1

70 6 1
                                    

Sewaktu mendengar kata forensik, apa sih yang kaliam bayangkan? Bagi bagi yang menyukai cerita detektif seperti Detektif Conan dan Sherlock Holmes, pastinya sudah kenal dengan istilah TKP atau Tempat Kejadian Perkara. TKP biasanya adalah tempat ditemukannya korban kejahatan. Di sekitar tempat itu, polisi dan detektif akan mencari barang bukti yang berhubungan dengan korban dan bisa mengarahkan ke pelaku kejahatan! Keren ya?

Nah, di balik itu, ada tim yang membantu polisi dan detektif untuk menguatkan bukti yang telah mereka kumpulkan. Barang-barang bukti dari TKP akan dibawa ke ahli forensik dari berbagai bidang ilmu untuk membuktikan kejahatan pelaku di pengadilan.

Dokter adalah salah satu ahli yang sering bekerja sama dengan polisi untuk mengungkap kejahatan. Dan karena gue pernah kuliah di bidang kedokteran,

Di bidang kedokteran, dokter spesialis forensik adalah satu-satunya dokter yang ahli dalam kedokteran sekaligus masalah hukum. Jadi, kalau ada apa-apa mengenai manusia yang kena masalah hukum, polisi bisa memanggil dokter forensik. Dokter forensik tuh ngapain aja si?

Dokter forensik identik bekerja di ruang autopsi. Autopsi itu yang membedah-bedah mayat, tapi cuma bisa dibedah kalau polisi yang minta jika ada kesimpangan kejadian, dengan surat perintah dari kepolisian. Di situ, dokter forensik memeriksa semua detail yang ada pada mayat. Kemudian, hasilnya dicatat dan difoto dengan teliti karena semuanya adalah barang bukti punya polisi. Setelah itu, baru dilakukan bedah mayat. Dokter melihat bagaimana keadaan organ dalam seperti otak, jantung, paru-paru: apakah rusaknya karena penyakit atau karena kejahatan seperti dibunuh, diberi racun, dan sebagainya.

Selain berurusan dengan mayat, dokter forensik juga memeriksa korban kejahatan yang masih hidup. Misal, ada orang yang mengaku dipukulin terus dia lapor ke polisi, terus polisi minta tolong ke dokter forensik untuk memeriksa apakah orang itu benar dipukulin atau mukulin dirinya sendiri. Kadang polisi juga minta tolong dokter forensik untuk memeriksa pelaku kejahatan yang mengaku gila, karena menurut undang-undang orang gila tidak bisa dihukum. Kasus lain yang dibantu oleh dokter forensik adalah memeriksa korban kecelakaan lalu lintas dan membuktikan orang tua kandung seseorang melalui DNA.

Itulah pekerjaan gue dengan lintasan belajar yang cukup panjang kuliah jurusan Kedokteran dapet gelar Dokter Umum, trus kuliah lagi untuk menjadi Dokter spesialis forensik.

Itu bukan mau gue.

Siapa lagi sih kalo bukan orang tua yang maksa. Dengan alibi

"Kamu tuh harus nerusin Papa. Setidaknya kamu punya potensi karna sering melihat Papa bagaimana di rumah sakit, bagaimana merawat orang yang sakit."

Gue mau kok masuk kedokteran. Tapi bukan Forensik. Ngobatin orang yg hidup juga gua masih mampu, tapi gue emang ga mau jadi dokter untuk manusia. Cita cita gue dari awal ya Dokter Hewan. Sama sama Dokter kan. TAPI DILARANG KERAS.

Alesannya, "kamu ga akan dapet apa apa kalo jadi dokter hewan"

WTH.

Pernah sekali gue bawa seekor kucing  ke rumah sakit hewan di Bandung, karena di tabrak, kakinya patah, bahka udah remuk, jantungnya juga udah lemah, karna di tabrak mobil yang ga bertanggung jawab, dan akhirnya tak tertolong, di oprasi yang ke 3. Gue bawa pulang itu kucing ke rumah di kubur di taman belakang rumah.

Bokap liat gue lagi ngubur itu kucing,

"Binatang lagi?, Apa?" Tanya bokap segan

"Kucing," jawab gue singkat sambil nyerok tanah untuk di masukin ke dalam lubang yg udah di isi sama mayat kucingnya.

"Udah lah hewan terus yang kamu urusin, dokter hewan tuh udah banyak kuh, kamu tuh dengerin papah aja sekali kuh, dokter forensik tuh kurang banget di Indonesia, kamu tuh punya bakat kok kamu orangnya teliti, jelih. Permintaan terakhir papah sama kamu nak, ini untuk menegakan keadilan juga, kamu bisa membantu di sana."

"Pah mending papa masuk, istirahat, kukuh mau masuk juga sebentar lagi udah selesai nguburnya. Dan ini hanya masalah kucing yang di kubur. Gausah merembet kemana mana." Ucap gue pake muka lempeng dengan banyak peluh di dahi.

"Udah ya kukuh masuk dulu, mau ujan. Kalo papah mau di sini yaudah."

Perdebatan ini ga akan pernah selesai sampai gue mengatakan iya untuk jadi dokter Forensik, ke papa.

Sampai beberapa bulan kemudian ada satu kejadian yang di berita kasusnya ga selesai selesai. Pelaku. Pelakunya ga pernah di temukan. Sampai kasusunya di tangguhkan.

Gue mulai berfikir, gimana perasaan orang tua korban, orang yang di lingkungan korban, orang terdekat korban, melihat pelakunya tidak di temukan  karna kurangnya bukti. Sakit sudah pasti. Dan di situ. Gua mulai berfikir. Mulai berbicara ke papah, kalo gue akan menjadi Dokter forensik.

TBC

SEGINI DULU YA....

JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT.

Forensices ScienceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang