Kedua Kali

36 8 0
                                    

5 menit berlalu, pesanan mereka tak kunjung tiba. Budi yang sedari tadi ngedumel laper hingga akhirnya dia KO tidur:v..

"yaelah ni anak kebiasaan amat, baru lima menit udah KO" kata Reza yang sedang makan kerupuk memutar bola matanya malas.

"Budi setiap hari begini?" tanya Endra

"ngga juga si, kalo dia begini brarti kemungkinan dia ngga sarapan" jawab Reza masih memakan kerupuknya itu.

"habis brapa lo Za?" tanya Raka, dia memandang Reza aneh.

"ngga biasanya lo begini" sambungnya.

"ngga tau dan bodoamat! Mana Satya lama banget lagi, gue juga nggak sarapan, gara - gara nyokap gue nyusulin bokap ke bandung katanya si juga ada acara keluarga" balas Reza tak jelas. 

Walaupun dia pembuat onar mereka juga punya sisi manja, yang entah disembunyikan dimana.

"bodoamat! Gue nggak nanya bonyok lo kemana" balas Raka geram.

Endra diam memandang keduan kawan barunya itu. Entah apa yang akan dia lakukan untuk hari pertama ia sekolah di SMA Taruna ini.

"woi ndra! Diem diem baek! Ngomong ngapa?" Kata Raka yang melihat Endra sedaritadi hanya diam.

"gue susulin Satya aja deh! lama amat tu anak, udah 10 menit ni ngga dateng dateng" ucap Endra kesal karena Satya tak kunjung datang membawa pesanannya.

Endra mencari cari keadaan Satya. Langkahnya terhenti saat seorang siswi melangkah menabraknya

"emm.. Maaf" ucap Reva polos Reva, ia tak tau siapa yang ia tabrak

Endra yang sepertinya mengenali suara itu, dia menatap Reva yang sedang menunduk.

"lo lagi, makanya kalo jalan pake mata" ucap Endra yang sedikit membentak.

Reva, yang tersadara akan pemilik suara itu, ia langsung mendongak dan menggeleng jengkel

"lo lagi, lo lagi. Sengaja ya lo ikutin gue? " sambung Endra

"Idihh, siapa elo? Penting buat gue?" jawab Reva tak kalah jengkel

Endra ingin sekali mengata-ngatakan gadis itu, tapi sepertinya ia harus mengurungkan niatnya, karna tak mungkin ia membuat keributan dihari pertamanya, di sekolah ini

Reva pun memiliki jiat yang sama, karna notabenya cewek, dan.. Biasalah, ia tak mau membuat keributan dengan cowok tengil itu

Reva segera pergi, ia meredamkan emosinya sembari menghampiri teman-temanya

Sedangkan Reva pun tak sadar bila meja yang ia dan teman-temanya tempati berjejer dengan tempat Budi dkk

Karena notabenya Nisa adalah pacar Satya , maka ia sudah biasa berdekatan dengan segerombolan itu

Tak lama Endra dan Satya membawa pesanan teman-temanya

"Sat" panggil Nisa

Satya menoleh, ia menyadari akan kekasihnya

"apa? Ni minum" tawarnya memberikan minuman kaleng yang ia pesan tadi

"udah, kembung gue"

Sedangkan yang lainnya, sudah menjadi hal biasa jika Satya sering menghampiri Nisa

"mereka pacaran?" pertanyaan itu muncuk dari mulut Endra

Tak ada yang menggubris, hanya memberikan anggukan sebagai tanda 'iya'

Matanya masih mengabsen bangku sekelilingnya, ia baru tersadar ada Reva sedang memainkan ponselnya sambil sesekali menyuapkan batagor, Reva duduk dibangku sebelah shean temen baru dikelas barunya

Terlintas sebuah ide untuk mengerjai Reva, Endra beranjak menuju meja shean dan berbasa basi

"She" panggilnya sambil duduk menyela di sebelahnya

"Kenapa?"

"Anterin gue ke ruang TU dong"

"napa ngajaknya gue? Temen-temen lo tu nganggur"

"Males"

Sedangkan Reva yang hanya mendengarkan percakapan itu merasa terabaikan, ia melirik sedikit ke arah Endra. Endra yang menyadarinya menganggap rencananya berhasil

"ngala lo lirik-lirik? Suka ya lo sama gue?" tanya Endra dengan nada sombong sengah

"Muka kek parutan kelapa aja songong lu" balas Reva tak terima

"Udah, ngaku aja"

"Cepetan, She. Ntar keburu ada yang keenakan liatin guenya, Hahahahaha" sambung Endra

Shean menatap Reva meminta pertolongan, namun Reva yang tak kunjung mengerti, akhirnya Shean mengikuti Endra menemani ke ruang TU

"Lo mau ikut nggak?" tawar Endra ke Reva

"Males"

"Udah ngikut aja" bales Endra dengan menarik pergelangan tangan Reva yang sedang memegang gelas cup jus jeruknya

"She, lo boleh duduk" sambungnya berlari kecil meninggalkan kantin dengan Reva yang masih ia genggam

Sesampainya menuju koridor Reva memaksa berhenti, karena tak nyaman bila diseret-seret

"Lo maksa-an banget si"

"Wahh ngamuk, maafkan pangeran tuan putri"

"Bodo ah, gaguna banget tau ga?" ucap Reva meninggalkan Endra yang masih berdiri menatapnya pergi.

🌈🌈🌈

Hai hai
Makasih yang udah baca
Sorry typo bertebaran

Ditunggu vommennya❤️

Selamat bermalam minggu
Sayangnya Endra😸


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 18, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GAZETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang