02.WHAT THE HELL

2.2K 165 3
                                    

Jam masih menunjukkan pukul enam pagi, biasanya penghuni kamar bernuansa biru itu masih terlelap dengan selimut tebal menutupi tubuh mungilnya. Namun kali ini ia bangun lebih pagi dari biasanya, untuk membereskan sisa barang-barang yang akan ia kemas.

Bu Kos tidak main-main soal mengosongkan kos yang sudah 3 tahun Gisna tempati ini, baru kemarin mereka berkumpul sudah banyak kamar yang kosong. Hanya tinggal beberapa saja.

Gisna menghela nafas, ini terlalu berat baginya namun ia bisa apa? Dengan uang seadanya ia mencari kos yang murah demi bisa menghidupi cacing-cacing di perutnya yang mencuri nutrisi makanannya.

Gisna bergegas mengambil handuk dan antri mandi. Hari ini ia ada jam kuliah dengan dosen Botak, eh Pak Indra maksudnya. Mahasiswa menjulukinya begitu karena dari awal Gisna masuk menjadi mahasiswa baru, dia tak pernah tahu kapan rambut pak Indra tumbuh.

Ponsel Gisna yang ia tinggalkan di kamar menyala menampilkan panggilan masuk, disana tertera nama Refi sahabat menggilanya. Tak mendapat jawaban, Refi mematikan panggilannya dari seberang sana.

Seseorang membuka kamar Gisna, dia celingak celinguk tak ada seseorang karena penghuni masih tidur atau antri mandi. Akhirnya seseorang itu masuk setelah melepas sepatu sneakers miliknya.

"Pantesan nggak di angkat!" Gerutu cewek dengan tampilan rambut di urai dengan bando warna pink menghiasi kepalanya.

Refi duduk menghela nafas melihat kamar kos Gisna, kos saksi mereka mengenal satu sama lain sampai menjadi sahabat yang tak pernah di pisahkan.

"Udah berkemas ternyata!" Gumam Refi kemudian mengotak-ngatik ponselnya.

Knop pintu di buka dari luar menampilkan Gisna yang menggunakan babydoll warna biru navy dengan bintang-bintang kecil menghiasinya.

"Udah dateng!" Ucap Gisna sambil mengeluarkan cengiran karena Ia sibuk berkemas sampai melewatkan jam harusnya Ia bersiap-siap.

"Gak usah sok imut lu, buruan! Ntar si Botak naik pitam." Tukas Refi sambil memasang wajah galak miliknya.

"Eh itu mulut, dia ayahnya si Ilyas gebetan elu bego!" Ucap Gisna di belakang Refi yang tengah mengganti bajunya.

"Kalok di kampus tetep aja sih si Botak Indra." Gumam Refi kesal mengingat calon mertuanya yang begitu ramah di rumah namun killer ketika di sekitar kampus.

Sampai Gisna tidak percaya akan cerita Refi soal bagaimana ramahnya Pak Indra di rumah, di kampus dosen itu tak pernah menampilkan senyumnya kecuali berpapasan dengan dosen dan staff lainnya.

Dddrrrtttt... dddrrrtttt....

Getaran ponsel Gisna membuat Refi terlonjak kaget karena ponselnya tepat bersinggungan dengan tangan kirinya. Melihat reaksi Refi membuat Gisna terbahak-bahak seraya melanjutkan acara menyisir rambutnya.

"Itu hp kok Ref, bukan tikus!" Ejek Gisna sambil memperhatikan wajah bersungut Refi dari cermin miliknya.

"Kalok bukan hape loe, gue banting serius!" Ucap Refi yang emosinya belum mereda. Melihat itu membuat Gisna semakin terbahak kemudian mengajak Refi bergegas agar si Botak, maksudnya camer Refi itu tidak naik pitam.

***

Bryan dan teman-temannya berjalan menuju kantin dari arah lorong fakultas ekonomi dan bisnis. Bryan salah satu brandalan kampus. Bahkan dosen kewalahan memberi nilai jelek padanya, cowok itu selalu punya acara bagaimana dia tetap bisa lulus mata kuliah di semester miliknya.

Mata Bryan mengitari sekeliling kantin menemukan mangsa yang akan ia minta uang untuk sekedar minuman segar di kantin, mata Bryan memincing kala menemukan cewek yang tidak asing baginya.

BIKOSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang