Chapter 1

27 4 0
                                    

Tak tak tak







Dinda turun melewati satu persatu anak tangga, dinda siap, dia benar benar siap menjadi anak kuliahan pagi ini, dengan rambut hitam panjangnya, tas ransel, celana jeans hitam, dan kaos biru dongkernya, tapi tunggu, bukankah itu lebih mirip seperti anak smp yang mau les? Oke tidak masalah, dia terlalu simple, sangat simple.





Dinda turun melewati satu persatu anak tangga, dinda siap, dia benar benar siap menjadi anak kuliahan pagi ini, dengan rambut hitam panjangnya, tas ransel, celana jeans hitam, dan kaos biru dongkernya, tapi tunggu, bukankah itu lebih mirip seperti...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Bundaaa masih pagi ko mataharinya udah terang banget ya? Tanya dinda yang langsung duduk dan meneguk segelas susu dimeja makan.

"Jarak matahari lagi dekat sama bumi" kata sasa yang sedang mengolesi selai nanas ke roti dinda

"Hmm gitu ya bunda"



"Iyaaa........ kali" sasa menyengir lebar

"Anak ayah sudah siap kuliah? Bahagianya kuliah di kampus favorit" sapa pak hazuar, ayah dinda, dengan senyum lebarnya "oiya dinda nanti kamu berangkat sama pak jaya, ayah buru-buru, ada metting"

"Ok yah gapapa, nanti dinda sama pak jaya" mengacungkan jempolnya

"Yaudah ayah berangkat ya bun"


"Dinda juga" bangkit dari kursi


"Iyaa hati-hati, ini rotinya habisin dinda, nanti magh mu kambuh" sasa menyodorkan sepotong roti dengan selai nanas tebal didalamnya







Perjalanan menuju kampus dinda kurang lebih 20menit, tidak cukup jauh, jalanan  ini tidak begitu ramai, aneh padahal ini hari senin.

"Pak jaya, nanti jemput dinda jam 3 teng ya" dinda langsung turun dari mobil

"Iya non" pak jaya langsung memajukan mobilnya cepat

"Huh, ramai juga ya" dalam hati


Ting

Mesessage
Juju: "dindaaa lo dimana? Gue di gerbang nih, sama tere"

Dinda
"Gue baru sampe, deket pohon gede nih, tapi ga tau pohon apa"

Juju: "oke kita kesana"

Dinda menutup ponselnya, juju alias julia juanda teman dinda sejak tk, sd, smp, sma. Sampai sekarang. Dan akan selalu begitu, semesta tolong jaga mereka Semoga tidak ada yang sirik dengan pertemanan ini. Sementara tere mereka bertemu di bangku sma dan berteman baik sampai sekarang.


"Doooorrrrr, ngelamun aja bu" suara tere terdengar kencang dari belakang

"Tau nih si ibu" juju merangkul ke dua temannya itu

"Ngagetin aja lu berdua" mengelus dada

"Wahh gila yaa, ganteng ganteng bangett cowoknya" kata tere yang melihat kesana kemari dan tertawa

"Ah elu cowok mulu" juju menabok pelan

"Lu ada jam apa din? Tanya juju pada dinda

"Kita kan bareng koplak, ngapin lu nanya gue emang lu ga tau jadwal?"

"Hehehe" juju tertawa pede

"Kebiasaan"

Deg deg deg mata dinda melihat kearah kantin, Lalu tersenyum miring.

"Re, ju kekelas yu, udah mulai panas" ajak dinda

"Eh bentar, kekantin dulu ya gue mau beli minum" kata juju menggandeng kedua temannya

"Wahhhh wahhh liat itu ka andree, ganteng banget fixxxxxxx maksimal" tere menjerit mandjah

"Re, bisa diem ga si gua malu nih jadi temen lu, orang-orang pada ngeliat kita" kata juju mencubit tangan nya

"Iya iya, abisnya ga tahan sama pesonanya" mata tere berbinar "eh eh dia liat kesini, aduh aduh rapihin rambut rapihin" tere panik, tapi sayangnya itu percuma, karna bukan tere yang dilihat andre tapiiiiii

dinda.

Andre paratama wijaya senior mereka.
Siapa yang tidak kenal andre? Anak pemilik hotel termegah, mempunyai 3 rs, 2 restaurant, 2 cafe, 1 sekolah swasta ternama di kota ini. Dan ayahnya juga pengusaha batubara. Tampan? tidak usah ditanya. Dia paket komplit diiket pake karet dua biar ga copot.


Pada diem diem bae ya

Bumi dan langitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang