H-1 sebelum penyamaran
Taehyung menenggelamkan seluruh wajahnya diatas kedua tangan yang terlipat diatas meja. Jarum jam sudah menunjukkan pukul 10 pagi dan Jungkook belum datang ke kantornya. Pasti dia sedang mampir ke warnet dulu, atau berduaan dengan overwatch-nya batin Taehyung—kesal.
"Permisi, Presdir. Kakek anda sedang menunggu anda dibawah."
Kenapa kakek kesini, coba?
Dengan malas, Presdir itu menampakkan wajah kusutnya kepada pegawai wanita yang tadi berbicara dengannya.
"Aku akan segera kesana."
"Baik, Presdir. Kalau begitu, saya permisi." Wanita itu membungkuk hormat pada Taehyung, lalu berjalan meninggalkan Taehyung sendirian diruangannya. Taehyung menggerutu tak jelas pada dirinya sendiri, mungkin karena mood-nya sedang tak baik hari ini.
Pria itu—mengambil jas hitamnya yang disengaja digantungkan dikursinya, lalu memakainya. Tak lupa juga dia mengancingkan jas tersebut agar terlihat lebih rapi.
Setibanya didepan lobby utama perusahaan K Group, Taehyung dapat melihat dengan jelas seorang pria tua, yang jika dikira-kira berusia 60an tahun, dan tentu saja senyum pria tua itu sama miripnya dengan Taehyung. Oh ya, dibelakang pria tua itu juga terdapat 5 pria berjas dengan kacamata hitam dengan bluetooth headset—mungkin orang-orang itu bisa dikatakan sebagai bodyguard.
Taehyung memeluk kakeknya dengan erat, "apa kabar, kek?"
"Kakek sehat," kakek Kim membalas pelukan dari Taehyung, "sangat sehat, tentunya!"
"Tentu saja. Kakek sudah sarapan?"
Kakek Kim melepaskan pelukan dari Taehyung, "belum. Kau mau sarapan bersamaku?" Pria tua itu bertanya. Tentu saja dengan senang hati, Taehyung menjawab 'iya'. Sarapan bersama sang kakek merupakan ide terbaik untuk melepas stressnya.
"Baiklah. Bagaimana dengan chinese food? Kakek yang traktir."
Ide bagus, kek.
Taehyung mengangguk, tanda setuju. Beberapa saat kemudian, kakek Kim mengisyaratkan kepada para bodyguard-nya agar pergi meninggalkan mereka berdua bersama—Taehyung dan sang kakek.
"Bodyguard? Kakek bercanda?"
Taehyung mengkritik kakeknya sendiri saat menuju restoran chinese food yang terletak didekat lobby tadi. Kakek Kim awalnya menanggapi Taehyung dengan tertawa, namun ketika mereka berdua sudah tiba direstoran, dan duduk didekat kaca yang memiliki pemandangan Kota Seoul diluar sana, kakek Kim melanjutkan perkataannya,
"Kakek sudah tua. Nenekmu sudah tiada beberapa tahun yang lalu, lalu kasus kedua orangtuamu.. jadi, harus ada yang merawat dan menjagaku."
Taehyung terdiam. Kenapa harus disangkut-pautkan dengan kedua orangtuanya, sih?
"Kakek terlalu banyak bicara. Mana pelayannya? Kakek sudah lapar." Kakek Kim dengan tidak sabaran memanggil salah satu pelayan perempuan, lalu memesan 2 paket chinese food untuknya dan juga untuk cucu satu-satunya.
Setelah selesai apa yang harus dicatat pelayan itu, dia langsung membungkuk hormat kepada kedua orang penting yang ada dihadapannya. "Mohon ditunggu sebentar untuk pesanan anda, tuan." Ucap sang pelayan tersebut sebelum meninggalkan mereka berdua.
"Kek," Taehyung memanggil kakeknya. "Menurut kakek, kecelakaan pesawat itu disengaja atau tidak?" Taehyung bertanya, penasaran.
Kakek Kim memejamkan kedua matanya, mengingat peristiwa 17 tahun lalu. Dimana tragedi kecelakaan pesawat yang berada dibawah komando K Group menewaskan belasan karyawan dan juga kedua orangtua Taehyung. Saat itu Taehyung masih berumur 7 tahun, dengan samar ingatan akan berita meninggalnya kedua orangtuanya yang sampai sekarang masih menghantui Taehyung.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Boy's Side; Kim Taehyung
Fanfiction[ PENDING ] Bagaimana jadinya jika Kim Taehyung, seorang presdir berusia 24 tahun, menyamar menjadi siswa SMA? Sungguh tradisi keluarga yang konyol! Start; August 2018 Finish; -