Ch.5: Diterjang Aris Sepanjang Malam

19.4K 505 11
                                    

Sekembalinya mereka ke kantor, Rega langsung mengurusi gundukan celananya yang sudah seperti bukit menjulang itu. Dia kemudian melampiaskan hal itu dengan tangannya di toilet kantor sambil membayangkan Adit sedang mencumbui dirinya,'Oh seksinya' bayang-bayang Rega berbicara sampai akhirnya seluruh cairannya tumpah ke toilet yang didudukinya. Untuk sementara, hanya hal ini yang dapat dilakukan oleh Rega untuk menunutaskan pikiran kotor yang membayang-bayangi dirinya.

Rega lantas kembali ke meja kerjanya untuk menuntaskan pekerjaannya yang sedari tadi belum selesai. Ada banyak berkas yang harus dilaporkan oleh dirinya, termasuk berkas yang sekarang berada di tangan Aditya. Namun untungnya, anak itu ada untuk membantunya yang akhirnya dapat mengurangi beban kerjanya. Dan ketika Rega sampai ke meja kerjanya, dia terkejut melihat Aris sudah duduk di kursi yang ada di depan mejanya.

"Aris," ucap Rega, lelaki yang dipanggilnya itu kemudian membalikkan badannya dan menatap Rega dengan tatapan yang menelisik.

"Sedang apa kau disini?" tanya Rega kemudian ketika mata mereka saling bertemu. Tangan lelaki yang bernama Aris itu kemudian menyentuh paha Rega, tangannya itu kemudian menelusuri paha atasnya dan meremas kemaluan Rega kemudian. Kemaluan yang masih menggembung karena baru saja dikeluarkan isinya. "Kau habis masturbasi?" ucap Aris dengan pelan.

Rega kemudian melotot memandang Aris, dia lantas menepis tangannya itu dan langsung duduk ke meja kerjanya meninggalkan Aris dengan senyuman dan sentuhan nakalnya itu.

"Ngomong apasih kau" ucap Rega ketus.

Aris menatap Rega dengan senyuman yang penuh arti,"Kau habis bertemu siapa sampai akhirnya kau terpaksa masturbasi seperti itu di kantor?" tanya Aris kemudian kepada Rega yang enggan menatap wajahnya.

"Tidak, tidak ada" ucap Rega dengan wajah yang masih memerah, dia tidak menyangka bahwa Aris dapat mengetahui apa yang ada di dalam hatinya.

Aris kemudian berdiri dari tempatnya duduk sekarang, dia kemudian berjalan mendekati Rega dengan senyuman nakal yang tergurat di pipinya,"Kau tidak ingin berbicara, huh?" ucap Aris.

"Baiklah, mungkin ini dapat membuatmu berbicara" lanjut Aris sambil mengeluarkan sesuatu dari dalam celananya. Tititnya. Benda itu sudah mengeras dengan kepala yang berwarna merah muda dan juga aroma lelaki yang khas, di ujungnya sudah terlihat cairan putih yang hampir menetes jatuh dari kepala itu.

"Gila kau. Sembunyikan barangmu itu, sebelum ada yang melihat kita seperti ini" ucap Rega dengan panik dan buru-buru menutupi kelamin Aris tersebut dengan tangannya. Rega hanya bisa menelan ludah ketika tangannya itu merasakan hangatnya benda keras itu di ruangannya yang dingin seperti ini, terasa nyaman rasanya.

"Dia merindukan kau, kau tidak mau memberikan salam dulu kepadanya. Sebuah kecupan mungkin cukuplah" ucap Aris dengan senyuman nakal dan tangannya yang mulai memajukan kepala Rega tersebut.

"Kau ini,-" ucapan Rega tertahan ketika Aris berhasil memaksakan tititnya itu masuk kedalam mulut Rega, dan untuk sesaat dia merasakan basahnya mulut Rega sampai akhirnya dia melepaskan kelaminnya itu dan kembali memasukkannya ke sarangnya.

"Jangan di tempat seperti ini ris, kan kau tau ini kantor. Kalau ada yang melihat kita seperti tadi bagaimana?" ucap Rega dengan nada yang khawatir sambil mengelap air liurnya yang menetes di sela-sela bibirnya.

"Kan adikku ini kangen sama-mu, yang aku langsung pertemukan sajalah" ucap Aris sambil meremas kelaminnya itu.

"Sepertinya baru kemarin malam rasanya kita main, gak cukup tiga ronde kemarin malam. Badanku sudah seperti remuk hari ini" ucap Rega sambil menatap Aris tajam.

"Kuranglah bagiku, aku biasanya lima ronde sih, atau paling tidak empat jam-an lah" ucap Aris dengan santai dan menyimpulkan bibirnya.

"Dasar Arab gila, untuk punyamu besar dan keras, kalau tidak, malas sekali aku meladeni nafsumu yang besar itu. Ya sudah, nanti malam lagi sajalah, kali ini jangan telat" ucap Rega sambil berusaha kembali fokus ke berkas yang ingin dikerjakannya.

Aditya, Anak Magang [Finished]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang