Kamulah-2

12 0 0
                                    

Hari itu memang menjadi hari yang sangat melelahkan bagi Yumna, sekaligus membuatnya kesal pada pria yang telah menyerempetnya. Setelah kerjaan di kafe selesai, Yumna bergegas pulang dengan wajah lesu. Setibanya dirumah dia melihat Ibunya tergeletak dilantai dapur dengan pecahan gelas di sampingnya, sontak saja hal itu membuat Yumna terkejut dan kebingungan atas apa yang ia lihat ini.

Ia memanggil manggil sang adik, tapi tak kunjung menjawab. Ternyata ia sadar bahwa sang ibu sendirian berada di rumah. Tanpa pikir panjang Yumna langsung menghubungi adiknya itu. Namun beberapa kali ia menelfon tak kunjung diangkat juga oleh adiknya, padahal Yumna sudah merasa khawatir sekali akan keadaan sang ibu. Sesekali ia berusaha  membangunkan sang ibu dari pingsanyya itu, sembari ia terus menelfon sang adik.

“Jinmin ayo angkat telfonnya, kemana sih dia ... ,” dengan perasaan cemas Yumna menghubungi adiknya.
“ Halo kak, ada apa?” jawab Jinmin.
“Kamu kemana aja cepetan pulang! udah larut malam juga masih aja keluyuran!” bentak Yumna pada adiknya.
“Maaf kak, Jinmin lupa ngasih tau kakak kalau  hari ini Jinmin pulang agak lama, soalnya ada  tugas kuliah yang harus diselesaikan,” jelas Jinmin pada kakaknya.
“Udah pokoknya kamu cepetan pulang, ibu pingsan dirumah dan nggak ada  orang dirumah waktu kakak pulang.”
“ Apa kak ... ibu pingsan? terus sekarang ibu gimana, udah siuman?”
“ Udah kamu buruan deh cepetan pulang.”
“Iya kak iya Jinmin langsung pulang sekarang.”

Setelah dibawa ke Rumah  Sakit, Dokter langsung menangani ibu Yumna. Kedua kakak beradik itu sangat gelisah , karena melihat kondisi ibunya yang terbaring lemah di sana. Setelah menunggu cukup lama, akhirnya Dokter pun keluar dan memberikan informasi mengenai kondisi ibu mereka.

“Dengan keluarga Nyonya Park Soo Ji?” tanya Dokter pada dua gadis yang sedang duduk menunggu didepan ruang pasien.
“Iya Dokter, benar kami putrinya, bagaimana keadaannya Dokter?” tanya Yumna pada Dokter mengenai kondisi ibunya.
“Ibu kalian mengidap sakit paru-paru dan itu membuatnya lemah dan sering batuk-batuk, ibu kalian harus mendapatkan perawatan yang serius, karena penyakitnya ini sudah sangat parah dan harus dirawat intensif di Rumah Sakit.”

Mendengar pernyataan Dokter tersebut membuat Yumna dan adiknya  sangat terkejut, ditambah lagi  akan sakit yang diderita sang ibu sudah cukup parah, karena selama ini ibunya memang sering batuk-batuk dirumah, tapi selalu tidak mau dibawa ke Rumah Sakit, menurut ibunya itu hanya sakit batuk biasa saja. Yumna begitu amat menyesal karena terlambat mengetahui penyakit ibunya yang sudah cukup  parah itu.

*******

Sementara itu, pria yang waktu itu menabrak Yumna, tiba-tiba teringat akan sosok Yumna yang menurutnya cantik dan sedikit agak pemarah itu. Wonbin berinisiatif untuk mendatangi kafe tempat Yumna bekerja. Kebetulan waktu dia menyerempet Yumna waktu itu, ia sempat melihat nama kafe tempat Yumna bekerja di box makanan yang ada di belakang  motor Yumna, sehingga ia tahu alamat Yumna bekerja, yang ternyata lokasinya tak jauh dari tempat tinggalnya.

Saat Wonbin tiba di kafe, ternyata ia tak melihat Yumna disana, saat ia bertanya pada pemilik kafe, ternyata Yumna tidak masuk kerja sejak 3 hari lalu, karena ibunya tengah sakit dan sedang di rawat di Rumah Sakit. Setelah mendapat informasi dari sang pemilik kafe tersebut, Wonbin berniat meminta nomer telefon Yumna dari pemilik kafe tersebut. Sesampainya di rumah, Wonbin terus saja teringat akan Yumna, dan ia langsung mengambil ponselnya untuk  menelfon Yumna.

“Yeoboseyo?” ucap Wonbin di telfon.
Tak menunggu lama, akhirnya telfon dari Wonbin pun diangkat oleh Yumna.
“Ne, nuguseyo?” jawab Yumna dengan penasaran, sebenarnya ia tidak mengenali nomor yang menelfon dirinya.
“Maaf kalau sudah mengganggu waktunya, Aku pria yang waktu itu tidak sengaja menabrakmu di jalan.” kata Wonbin.
“Untuk apa kamu menelfonku, lagi pula kamu tau dari mana nomor telfonku.”  tanya Yumna pada pria itu.
“Aku Cuma mau  bilang sama kamu, sekali lagi aku minta maaf atas kejadian yang waktu itu, dan aku pingin mastiin kalo kamu baik-baik saja.”
“Udahlah nggak perlu dibahas lagi soal itu,” jawab Yumna.
“Aku denger kamu lagi ada musibah, aku turut sedih atas musibah yang menimpa kamu,” kata Wonbin.

Yumna terdiam sejenak, Dalam hatinya ia merasa bingung, darimana pria itu tau tentang keadaan yang tengah menimpanya. Sementara ia belum kenal tentang orang itu, dan baru sekali bertemu saat  insiden tabrakan waktu itu.

“Dari mana kamu tau soal itu ?” tanya Yumna pada pria itu.
“Aku tahu itu semua dari pemilik kafe tempat kamu bekerja, dan dari situ juga aku tahu namamu. Ngomong-ngomong boleh nggak kalo aku jenguk ibu kamu besok? Sekalian aku pingin minta maaf sama kamu Yumna,” kata Wonbin.

Yumna langsung mematikan ponselnya begitu saja, karena menurutnya pria itu tidak penting dan cuma iseng saja, nggak ada untungnya juga bagi Yumna untuk merespon pria itu, ditambah lagi ia tidak kenal betul akan pria itu.

KamulahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang