Idiopatik

889 187 52
                                    

"Kamu gak mau pulang?"

Buku yang sedang Minhyun baca dengan lantang direbut paksa oleh Jisoo. Minhyun menghela nafasnya lelah, dia menatap Jisoo yang malah balik menatap dia sebal.

"Empat kali loh ya kamu ngusir aku."

"Kenapa?"

"Harusnya aku yang tanya kenapa. Kenapa suruh aku pulang? Gak suka aku ke sini lagi ya?"

Gadis di seberang meja sana gak menjawab. Jisoo malah memainkan buku yang Minhyun baca tadi, dia letakkan buku itu di atas kepala, matanya melirik ke sekitarnya berusaha menghindari kontak mata dengan Minhyun.

"Oke aku pulang."

Minhyun beranjak dari tempatnya duduk. Membenahi balok stacko beserta buku-buku dongeng yang berserakan di meja sebelum memakai tas punggungnya bersiap buat pulang. Sesuai perintah Jisoo.

"Siniin kuncinya? Katanya aku suruh pulang."

Kunci mobilnya masih tergeletak di meja tadi. Selesainya dia beres-beres, kuncinya menghilang dari tempatnya semula. Bukan hilang beneran, hilang karena pindah ke tangan Jisoo. Pacarnya menekan-nekan gantungan kunci mobil milik Minhyun sambil mendongak menatap Minhyun menggunakan tatapan sedihnya.

Ini Jisoo maunya apa sih? Suruh Minhyun pulang giliran mau ditinggal beneran malah bikin Minhyun gak tega ninggalinnya.

"Aku pulang atau enggak nih?"

Srakk!

Jisoo melempar pelan kunci mobilnya. "Pulang."

Laki-laki bertubuh tinggi di sana menghirup nafas dalam-dalam menenangkan dirinya sendiri.

"Jangan lupa makan terus minum obatnya." Ujung kepala Jisoo dikecup lembut oleh Minhyun. "Aku pulang yaaa."

Minhyun benar-benar menghilang dari pandangan Jisoo. Beneran masuk ke dalam mobilnya dan meluncur menjauhi rumah Jisoo.

Rasanya Jisoo jadi aneh akhir-akhir ini. Gak terlihat bersemangat kayak biasanya, cepet marah kalau ngobrol sama Minhyun, kayaknya ada aja kalimat Minhyun yang salah di telinga Jisoo. Yang paling gak enak selalu suruh Minhyun pulang padahal baru sebentar dia duduk di ruang tamu rumah Jisoo. Entah kayak gitu sama semua orang atau sama Minhyun aja. Yang jelas Jisoo lagi gak secerah biasanya.

Padahal baru-baru ini dokter yang menangani Jisoo selama terapi selalu memuji betapa cepatnya perkembangan Jisoo. Minhyun juga ngerasa kesehatan Jisoo semakin baik. Kalau diajak ngobrol udah gak keseringan ngelantur lagi, emosinya semakin terkontrol, ada di tengah orang banyak juga Jisoo gak panik lagi. Terus kenapa sekarang malah aneh tingkahnya?

Perasaan Minhyun gak pernah absen nemenin Jisoo terapi. Iya dalam kurun waktu dua bulan ini Minhyun bisa menangani Jisoo sendiri mondar-mandir terapi. Sampai yang harusnya hari itu jadwal Jennie yang mengantarkan Jisoo, justru ikut Minhyun ambil alih. Pokoknya akhir-akhir ini Jisoo gak pernah sampai libur ketemu sama Minhyun.

Lagi PMS kali ya? Kayak yang cowok lain sering keluhkan betapa menyeramkan pacar mereka kalau tamunya dateng? Tau lah. Minhyun gak paham.

♚ ♚

"Wahahaha mampus! Jam terbang lo dalam dunia pacaran itu kurang banyak, jadi masih suka gelagapan ngadepin cewek kalau mood-nya kacau."

Minhyun merengut sejak tadi gak selesai-selesai diketawain Daniel. Salah dia sih dari rumah Jisoo bukannya pulang malah mampir ke rumah Bunda BoA. Kena kan di katain habis-habisan sama si playboy cap kaki tiga.

"Ah sebelumnya mood dia lebih kacau dari sekarang gue masih bisa nanganin kok."

"Lo biasa dikasih yang ekstrim kali ya? Maunya dia ngamuk-ngamuk sampe bawa piso atau nangis-nangis sampe suaranya habis gitu ya? Diambekin dikit aja galau!"

KAKI BELALANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang