{ 01. }

83 23 3
                                    

"Kyoko. Kyoko Shiroki."

Jantungnya berdebar cepat ketika dia mendengar nama itu. Dilihatnya gadis dihadapannya dengan tatapan terkejut. Hato baik-baik saja, dia tidak sedang bertemu dengan hantu. Namun, lebih buruk lagi, teman masa kecilnya yang dulu suka mengejeknya. Hato tak menyadarinya karena penampilan serta rambut Kyoko berbeda dari yang dia ingat dulu.

"Jadi.. siapa namamu?"

Wajah Hato menjadi pucat. Dia kehilangan keberaniannya untuk berbicara. Ingin sekali rasanya untuk menyamarkan namanya sekarang ini. Cowok jangkung itu mati kutu dihadapan cewek bernama Kyoko itu.

"Hei, Hato!"

Tiba-tiba terdengar suara kawan Hato memanggilnya yaitu Kaname. Kaname melambaikan tangan kepadanya lalu berhenti ketika melihat Hato bersama seorang anak baru. Apa boleh buat jika Kyoko mendengar namanya.

"Maaf, aku pergi dulu. Senang bertemu denganmu!" ucap Hato dengan gusar dan bergegas meninggalkan Kyoko.

Hato membawa Kaname pergi dan menjauh dengan langkah seribu. Kyoko mengamati hal itu lalu mengedikkan bahu. Dia tidak peduli dengan orang yang mengajaknya berbicara kemudian meninggalkannya begitu saja.

"Hato..?" Kyoko bergumam sebentar lalu beranjak kembali ke kelasnya.

Saat Kyoko masuk ke kelasnya dia disambut oleh guru dan anak murid lainnya. Kyoko merasa senang namun tetap rendah hati menanggapinya. Kyoko kemudian memperkenalkan diri di depan kelas.

Semua cowok yang lainnya melihatnya dengan tatapan kagum. Bahkan anak cewek juga tidak keberatan untuk segera berbagi kursinya. Hal itu karena Kyoko sangat anggun dan berbicara sedikit sekali. Menimbulkan kesan misterius nan karismatik.

Kyoko duduk di kursi sebelah Kaname. Kaname terlihat sangat senang dan bangga karena Kyoko memutuskan untuk duduk di sampingnya. Semua terlihat iri kepada Kaname, kecuali satu orang, yaitu Hato. Daripada terkesima dia lebih memilih untuk ketakutan di sudut kelas.

Setelahnya guru mulai menjelaskan pelajaran. Pikiran Hato tidak bisa konsentrasi karena adanya Kyoko di sekolahnya sekarang ini. Dia harus berhati-hati agar mulut pedas Kyoko itu tidak mengolok-olok dirinya lagi maupun orang lain. Namun, dilihat-lihat lagi Kyoko sepertinya sudah berubah. Hato menangkis pemikirannya, bisa saja itu hanya jebakan.

Hato terus-terusan melihat ke arah cewek itu dengan tatapan awas. Kyoko tidak berkutik dan hanya mendengarkan penjelasan guru. Hato memicingkan mata ke arahnya dan membuat benteng dari buku-buku agar Kyoko tidak dapat melihatnya.

"Kaname! Psst."

Hato berusaha memanggil kawannya itu. Kaname lebih terfokus kepada Kyoko daripada pelajaran. Cowok itu kemudian melemparkan kertas yang sudah diremas-remas ke kepala Kaname. Setelah beberapa kali usaha baru Kaname dapat mendengarnya.

Hato memperingatkan Kaname agar berhati-hati dengan Kyoko.

"Ha? Ada-ada saja kamu, Hato."

Tak terasa guru telah mengincar mereka berdua. Pak guru Ousuke mendatangi mereka berdua dengan tatapan tak senang. Kaname dan Hato sama-sama meneguk ludah. Lantas Kaname menunjuk Hato dengan spontan.

"Dia yang mulai, Pak!"

Hato menepuk jidatnya sendiri ketika Kaname menuduhnya. Namun, memang benar dialah yang membuat keributan. Dia siap menerima akibatnya. Pak guru Ousuke menyuruhnya maju ke depan untuk menyelesaikan persoalan matematika. Hato melongo karena dari tadi dia tidak memperhatikan.

"Ayo, cepat." Pak Ousuke menyilangkan lengan di depan dada dengan tidak sabar.

"Saya tidak bisa, Pak. Maaf sudah mengganggu kelas." Hato menunduk dengan lesu.

"Ke kantor kepala sekolah pulang nanti, ya!" Pak Ousuke menggeleng-gelengkan kepala lalu menjewer kuping cowok itu.

Hato menengok ke arah kelas. Ke arah Kyoko. Cewek itu tertawa kecil karena melihatnya dipermalukan di depan kelas. Hato tidak peduli jika dia dimarahi oleh guru itu, dia lebih peduli dengan pendapat Kyoko. Rasanya dia benar-benar malu.

Hato dipersilakan untuk duduk di tempatnya kembali. Cowok itu kembali ke bangkunya dengan langkah gontai. Pak Ousuke lalu berceramah kepada murid lain agar tidak meniru kelakuan Hato.

Tak terasa waktu berlalu dan saatnya istirahat makan siang. Anak-anak SMP Chihiro segera menghambur ke kantin sekolah atau membuka bekal makanan mereka. Begitu pula dengan Hato yang sedang memesan makanan di kantin sekolah bersama Kaname. Kaname masih mengoceh tentang betapa lucunya Hato tadi di kelas.

Hato menghela napas dan berusaha menahan rasa kesalnya. Dia beranjak ke konter makanan dan mengambil makanannya. Saat itu dia berpapasan dengan Kyoko. Cewek yang enggan ditemuinya sampai kapanpun juga. Hato hampir menjatuhkan nampan makanannya karena terkejut. Kyoko tersenyum mencibir ke arahnya.

"Lucu sekali, kita bertemu lagi di sini, Hato." ujar Kyoko.

"Eh.. yah, begitulah.."

"Apa kita pernah bertemu sebelumnya?"

"Ti..dak.." sangkal Hato dengan suara lambat-lambat.

Hato kemudian berusaha menghindar dari cewek itu dan berjalan ke mejanya. Kaname kemudian mendatangi mereka berdua dan menyuruh mereka untuk makan bersama.

"Kaname!" Hato bersaha memperingatkannya.

"Kalau kau tidak mau makan bersama kami, silakan makan siang sendiri, Hato." komentar Kaname.

Hato menjadi geram dan mengikuti ajakan kawannya itu. Di sepanjang istirahat Hato hanya mendengarkan obrolan Kaname dengan Kyoko tanpa berkomentar apa-apa. Hato hanya menyimpan rasa kesalnya kepada Kyoko. Cewek yang suka mem-bully-nya saat masih SD dulu. Tinggal tunggu saja saat Kyoko mengejeknya lagi.

- - -


Sabishii (Kesendirian)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang