2. TEMAN PERTAMA

94 12 8
                                    

     Suasana kantin sangat amat ramai,  kursi - kursi di kantin pun sudah ramai diisi oleh para siswa yang sedang menyantap makanannya, beberapa orang berlalu - lalang mencari tempat kosong untuk dijadikan tempat untuk menyantap makananan yang telah ia beli, ada juga yang tengah sibuk berbincang ria sembari menyantap makanannya, Dan kedua gadis itu termasuk pilihan pertama, Iya, Ayya dan Rissa kini tengah kebingungan mencari tempat untuk mereka menyantap siomay pesanan mereka.

"gua rasa, kita makannya di lapangan belakang aja deh, percuma kalo mau makan disini, ampe taun jebot juga kita gak akan pernah kebagian tempat" kata Ayya menyarankan, Rissa hanya mengangguk setuju.


     Rissa pun mengikuti langkah kaki Ayya menuju tempat yang disebutkan olehnya tadi, sambil sesekali mencoba menghafal tiap - tiap detail dari sekolah nya ini, maklum saja hari ini adalah hari pertamanya memasuki masa putih abu - abu, keterlambatannya seminggu masuk dari teman lainnya membuat dirinya merasa sangat terasingkan, beruntungnya ada Ayya, gadis bermata minimalis, badan selurus triplex, dengan suaranya yang menggelegar bagai toa, kelebihannya dalam bergaul membuatnya dengan mudah dekat dengan Rissa.


     Kini kedua gadis remaja itu sudah duduk diatas bangku panjang di taman belakang sekolah, suasana tetap ramai, maklum saja namanya juga istirahat, banyak murid - murid yang tengah merefresh fikirannya dari berbagai suntuknya mata pelajaran di kelas, jadi mereka memutuskan untuk jajan atau sekedar bermain olahraga kesukaannya, seperti beberapa pria yang tengah bermain futsal di lapangan belakang.


"Anak kelas emang suka jajan misah - misah gitu yya?" Ayya mengangguk pelan sebagai jawaban atas pertanyaan rissa, " eh tapi kadang bareng - bareng sih, tergantung moodnya aja pada " katanya, Rissa mengangguk mengerti.


"eh anak baru" sapa seorang pria yang tengah bermain futsal. kini pria itu berjalan menghampiri kearah kedua gadis dipinggir lapangan, Rissa mendengak melihat kearah si pemanggil.  "Rumah lo dimana tadi? Gua lupa" tanya pria itu.


"kepo banget sih lo Ndrew" sahut Ayya, "gua nanya ke dia bukan ke elu" kata pria itu menatap nanar kearah ayya, "di serdang" cowok itu hanya ber- oh ria, namun ia kembali melanjutkan kalimatnya "mau pulang bareng gak?" Ayya melongo memperhatikan cowok yang barusan saja mengajaknya pulang bersama, lalu ia segera tersadar,  "gausah, makasih." tolak rissa sopan. Andrew menganggukkan kepalanya. "next time gue gak nerima penolakan yaa" katanya sembari mengangkat tangan kanannya kearah rissa, lalu ia kembali lagi kelapangan



" moduss " teriak ayya menyoraki, cowok itu melambungkan jari tengahnya kearah ayya, kedua gadis itu hanya memperhatikan langkah kaki cowok yang semakin lama semakin menjauh itu.


"yang tadi namanya siapa yya?" tanya Rissa setelah dirasa cowok itu sudah kembali aktif lagi bermain futsal dilapangan. "namanya Andrew Wijaya, dipanggilnya Andrew" kata Ayya, rissa hanya mengangguk - nganggukan kepalanya, menghafalnya dalam kepala, "Andrew" lalu kembali memakan makanannya kembali.



     Keheningan menyelimuti suasana diantara kedua gadis itu. "lo suka sama Andrew?" tanya Ayya sembari menatap gadis disampingnya ini penuh selidik, Rissa menggeleng cepat, "gaklah, baru sehari masuk, masa iya udah suka sama orang aja." Kata Rissa menyahuti, ayya mengangguk setuju "tapi yang menurut lo ganteng ada kan pasti?" tanyanya sembari mengangkat alis kirinya, "yang ganteng mah ada" kata Rissa pelan,
" siapa? Siapa?? " tanya ayya dengan raut wajah yang benar - benar kepo.


" Gema "

***

    Suasana kelas sangat amat ramai kini, tapi berbeda dengan suasana hati Rissa, dia seperti berada sendiri meski ditengah keramaian, rasanya masih sangat asing duduk diantara teman - temannya itu, meski terkadang ia ikut tersenyum atau sekedar menyapa teman kelasnya yang duduk didepannya atau disampingnya, tapi tetap saja rasanya masih aneh.


FRIEND(S)HITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang