Mencoba Mencari

50 5 1
                                    

Pekanbaru, 1 januari 2017

Liburan sekolah telah usai. Dan saatnya memasuki ajaran baru. Itu artinya aku sekarang sudah kelas 3 SMA. Huuf, rasanya senang dan sedikit stres sih. Memikirkan semua ujian* yg harus dilewati terlebih dahulu sebelum akhirnya aku dinyatakan Lulus.

Selama liburan semester kemarin, aku ke rumah paman ku di Jakarta. Anak paman ku yg seumuran denganku lah yg menjadi temanku. Namanya Fia. Dia baik, cantik, dan populer. Terbukti dengan followers ignya yg telah mencapai angka 100k.

Tiap pagi, kami pergi ke glora bung karno untuk lari pagi. Dan pada hari itu aku bertemu dengan seseorang yg membuatku lupa dengan sesaat akan Yuda.
" Ri, loe tunggu disini dulu ya. Gue mau beli minum. Loe nitip gak?"
" Iya deh, gue nitip ya satu. Ni uangnya" Aku berbasa basi memberi Fia uang. Meskipun aku tau Fia akan menolaknya.
" Aaaah lu apaan sih. Ngak usah. Gue aja yg bayar"
" Duh beneran ni? Makasih loh Fi"
" Iya*. Tunggu ya."
Selang beberapa menit Fia datang membawa air mneralnya dan dia berjalan bersama seorang laki* yg menurutku cukup menarik.
Aku berpikir itu pacarnya Fia. Terlihat mereka akrab sekali.
" Nih Ri air loe."
" ooh, terima kasih ya Fi".
" Iya sama*. Oh iya kenalin ini Risky. Risky, ini Riri. "
Aku dan risky pun saling berjabat tangan.
" Risky ini teman sekelas sekaligus tetangga gue Ri. Dan Riri ini ky, sepupi gue."
Wah, feelingku ternyata salah. Baru kali ini feelingku salah. Biasanya feelingku selalu benar deh.
" eeh, aku kira tadi dia cowok kamu lo fi"
Mereka berdua saling tertawa
" ahahahha, Riri ini. Gue sama Fia itu ya udah temenan dari kecil ngak mungkinlah pacaran."

Setelah kejadian perkenalan dengan Risky ntah kenapa aku selalu bertemu dengan Risky dan aku pun akrab dengannya. Dia cukup dewasa serta omongan kami nyambung .
Aku nyaman dengannya. Selama aku di Jakarta itu, aku dan Risky 2 kali pergi jalan berdua.
Dan pada malam itu yg merupakan malam terakhir aku di Jakarta Risky menyatakan kalau dia suka aku.
" Ri, walaupun kita baru kenal semingguan ini tapi aku nyaman sama kamu Ri. Aku suka kamu. Kita pacaran yuk. Aku ngak peduli kalau kita harus ldr"
Jujur otakku berkata ya tapi keinginan hatiku berkata lain. Detik itu juga, aku teringat Yuda. Nama Yuda yg selama seminggu ini terlupakan olehku detik itu aku mengingatnya.

Aku terdiam memikirkan jawabannya. Otak dan hatiku terus bertengkar memperebutkan apa yg mulutku ingin ucapkan. Aku menyerah, dan hatikulah yg menang dalam pertarungan tadi.
" Maaf Ris, tapi aku ngak bisa. Aku ngak sanggup ldr. Aku harap kamu ngerti ya ris."
Muka Risky tampaknya langsung berubah dan aku merasa sangat bersalah.
Kenapa? Kenapa aku tidak mencoba saja untuk bersama Risky seperti yg Yuda lakukan kepadaku?
Otakku yg kalah tadi, tiba* memunculkan pikiran seperti itu.
Aku tak tau jawabannya. Tapi aku tetap menunduk pada apa yg hatiku inginkan.

Aku sampai ke Pekanbaru dan keesokan harinya langsung sekolah. Badan ku sebenarnya capek. Tapi, aku tetap bersemangat karna selain ini hari pertama sekolah sebagai anak kelas 3 aku juga merindukannya.

Aku telusuri namaku di papan pengumuman. Terlihat kalau namaku ada di kelas 12mia 1. Betapa terkejutnya aku ketika aku menemukan nama Yuda di kelas yg sama denganku. Sayangnya,aku dan Agit beda kelas.

Aku dan Nana pun menuju kelas 12Mia1 . Segera aku mencari tempat duduk. Aku duduk di pojok paling depan dan Nana teman sebangku ku.
Tak lama berselang, guru pun masuk.
Hatiku penuh dengan tanda tanya. Kemana Yuda? Kenapa dia belum masuk?
5 menit setelah Pak Andi masuk Yuda pun masuk. Dia duduk paling belakang, sebab hanya bangku itu yg kosong.

Bel istirahat berbunyi dan Yuda menghampiri aku dan Nana yg hendak akan berdiri menuju kantin.
" Nana, lu pergi duluan aja dulu. Gue pinjem temanku loe bentar."
Kata Yuda yg membuat Nana sedikit kesal.
"Iya* deh."
Nana seolah mengerti dan pergi meninggalkan kami berdua.
Dikelas saat itu hanya ada aku dan Yuda.

" Apa kabar Ri?"
Yuda memulai percakapan.
" Baik Yud. Kamu sendiri? Tadi kok kamu telat sih?"
" Aku baik juga. Oo, biasalah tadi malam aku begadang main game jadi kesiangan deh. Dan aku liat di papan pengumuman ternyata aku satu kelas sama kamu. Aku seneng banget."
" Iya, aku juga seneng."
" Ri, aku sayang kamu. Jujur aku menyesal akan apa yg aku buat ke kamu. Aku ngak bakalan lagi macem*Ri. Kamu tau kan aku sayang kamu?"
" Aku juga sayang kamu Yud."
Percakapan siang itu seolah menjadi sebuah penyatuan kembali aku dan Yuda.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 17, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ini Tentang HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang