Pagi itu rasanya berbeda, jum'at yang sejuk dengan teman - teman yang menyenangkan juga, pada hari keempat bersekolah ini teman Rissa mulai bertambah, namun siapa sangka hari ini malah menjadi hari yang paling buruk bagi Rissa. Semula semuanya berjalan baik - baik saja, dipagi haripun ia masih sempat membuat video lelucon bersama ketiga temannya, berselfie - selfie ria, dan lagi! Berfoto bersama Gema, meski niat awalnya hanya ingin berfoto berdua malah berakhir diganggu oleh Ayya, Shyla, Andrew, dan Tejo. Tapi tak apa, asal bisa berdekatan dengan Gema Rissa rela.
Tapi, siang hari nya, setelah jam istirahat selesai, Miss Jeje - guru BK- memasuki ruangan kelas, awalnya Rissa tak mengetahui, apa itu BK, ternyata BK terkenal sebagai guru yang menangani anak - anak bermasalah, itu yang diberi tahu oleh Ayya, entahlah mungkin miss Jeje hanya ingin masuk karena kebetulan ada mata pelarannya kini itu fikir Rissa.
Namun, semua murid kini disuruh membuat lingkaran besar didepan ruangan, awalnya Rissa tersenyum sumringah, karena fikirnya mereka akan bermain bersama, layaknya saat dia SMP, tiap kali ada guru sejenis guru BK pasti selalu bermain mengetest IQ atau sekedar bermain logika, namun ucapan pertama Miss Jeje membuat Rissa terkejut.
" Miss denger, katanya disini ada anak baru?" katanya, semua mengangguk, suasana mendadak teramat dingin disini, semua wajah menjadi kaku, Rissa ingat beberapa wajah anak perempuan yang semula senang berubah menjadi menunduk tak berani mendengak. Berbeda dengan Rissa yang masih saja santai menunggu Miss jeje memulai permainan test IQ yang ia fikirkan, sedangkan ayya mulai mencium bau - bau tidak menyenangkan dari kedatangan miss Jeje diruang kelasnya
"Rissa, katanya temen kamu, kamu main genk - genkan, emang bener?"
ZONK - ekspetasiku diluar nalar.
Rissa hanya diam, kebingungan mendengar penutusan miss jeje, "genk - genkan gimana miss maksudnya?" tanya Rissa benar - benar bingung, " iya, dari laporan yang miss dapat, katanya sejak kamu masuk teman - teman jadi terfokus ke kamu, anak putranya juga lebih deket ke kamu, kamu ngajak main genk - genkan, apa bener?" tanyanya lagi.
Wajah Rissa memerah, matanya sudah mulai berkaca - kaca, bibirnya tak mampu mengucapkan sepatah kata pun, rasanya sesak dituduh berbuat sesuatu hal yang tidak sama sekali ia perbuat, bagaimana bisa dia mengajak bergenk - genkan? jika teman yang dia miliki hanya ayya, Gema, dan Andrew? "engga miss, Rissa temenan sama siapa aja, Maaf juga kalo ada nya Rissa disini malah ngerusak pertemanan anak - anak kelas Ris-" ucapannya terhenti karena suaranya yang mulai parau sudah tidak lagi dapat ia tahan, air matanya meloncos keluar begitu saja
"Rissa, gak main genk - genkan miss" kata Ayya mengambil alih, melihat teman karibnya dituduh yang tidak - tidak membuatnya ikut turun tangan menanggapi kabar yang tidak benar nyatanya "gimana mau main genk - genkan, punya temen aja enggak. Dia kalo mau kekantin pasti ngajakin anak kelas, tapi apa? Respon mereka apa? Iyaiya doang, ujung - ujungnya Rissa jajannya sama saya doang karna ditinggalin sama mereka semua. apa ada genk - genkan yang Cuma berdua?" kata Ayya yang sudah mulai naik pitam. diliriknya wajah - wajah anak perempuan yang sedari tadi menunduk, ia sudah mencium bau - bau siapa dalang dari semua kejadian ini.
"tuh udah denger belum temen - temennya?" kata Miss Jeje menengahi, dan kemudian berlanjut dengan sedikit nasihat dari miss Jeje, setelah itu suara bel istirahat berbunyi, mata Rissa masih sembab selekas menangis tadi, jujur perkataan yang menuduhnya bermain genk - genkan adalah kata yang paling menyakitkan, dan lagi kejadian ini sudah membuat namanya tercoreng dimata guru BK disekolahnya, padahal baru saja ia bersekolah selama 4 hari, terimakasih orang - orang yang sudah menodai namanya di catatan guru BK *smiled*
Sebuah chat dari aplikasi dihandphone milik Rissa berbunyi, menampilkan nama Andrew disana,
[ Andrew ] : sabar ya Ris, cewe - cewe disini emang gitu, RIBET
Rissa tersenyum samar, mengingat ini adalah hari keempat ia menginjakkan kakinya disekolah ini, ia baru saja tersadar bahwa dimanapun dan dalam kondisi apapun Andrew selalu ada, selalu memberi support untuknya, terimakasih Andrew !!
"lo kenapa lagi?" tanya Ayya, Rissa menggelengkan kepalanya, "ayo jajan ris" ajak Ayya, Rissa mengangguk setuju, sebelum berlalu, Rissa tersenyum menghampiri teman - teman wanita lainnya, "jajan yuk, udah istirahat"kata Rissa, beberapa dari mereka tersenyum dan menganggukkan kepalanya, dan akhirnya mereka berjajan bersama. Ini adalah hari pertama mereka kekantin bersama.
Ketika Rissa tengah menunggu teman - teman perempuan lainnya didepan pintu ruang kelasnya, keluar seorang cowok yang menunjukkan deretan gigi rapih miliknya, "lo banyak - banyak sabar aja ya disini" katanya, "cewe - cewe disini begitu, ribet." Lanjutnya sembari menepuk bahu Rissa pelan, lalu ia berjalan kembali melalui gadis itu, Ayya tersenyum sembari menggoda Rissa, "dia gak pernah seramah itu sama cewe Ris" ucap Ayya. Rissa tersenyum samar.
Setelah kejadian tertegurnya Rissa dengan guru BK, sikap ramahnya Andrew pada Rissa, Rissa jadi semakin dekat dengan Ayya, ia sering bercerita kepada Ayya, terbuka akan segala hal terhadap Ayya, termasuk rasa tertariknya pada Gema, meski masih diragukan tentang rasa tertariknya itu hanya sekedar suka atau (?)
Menurut Ayya, Rissa berbeda dari gadis lainnya, terbukti dari bagaimana cara Andrew memperlukakan Rissa, Ayya pun jadi sering bercerita juga kepada Rissa, dan yang paling sering Ayya ceritakan adalah sikap dingin Andrew sebelum Rissa menginjakan kakinya disekolah, hingga sekarang sikap andrew sangat ramah terhadap rissa, tapi rissa tidak terlalu ambil pusing, yang terpenting sekarang adalah ia harus mendapatkan teman yang lebih banyak lagi, dan perlahan menghapus fikiran tentang rissa yang mengajak bermain genk - genkan.
[ Ayya ]
thankyou for always beside me Ayy❣ And for my beloved Andrew, Howdy?(:
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIEND(S)HIT
Teen FictionGue punya banyak temen dengan berbagai macam perkenalan hingga pada akhirnya kami menyebut diri kami adalah ' teman ' . Tapi ada satu hal yang gak gue temuin sama mereka semua, gue gak menemukan ketulusan dari diri mereka semua, mereka selalu berkat...