PERCAKAPAN

11 0 0
                                    

Malam itu Ucha dan Alam bertemu. Mereka membicarakan persiapan pernikahan Alam di Malang akhir pekan ini. Udara yang kering di bulan Mei membuat cuaca terasa panas. Di angkringan gerobak sederhana MbokJu. Mereka merasakan nikmatnya kopi joss (kopi arang) ditemani pisang goreng panas yang baru saja di angkat dari wajan.

“Jadi nanti pake mobil siapa Cha?” tanya Alam
“Pake mobil Ghea kayaknya. Mobil dia nganggur.” Jawab Ucha singkat
“Gimana persiapanmu bro? Dah siap jadi suami orang?”
“Whaha. InsyaAllah Persiapan yang 80% lah. Karena sederhana jadi gak banyak yang disiapin. Yang penting akadnya. Alhamdulillahnya pihak calonku juga sepemahaman. Jadi ga ribet-ribet amat. Ga pake acara bawa lemari. Hantaran lagi dibungkusin semua di rumah. Beres lah. Tinggal 20%nya menuhin mental Cha! Whahaha,” terang Alam
“Wah. Gitu yak. Hahahaha. Bagus lah. Nanti jika waktunya sudah tiba aku berguru pada mu lah ya bro.”
“Siap. Hahaha.. Eh btw. Aku udah hubungi Nah 2 hari yang lalu. Terus katanya mau hubungi kamu. Udah ada sms belum?” Tanya Ucha
“Ha? Belum ada. Gak ada SMS dari dia Lam”
“SMS lah,”
“Emmm. Baiklah...” sahut Ucha dengan nada datar.
“Kalian keenapa? Ada apa? Masih lost contact?”, kata Alam sambil mengernyitkan dahi
“Iya. Masih. Gak pernah berkabar lagi. Ketemu terakhir 3 bulan lalu. Ga banyak ngobrol. Cuma bully-bullyan aja, kayak biasanya. Abis itu udah. Dia buru-buru mau ketemu responden gitu katanya,”
“Kalian? Udah gede. Tapi kucing-kucingan. Sama aja dah. ”
Lalu Alam melanjutkan kalimatnya
“Gini Cha. Menurutku, kalian musti saling ngomong. Mau sampe kapan kayak gini? Kucing-kucingan. Yang satu ngajakin nanjak, yang satu cari kesibukan di weekend. Giliran yang satu ngajakin nangkring, ee yang satunya masih sama tikus kesayangannya. Hadehh!!!! Pft”. Keluh Alam
“Kita tu temenan udah dari jaman kapan? Gak ada namanya temen baik pake banget, terus tiba-tiba lost contact, kalau ga ada apa-apa. Aku yakin banget di antara kalian itu ada apa-apa. Gitu. Menurutku lho ya,” ucapnya panjang.
“Hmmmm. Aku pun bingung sebenarnya kenapa? Karena sebenarnya ga ada masalah. Kecuali kayak dlu pas aku gak tanggung jawab soal tenda yang kehujanan dan Nah marah besar di atas gunung.Tapi ini tu tiba-tiba aja.. lost. Hening dan diam. There’s not news anymore.”
“I know. Tapi Cha. Kalau misalnya kamu gak ada perasaan apa-apa ke Nah, its oke. Tapi kita ga tahu gimana perasaan Nah ke kamu. Caranya ngomong sama kamu dan natap matamu tuh beda sama kalau lagi ngomong sama aku.”
“ufft”
“aku sudah menebak soal Nah sejak dulu. Tapi aku milih diem. Biar kamu sadar. Tapi its been a long time. Kamu belum nyadar juga. SMS aja gih buruan".

Mereka cukup lama di angkringan hingga tiba-tiba hujan turun. Tidak begitu deras, tapi bunyi air yang jatuh di atap seng, membuat hujan terdengar sangat deras. Ucha dan Alam pun tidak membawa mantel hujan dan akhirnya terpaksa menunggu hingga hujan reda.
Ucha mengetik sesuatu di HP-nya.

“Assalamu’alaikum Nah. Udah tahu kalau Alam nikah Sabtu weekend ini, kan? Jadi kita pergi Jumat malam. Kamu harus ikut yaa. Ghe bisa ikut. Kita pake mobilnya. Kalau mau besok kita ketemu dulu di angkringan MbokJu buat bahas transport dan lain-lainnya ya sama Ghe. See you.”
Sent

KESEMPATAN KEDUA (NAMANYA NAH) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang