4

445 53 18
                                    

" Caranya kalian tidak boleh bersatu lagi "

Saat itu juga cuaca seketika berubah menjadi gelap, kilat beserta petir sahut menyahut membelah langit, angin berhembus kencang. Kejadian seperti ini memang jarang sekali terjadi, Reinkarnasi hanya terjadi pada orang yang terpilih saja. Maksudnya reinkarnasi akan terjadi pada kasus yang berbeda-beda dengan inti cerita yang berbeda pula

Jihoon dan Woojin terperanjat saat mendengar dentuman petir yang tidak biasa ini, namun mereka menghiraukan saja dan kembali bertanya apa yang mereka perlukan, tidak sebenarnya hanya Woojin yang perlu Jihoon bahkan tidak tau apa maksud Woojin membawa nya kesini

" Kenapa seperti itu ? " tanya Jihoon pelan

Si wanita tua menghela nafas " Dalam kasus ini bisa dibilang kalian adalah cabang dari kehidupan anak ku dan Woojin di masa lalu . . . Ah seperti ini, kalian adalah kehidupan setelah mereka, kalian lah yang akan melanjutkan kisah mereka . . . Reinkarnasi ini tidak akan selesai sampai generasi ke-7 "

" Itu artinya kami tidak boleh berpisah dan kami harus bersatu ? "

" Kembali lagi pada takdir nak jika kalian memang di takdirkan untuk bersama maka akan ada jalan untuk kalian bersatu "

Diam-diam Jihoon menyimpulkan satu senyuman berarti dari sudut bibirnya namun ia sembunyikan lagi saat Woojin menoleh padanya

" Jika kalian memang di takdirkan bersama maka jalan cerita hidup kalian akan sama juga dengan apa yang di alami Jihoon dan Woojin di masa lalu "

" Apa maksudnya ? " selidik Woojin

" Aku akan menceritakan semuanya . . . Jadi seperti ini, Jauh sebelum anakku lahir kedunia, aku pribadi sudah mengetahui bahwa anakku adalah hasil reinkarnasi dari Jihoon dan Woojin di generasi pertama, kisah mereka sangat romantis namun tragis, Jihoon dan Woojin adalah sepasang sahabat sedari kecil yang mana mereka selalu bersama kemana pun dan di mana pun mereka berada dan pada suatu saat Woojin menyatakan perasaannya pada Jihoon namun bukan cinta yang ia terima tapi ia terima malah sebuah penolakan, Woojin tidak memaksakan kehendaknya pada Jihoon ia tetap sabar menunggu saat cinta nya terbalas tapi sampai pada akhir hayatnya Jihoon tak kunjung membalas cintanya, Woojin pergi dalam keadaan cinta yang bertepuk sebelah tangan. Tapi saat Woojin sudah tenang di alamnya akhirnya Jihoon menyadari betapa berharga seorang Woojin di hatinya tapi nasi sudah menjadi bubur ia tak bisa lagi mengatakan bahwa ia juga mencintai Woojin " Wanita tua itu terbatuk " sampai di mana Jihoon selalu memimpikan Woojin, di dalam mimpi mereka selalu bertemu, bersenda gurau bersama, tertawa bersama. Di dalam mimpi itu Jihoon bisa menyatakan perasaannya namun ia sadar jika itu hanya lah belaka. Beberapa tahun kemudian Jihoon memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan cara menabrakan dirinya pada truk yang lewat. Dan disitulah titik awal reinkarnasi itu terjadi . . . Seperti jugalah yang terjadi pada anakku Park Jihoon dan teman nya Park Woojin "

Bohong jika Woojin dan Jihoon tidak merinding mendengar semua cerita itu " jadi, apakah kisah kami akan berakhir seperti itu juga ? " tanya Woojin sambil mengusap lengangnya yang merinding hebat

" Aku tidak tau apakah kalian juga akan seperti itu atau tidak . . . Dari sorot mata kalian aku melihat ada sedikit percikan rasa cinta kan ? "

Jihoon dan Woojin saling pandang, Jihoon memandang Woojin dengan mata yang berkaca-kaca sedangkan Woojin entahlah anak ini tidak bisa ditebak

.
.
.

" Jihoon, kau tinggal dengan siapa nak ? " tanya wanita tua itu

Jihoon menggeleng " aku tinggal dengan dokter Vian "

" Kemana orang tua mu sayang ? "

" Mereka sudah meninggal "

" Kalau kau mau kau bisa tinggal denganku "

Just in a dream (2Park) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang