37

1.3K 119 2
                                    

.
.
.
Jaemin dkk sudah pulang dari seminggu yang lalu,selain karena teman-temannya sudah dipaksa pulang oleh orang tuanya,hari menuju masuk sekolah pun tinggal menghitung hari.

Termasuk juga Seulgi sama Kak Baekhyun. Tapi mereka pulang lebih awal,ya karena Kak Baekhyun udah harus mulai kerja lagi.

Soal Jaemin yang diintrogasi oleh kakek,semuanya udah lurus. Tapi,ya begitulah.

Sabar. Batin Jaemin.

Ia pun mengerti,tak mudah memiliki orang yang ia cintai. Apalagi ini Kara,adik nya sendiri. Semuanya butuh usaha,mungkin juga dia harus rela jika saja namanya harus dicoret dari kartu keluarga.

Jaemin menghembuskan nafas kasar. Ia menyimpan kembali buku yang kini dipegangnya. Dirasa pusing juga kalo mikirin begituan.

Hari esok adalah hari pertama mereka kembali ke sekolah.

Persiapan alat tulis dan lainnya sudah dipersiapkan tempo hari.

"Jaemin!!" ucap Kara membuyarkan Jaemin dalam lamunannya.

Jaemin yang merasa Kara berada disampingnya melirik,"Apa?" tanyanya.

"Lo lamunin apaan sih?gue perhatiin lo ngelamun mulu,gak jadi baca bukunya?" tanya Kara yang melihat tumpukan buku di meja belajar Jaemin,namun tak setitik pun Jaemin menyentuhnya.

"Gue bingung Kar." Ucap Jaemin tanpa mengalihkan pandangannya keluar jendela.

"Kenapa?coba lo cerita!" ucap Kara sembari duduk di kursi yang berada tepat disamping Jaemin.

Jaemin menghembuskan nafasnya,"Gue mikirin hubungan kita,lo inget kan kata kakek apa?"

Flashback on

"Jadi mana yang benar,kamu kakaknya atau pacarnya?" tanya kakek.

"A-aku sebenernya kakak Kara." ucap Jaemin tanpa sedikit pun mendongakkan kepalanya menatap Kakek yang kini tengah menatap Jaemin detail.

"Terus kenapa kamu bilang kamu pacarnya?"

"Y-ya se-sebenernya aku juga pacaran sa-sama Kara,aku cinta sama Ka-Kara!" ucap Jaemin terbata-bata.

Kakek terdiam,"kamu boleh pacaran sama Kara," senyum Jaemin dan Kara mengembang,"tapi kamu jangan sampe menikah sama Kara,kakek gak bakal restuin untuk itu", perlahan senyum yang terukir dari sepasang kekasih itu memudar.

Tersadar,apa yang mereka lakukan memang salah. Tapi kan cinta tak bisa disalahkan.

Apa yang harus gue lakuin ya Tuhan?".  Batin Jaemin.

Flashback off.

Kara terdiam,ia ingat betul kalimat yang terlontar dari sang kakek.
Tapi apa yang harus ia lakukan?ia tak mungkin membantah seseorang yang selalu ia nomor satukan?.

Kara menatap Jaemin yang masih saja betah dengan posisinya. Ia paham,Jaemin yang mungkin sudah mulai beranjak dewasa dari segi pemikirannya,tak akan sembarang untuk memilih masa depan.

Ya termasuk pendamping hidup.

"Jaemin,udah jangan dipikirin dulu,nanti lo sakit!" ucap Kara seraya mengusap lembut punggung Jaemin. Lalu ia memeluk Jaemin dari samping.

"Gue paham Jaem,kita ngerasain hal yang sama. Butuh perjuangan untuk itu. Kalo saja emang kita gak bisa bersatu,gue rela kalo lo harus sama yang lain!"

Jaemin menatap Kara yang tengah memeluknya,mengurainya lalu menangkup pipi halus itu dengan kedua tangannya. "Jangan pernah lo ngomong gitu,karena hal itu gak bakal terjadi,dan tak akan pernah. Tak akan pernah!" peringatnya.

Kara tersenyum tipis kala Jaemin memeluknya erat,tak lupa ia pun membalas pelukan itu.

"Jangan pernah berpikiran buruk untuk hubungan kita kedepannya. Tepis semua pikiran buruk itu. Semua takkan pernah terjadi selama kita saling yakin," ucap Jaemin tanpa melepas pelukannya.

"Iya,gue gak bakal mikirin yang buruk lagi!" ucap Kara yang diakhiri dengan senyuman manis.

"Thanks!!" ucap Jaemin seraya mengecup sekilas kening Kara.

Duh ambyar dedeq ;".


Slowly update. Jujur aja ideku buntu banget. Makanya slowly. Aku gadapet masukan sama sekali;(((. Harap maklum ya!!


Incest?❎Na-Jaemin (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang