terdiam, kalau aku menyambut uluran tangannya mungkin aku akan di bawa ketempat yang lebih aneh dari ini, tapi bukan nya menolak tangan ku malah bergerak untuk menggenggam tangan anak yang tingginya sebahuku. " kita m...mau ke...mana ya ? " tanyaku terbata-bata. Anak itu hanya tersenyum. Oh ya Tuhan senyum nya manis sekali. Batinku.

Kami pun telah masuk kedalam bangunan menyeramkan itu, aku menutup mataku rapat-rapat karena aku tidak mau melihat sesuatu yang menyeramkan. Aku fikir di luarnya saja sangat menakutkan apalagi dalamnya, mungkin aku akan pingsan kalau saja melihat sesuatu berbaju putih terbang di depanku.

" Bukalah matamu " ucap anak kecil yang tampan itu. Aku menggelengkan kepala tanda aku tidak ingin membuka mataku tapi anak itu terus memaksa ku untuk membuka mata. Yah pada akhirnya aku pun terpaksa membuka mataku sedikit demi sedikit.

Tapi betapa terkejut nya aku, ah tidak tidak tepatnya aku sangat merasa kagum dengan tempat ini sangat berbeda dengan luarnya. Aku teringat pada satu pepatah ' jangan menilai sesuatu dari luarnya ' mungkin itulah definisi yang tepat untuk mengambarkan tempat ini. Yah sungguh belum pernah sekali pun terbesit di pandangan pada tempat seindah ini.

Just in a dream (2Park) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang