HER

944 176 21
                                    

Semua yang terjadi di hidup Seongwoo kayaknya serba kebetulan. Kebetulan yang direncanakan sama Tuhan.

Kebetulan tanggal sidang terakhir sebelum wisuda angkatannya diundur. Jadi dia punya waktu mengejar sidang terakhir. Akibat kebetulan yang menguntungkan itu akhirnya Seongwoo bisa ikut wisuda bareng temen-temen seangkatan dia, gak jadi bareng sama si kembar.

Kebetulan lagi begitu dia selesai sidang, dua minggu kemudian Seongwoo ditawarin magang di salah satu kantor Event Organizer punya kenalannya. Enaknya kalau punya banyak temen tuh begini, ada aja rejeki yang datang tiba-tiba.

Dan dari semua kebetulan baik dalam hidupnya, ada satu kebetulan yang akhirnya membawa Seongwoo mengerti apa yang namanya patah hati dan merelakan. Kebetulan itu terjadi ketika dia mengenal dan jatuh cinta sama Rose yang kebetulan juga mantan pacar adiknya sendiri.

Kegiatan Seongwoo sejak ngebut mengejar tanggal sidang sampai detik ini bener-bener gak ada istirahatnya sama sekali. Bayangin aja deh kelar sidang Seongwoo baru bisa nafas dua minggu udah disibukkan dengan kegiatannya yang sangat padat di tempatnya magang. Padahal rencana dia sebelumnya kalau kelar sidang dia mau liburan. Entah sama temen-temennya entah sendirian pokoknya harus liburan. Berhubung kelar sidang langsung sibuk sama kerjaan, rencana dia tinggal rencana.

Waktu yang Seongwoo habiskan di luar rumah lebih padat lagi sekarang. Bukan cuma buat main sama ngurusin Gold Library, tapi keliling survey lokasi sama datengin vendor-vendor acara yang lagi dipegang sama tim di tempatnya kerja juga.

Hari ini aja lah contohnya, dimana saudara-saudara dia beserta orang tua dan pasangannya masing-masing udah pada ngumpul di rumah kakek sejak pagi, Seongwoo malah pusing meeting sama client sampai sore begini.

Seenggaknya dia bersyukur dikasih kegiatan yang gak ada habis-habisnya. Dengan begini kan waktunya banyak dia habiskan buat hal yang lebih sehat dan berguna daripada di rumah atau nongkrong bawaannya malah galau inget Rose.

Lemah memang laki-laki satu ini.

Eitss tapi sekarang kan udah gak lemah lagi. Hatinya udah cukup kuat, sesuatu yang tiba-tiba bikin dadanya sakit udah gak pernah dia rasakan lagi. Seongwoo sedikit lagi berhasil sembuh dari penyakit patah hatinya.

"Kenapa cuaca akhir-akhir ini suka labil kayak ABG gitu ya? Dua hari panas banget sampe bikin sakit kepala, besoknya hujan tiga hari berturut-turut."

Suara penyiar radio menemani perjalan panjang Seongwoo menuju rumah Kakek. Hari ini Kakek pulang dari rumah sakit, anak-anak ngajakin ketemuan di rumah beliau sekalian kumpul keluarga, yah kebetulan juga udah lama gak kumpul lengkap.

"Kalo suasana lagi adem habis hujan gini tuh gue suka banget tiba-tiba flashback, entah apapun kenangan jaman dulu. Masa kecil, hujan-hujanan keliling komplek, kenangan cinta monyet, cinta pertama, ah banyak!"

Ujung bibir Seongwoo terangkat mendengar curhatan si penyiar radio. Untung Seongwoo dengerin ocehannya sekarang, coba kalo beberapa bulan yang lalu? Bisa nangis sendirian di mobil dia diajakin flashback sama penyiar radio kayak gini.

"Udah sih ya banyak cuap cuap bener gue hahahaha!"

"Iya. Bacot lu! Puterin lagu kek elah!" Seongwoo menyauti ucapan penyiar radio seolah-olah orang itu ada di sebelahnya.

"Biar makin nge-feel flashback di tengah-tengah gerimis sore hari gini, gue kasih I Remember punya Mocca buat kalian semua nih. Selamat kembali mengingat masa lalu!"

"Anjing."

Umpatan yang Seongwoo tahan-tahan akhirnya keluar juga. Seongwoo makin menggila sampai mengacak-acak rambutnya berkali-kali begitu intro lagu milik Mocca terdengar. Pemutar radio di mobilnya mau dia injak-injak sampai hancur!

KAKI BELALANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang