Pertemuan Pertama

71 10 1
                                    

Setelah menempuh perjalanan yang cukup lama Reva sampai didepan gerbang sma Taruna dia turun dari motor Varo lalu melepas helmnya.

"kak ro aku masuk dulu ya" ucap Reva kepada Varo.

"oke, belajar yang rajin little Prince ku, cepat - cepat cari adik ipar buat gue". Pinta Varo menekan kata 'adik ipar'

"apaan si, udah sana berangkat". Suruh Reva agar Varo cepat - cepat berangkat ke kampus.

"oke! Gue berangkat dulu, ingat kata tadi!". Balas Varo sambil mengangkat kedua alisnya untuk menggoda adiknya itu. yang melihat itu tidak tau apa yang dimaksud Varo, dia masih setia dengan tampangnya yang polos.

Saat Reva ingin masuk, tiba - tiba motor besar berwarna hitam hampir saja menabraknya. Pengendara motor langsung turun dan memarai Reva. "woi! Minggir nggak! Gue tabrak kalau ngga minggir lo!" kata pengendara berwajah um... Tampan  itu sambil memarai Reva, tapi apa guna Reva masih setia dengan tampang yang biasa - biasa sambil menatap ke wajah pengendara tampan itu.

"woi! Denger nggak si lo?". Kata si tampan itu dengan nada kencang.

"emang lo siapa? Bentak - bentak orang sembarangan!". Ucap Reva sengit dan masih setia menatap wajah tampan manusia yang hampir menabraknya tadi.

"yang pasti gue manusia! Lo nggak perlu tau siapa gue!" ucap cowok itu sambil menahan amarahnya.

"yaudah" kata Reva tak acuh sambil beranjak pergi meninggalkan cowok tadi.

"bikin ribut aja lo bocah tengil". Teriak manusia tampan itu. Tak ada niat menjawab Reva berjalan dengan santai menuju ke kelasnya XI ipa 1 seolah tidak terjadi apapun.

Cowok tampan itu tampak marah kepada Reva, dia langsung memarkirkan motornya sebelum tempat itu raib. Dia langsung beranjak menuju kekelasnya,yang ternyata ia murid baru di Sma Taruna ini.

"ruang gurunya mana sih? Bikin orang greget aja!" ucap lelaki tampan tadi sambil berjalan cepat mencari ruang guru.

"permisi, ruang guru diseblah mana ya?". Tanya makhluk tampan itu ke seorang siswi yang ternyata dia adalah Reva. Reva yang sedang berbincang dengan kedua sahabatnya itu langsung menoleh kearah manusia yang bertanya dengannya.

"lo yang tadi hampir gue tabrak kan?". Ucap cowok tadi sambil mengingat wajah cewek yang ia tabrak tadi.

"gue ga ngerasa ditabrak lo tadi". Kata Reva polos.

"lo Reva? Laurenna Reva? Kenalin gue Endra, lebih tepatnya lagi Endra Pratama". Kata manusia tampan itu sambil mengulurkan tangannya berniat berkenalan dengan Reva.

"gue Nia, Niadeswia, sahabatnya Reva". Sela Nia membalas uluran tangan Endra.

"gue Nisa,  sahabat Reva, kembaranya Nia", ucap Nisa sambil mengulurkan tanganya berniat berkenalan dengan Endra.

"gue nggak tanya lo pada! Gue nanya dia" lanjut Endra menunjuk Reva dengan dagu

"iya, gue Reva, mau apa?". Ucap Reva lembut.

"gue mau minta tolong sama lo, dan lo harus nolongin gue! ". Ucap Endra dengan pemaksaan.

"minta tolong maksa" lanjut Reva bersuara pelan

"bilang apa lo? Ga ikhlas nolongin gue?"

"iya, iya, mau apa?" balas Reva tak acuh

"anterin gue ke ruang guru!". Kata Endra dengan nada memaksa.

Nia dan Nisa yang dari tadi hanya melihat kedua manusia itu berbincang dan mereka berdua merasa dikacangin mereka langsung beranjak pamit. "gue sama Nisa duluan ya Rev, lo ikutin aja apa mau si tengil itu". Kata Nia sambil melirik ke arah Endra saat mengatakan 'si tengil'.

"kebiasaan!". Ucap reva memutar bola matanya malas.

Nia dan Nisa pergi membiarkan dua manusia yang entah mereka nggak tau apa yang sedang keduanya bahas.

"jadi nggak anterin ke ruang gurunya?". Tanya Reva kepada Endra yang sedari tadi melamun memandangi wajah cantik Reva.

"eh! Eee.. Jadilah, udah cepetan". Ucap Endra sambil beranjak meninggalkan Reva dibelakang.

"aneh", gumam Reva seraya mengikuti Endra. Keheninganpun terjadi, hanya terdengar langkah kaki beserta ocehan dari siswa siswi yang melihat mereka jalan berdua.

"eh! Liat tu, siapa cowok yang jalan bareng Reva"

"ganteng banget, uluh uluh"

"lo anak baru?"  Tanya Reva memecah keheningan

"iya, kenapa? Masalah buat lo?". Jawab Endra ketus.

"oooh, gue belum pernah liat lo sebelumnya" kata Reva lembut.

Endra tak acuh debgan ucapan Reva, dia berjalan dengan santai. Memasukan kedua telapak tanganya kek kantong celana seperti ala ala cowok apalah.

🌈🌈🌈

Ini chapter pertamanya...
Semoga suka ya! Ya! Ya!

Maafkandaku typo bertebaran
Jangan lupa coment
Beri pendapat apa yang kurang

Endra pratama? Gmn menurut kalian? Bonus fotonya nanti ya:)
Chapter 2 kalo nggak chapter 3.

Sekian TERIMAKASIH❤️
Selamat membaca🙆‍♀️

GAZETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang