┉┅━━━━━━━━━━━━━━━┅┉
❝kepada Nathan,terimakasih telah mengajarkanku cara mengiklaskan ❞
-ILANA-┉┅━━━━━━━━━━━━━━━┅┉
Esoknya,Ila sekolah diantar dengan Leo. Entah mengapa perasaannya dari tadi tak enak. Ia merasa akan ada sesuatu yang mengejutkan.
Mobil itu berhenti tepat di depan gerbang sekolah,Ila melangkahkan kakinya dengan ragu. Melambaikan tangan kearah Leo,dan menunggu mobil itu menghilang. Setelahnya Ila masuk,berjalan di koridor dan menuju kelasnya. Tetapi langkahnya terhenti karena melihat sekelompok orang yang menatap Ila. Itu Allen! Gumamnya,dengan cepat ia menuju kesana.
"Ila!" Panggil Nada.
"Ada apa? Kok ramai-ramai" tanyanya melihat satu persatu wajah yang terlihat panic.
"Eh.. gila ya! Idih banget tau gak?" Ucap Fio
"Apasih,bego buruan" Ila yang dari tadi penasaran,kini berubah emosi karena dari tadi mereka tak mengatakan apapun melainkan melontarkan kata-kata yang membuat Ila semakin penasaran.
"Eh ya gue kasih tau, si Nathan jadian sama Tania ewww"
"Iya tadi pagi gue liat sendiri mereka gandengan tangan,jijik yaampun Nathan bego banget serius"
Hah? Nathan jadian sama Tania? Seriously?
"Apa? Bukannya tipe Nathan gak gitu?" Ucap Ila tak percaya,pasalnya Nathan bukanlah orang yang sembarang memilih cewe. Ila tahu betul tipe Nathan,Tania adalah gadis yang jauh dari kriteria Nathan. Bagaimana mungkin?"Awas bos besar mau lewat!" Teriak seseorang yang membuat Ila dan teman-temannya menoleh kearah sumber suara tersebut. Beberapa detik kemudian, terpampanglah sosok Nathan dan disebelahnya terdapat seorang gadis yang tadi digosipkan oleh mereka. Tania.
Detak jantung Ila meningkat,ia tak percaya dengan apa yang ia lihat saat ini. Nathan dan Ila saling beradu pandang. Sungguh Ila tak mengerti isi otak Nathan. Nathan dan Tania berjalan kearah kantin. Sementara Tania dan kawan-kawan hanya keheranan menatap mereka pergi."Oh shit..." Ucap salah satu diantara mereka.
"Gue ga paham deh sama Nathan!"
"Eh guys lo ngerasa ga? Kalo Nathan itu emang cari sensasi. Gila apa pacaran sama anak OSIS dan lo semua tau kan Nathan paling anti berurusan dengan OSIS dan segala jajarannya?" Kata Lala,kalau dipikir benar juga. Karena Nathan sang ketua geng Busted yang terkenal dan ditakuti itu berpacaran dengan OSIS yang jelas-jelas memberantas orang semacam Nathan?
"Ila lo gak papa kan?" Tanya Lala memperhatikan Ila yang menatap kosong.
"Hah? Eh gue ke kelas dulu ya" ucap Ila. Ia tahu betul,jika dirinya berlama-lama dengan mereka akan tersebar gosip lagi. Bisa-bisa ia akan terkena masalah,atau muncul masalah yang tidak ia inginkan. Ila menuju ke kelas,dan seisi kelas menatapnya dengan tatapan khawatir. Seolah tahu isi hati Ila yang sangat syok karena kenyataan yang Ila ketahui pagi ini.
Gue kangen sama gue yang dulu,udah cukup gue pura-pura kaya gini. Itu yang terlintas di benak Ila. Ia menelan ludah,mengingat kejadian setahun yang lalu. Ila adalah ketua geng,seluruh sekolah takut padanya. Ila pandai memainkan nasib anak-anak yang berurusan dengannya di sekolah. Berbagai peringatan dari guru adalah makanannya tiap hari. Pentolan sekolah itu sebutan yang menggambarkan bagaimana Ila. Meskipun begitu,ia dulunya adalah anggota OSIS. Tetapi ia keluar,bukan dikeluarkan. Ia keluar karna tak tahan oleh kemunafikan OSIS. Bersama Nathan,Ila semakin ditakuti karena ia menyandang status sebagai pacar dari ketua geng Busted yang terkenal di wilayahnya. Sampai suatu saat Ila dan Nathan putus,setelah geng Ila terkena masalah bertubi-tubi. Hal itu juga sama yang terkena pada Busted mengakibatkan seluruhnya kena skorsing dan beberapa di drop out. Dibawah penekanan Nathan yang meminta Ila berhenti berkelakuan brandal secara instant,sementara Nathan? Ia makin jadi. Ila sadar dengan melihat teman-temannya terkena masalah. Ila sendiri lebih merasakannya tetapi ia sama sekali tidak menjadikan beban. Geng Ila pecah, Ila memutuskan untuk menjadi biasa-biasa saja,tak berulah,berteman dengan siapa saja tetapi justru Ila lah yang membatasi pertemanan. Ia hanya memiliki teman bernama Dena yang pendiam. Ia tak lagi main,tak ada acara malming. Yang dilakukannya hanyalah ansos ansos dan ansos. Sementara Nathan? Ia semakin brengsek, dan semakin berani.
KAMU SEDANG MEMBACA
ILANA
Teen Fiction"Kamu itu ibarat warna,dan aku adalah kertas putih" ucap Nathan. Setelah sekian lama,dia kembali padaku.