Chapter 6 #Dzaki

4 1 0
                                    

Sore itu, aku dan dzaki seperti biasa berboncengan di motor matic merah kesayangan nya..

Perjalanan kami ke stasiun sebetulnya tidak lah lama, hanya 15 menit saja dari arah sekolahku..

Sungguh indah dan tenang rasanya jum'at sore ini... Angin yang menerpa wajahku ini seolah membelai memori indah ku beberapa tahun yang lalu saat ayah datang menjemput ku disaat sekolah dasar...

"Ehehem... Neng... Diem diem bae nih" (ucap dzaki padaku)

"Eh, iya.. kenapa ki.. maaf - maaf, gue ngelamun"

"Yah.. ngelamunin apa sih lu ? Jangan - jangaannnn"

"Ih lu.. jangan berasumsi yang aneh - aneh deh"

"Hahaha... Yakali, emang lu tau apa yg gue fikirin ?"

Aku pun diam setelah dzaki berkata demikian..

"Heh... Kenapa jadi diem dah..." (Dzaki memanggilku, tapi aku tidak merespon panggilannya dan hanya melamun di belakang nya)

"Net.... Kita berhenti dulu yah.. gw mau shalat ashar... Lu mau ikut ?"

"Hah..?? .. eh iya ki.. iya.. Gw juga mau ikut.."

"Hayo kalo gitu turun.. ni kan udah di depan mesjidnya.."

"Eh.. iya ki, kalo gitu gw duluan ya ke tempat wudlu"

"Iya.. iya sana gih.. jauh - jauh..."

"Hih... Kang ojek jahat, usir - usir aku"

Dzaki hanya tertawa mendengar aku berkata demikian..

Ku teruskan jalanku menuju tempat wudlu wanita..

"Hah... Segarnya...."

Air wudlu ini menyegarkan dan menenangkan fikiran ku, kulanjutkan segera dengan shalat ashar...

Kulipatkan kaki ku setelah attahiyat akhir ku, ku panjatkan do'a ku kepada tuhanku... Selalu kusematkan do'a teruntuk kedua orang tuaku disetiap selesai shalat ku...

Tak pernah aku berfikir untuk menambahkan do'a lainnya selain dari do'a ku untuk ayah dan ibuku, karena seberapa berbaktinya diriku tetap tidak akan bisa menandingi segala hal yang mereka telah lakukan untuk ku.. do'a dan tangis ku untuk mu tuhan ku, semoga engkau mengampuni segala dosa baik dari lahir dan bathinku.. dan juga dari kedua orangtua ku...

Ku usap sedikit air mataku.. kubereskan mukena itu dan kutunggu dzaki diluar pintu masjid ini..

"Hei"

"Eh.. hai"

Ku melihat sosok itu yang tak asing bagi ku.. ya, kak kean... Dia duduk memakai sepatu di depan ku...

"Nunggu siapa ?"

"Oh, lagi nunggu dzaki.. kak"

"Oh.. dzaki.. ketua angkatan kelas 10 itu ya..?"

"Iya kak"

"Ok.. salam dari kean gitu yah... Aku permisi duluan"

"Iya kak"

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam kak"

Akupun mencoba tak berkedip untuk melihat kak kean.. bagaimanapun rasa suka ini sepertinya mulai mengganggu konsentrasi ku...

"Dor...."

"Astagfirullah"

"Liatin si kean lu ya ?"

"Heeee ? Nggak kok.."

"Ah masa ?"

"Iya sumpah ki.. bener"

"Jangan sok sumpah - sumpahan.. jelek itu.."

"Iya ki.. iya.. ngaku deh gue.. iyaa.."

"Nah... Gitu dong, yuk naik.. bentar lagi kereta ke bogor kan bakal dateng.. "

"Iya ki.. hayu.. takut telat juga gue"

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Dunia ini begitu sempit ya, bisa - bisanya aku bertemu dengan kean seperti ini..

Aku tak pernah berpikir bahwa sepertinya cinta pada pandangan pertama itu akan ada dan hadir di dalam seorang Janneta Annisa Husaain...

A Story Of The UntoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang