┉┅━━━━━━━━━━━━━━━┅┉
❝Syukurlah, karena kamu masih bisa tersenyum meski alasan kamu tersenyum bukan karena aku❞
-ILANA-┉┅━━━━━━━━━━━━━━━┅┉
Ila memegang tangan yang Nathan hempaskan satu tahun yang lalu.
Nathan pribadi yang sangat sensitif,sangat kasar dan emosian. Tak ada yang bisa mengatasi sifat Nathan,kecuali Ila. Hanya Ila lah yang dapat meredakan emosi Nathan.
Kejadian satu tahun yang lalu,masih melekat di ingatan Ila. Seperti baru kemarin.
Ila melanjutkan perjalananya yang tertunda,dan memutuskan langsung duduk dibangkunya sementara Fio dan Nada berada di luar dengan yang lain.
***
Entah apa yang dibicarakan teman-temannya,sehingga Ila tersenyum,namun Nathan yang berada di depan gerbang sekolah menatap Ila,Nathan terus memperhatikan Ila dari atas motornya. Ila yang merasa diperhatikan oleh seseorang detik itu juga menoleh kearah Nathan,seketika senyum Ila pudar. Wajahnya berubah menjadi datar,Ila menatap sinis Nathan yang kini memakai helm full facenya.
Tin..tin..
Suara klakson mobil terdengar,Ila mengalihkan pandangannya dan memperhatikan mobil itu dengan seksama. Seorang bertubuh tegap menggunakan seragam osis menghampiri Ila dan setelah itu Ila dengan anak itu memasuki mobil untuk pulang. Nathan memperhatikan mereka dari jauh,kedua alisnya seolah menyatu ia sebelumnya tak pernah melihat sosok itu. Mungkinkah itu pacar baru Ila? Bukannya Ila sedang dekat dengan anak kelas X?"Sial!" Seru Nathan yang membuat beberapa orang termasuk teman-teman Ila menatap kearahnya. Merasa diperhatikan Nathan pun menancap gas untuk mengikuti Ila.
Ila melihat kaca ditengah dan menyadari sebuah motor ninja merah ada dibelakang mobilnya. Itu Nathan,bukannya rumah Nathan tidak melewati daerah ini? Ila berpikir sejenak.
"Liatin apa?" Ucap seseorang disampingnya yang membuat ia mengikuti arah pandang Ila.
"Eh enggak,gimana sekolah lo?" Ucap Ila mengalihkan topik
"Ya gitu,biasa. Tau gitu gue pindah satu sekolah sm lo aja la" jawabnya menatap lurus kedepan
"Enak aja! Nanti yang lain tau dong kalo kita kembar" protes Ila.
Ila memang mempunyai kembaran bernama Leo. Selama ini Leo berada di Aussie mengikuti papanya. Sementara Ila di sini menemani mamanya. Semenjak mereka berumur 3 tahun Leo sudah berada di Aussie. Itu yang membuat teman-teman Ila tak mengetahui jika Leo adalah kembarannya. Terlebih Ila tak pernah sekalipun membicarakan Leo kepada teman-temannya.
"Beruntung lo punya kembaran kaya gue! Tajir tujuh turunan,cowo idaman!" Ujar Leo menjulurkan lidahnya.
"Nenek lo nungging" balas Ila
"Nenek gue nenek lo juga keles."
"O ya,lupa."
Situasi didalam mobil hening seketika,dan Leo memutuskan untuk menyetel radio. Sementara Ila mengamati pemandangan diluar jendela.
Walau kau menghapus,menghempas diriku mengganti cintaku...
Itulah yang Nathan lakukan kepada Ila,semuanya masih terasa nyata hingga detik ini.Semua tak mampu hilangkan cinta yang tlah kau beri...
Apa yang Nathan perbuat,belum cukup untuk membuat Ila membenci Nathan. Memang Ila terlihat sangat benci dengan Nathan. Sebenarnya itu hanyalah ungkapan rasa kekecewaan Ila terhadap Nathan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ILANA
Teen Fiction"Kamu itu ibarat warna,dan aku adalah kertas putih" ucap Nathan. Setelah sekian lama,dia kembali padaku.