🌸bagian dua🌸

765 50 5
                                    


Selamat membaca
.
.
.
.
.
.
.

"Kristt..... Gawat, gawat gawat....kristt ketahuan "

Singto yang kaget langsung menarik tangan kristt untuk pergi dari situ, dengan fikirannya yang masi tidak jelas.

Sementara top melihat itu langsung berteriak memangil singto "Oi... Sing "

Singto terus berlari pergi dari sana dengan mengandeng kristt yang bingung dengan apa yang terjadi. Membukakan pintu dan menyuruh kristt untuk segera naik ke mobil lalu dia sendiri segera masuk dan melajukan mobilnya dengan cepat untuk segera sampai ke rumah tanpa melihat ke arah kristt.

______________

Setelah sampai di rumah mereka segera masuk, Singto menutup pintu dengan sedikit kencang dan berbicara pada kristt.

"KENAPA KAMU DATANG KE FAKULTAS P"
singto yang berbicara sedikit berteriak membuat kristt kaget dan matanya berkaca-kaca, pasalnya kakanya ini tak pernah sekaligus berkata kasar atau keras sedikit pun.

Kristt berusaha menjelaskan pada singto dengan terbata dan sangat pelan karna saat ini dia masi merasa takut dan bingung.
"ka, ka- rena..... Hari ini aku bersama gun belajar memasak bersama, aku ingin P'sing segera mencicipi nya...... Maaf"

Dengan menundukan wajahnya dan mata berkaca-kaca, mungkin hanya dengan sekali kedipan mata air matanya akan jatuh tapi kristt berusaha menahannya.

Singto yang melihat kristt'nya seperti itu merasa bersalah dan tidak tega.

"Nong" Suara singto mulai melunak dengan mengelus wajah kristt

"kristt sangat manis, dia sangat memikirkan aku, bagaimana aku bisa berkata kasar padanya, orang yang paling kucintai di seluruh dunia adikku satu-satunya"

"nong kristt dengar!!.... Banyak anak nakal dan berbahaya di fakultas P'" lalu singto menangkupkan kedua tangannya di pipi gembil kristt "lain kali harus hati-hati ya" lanjut singto

"untuk ini"singto mengambil bungkusan yang tadi di bawa kristt, hasil masak annya sendiri "terimakasih" lalu mengelus poni kristt dengan sayang.

"Ayo makan bersama-sama" ajak singto

"emm.... Aku akan siapkan teh dulu ya P'sing " kristt mengangukkan kepalanya, kristt yang sudah tenang dengan penjelasan kakak'nya jadi bersemangat lagi, dia berlari ke dapur dan menyiapkan teh untuk teman makan camilan yang Dia buat tadi bersama kakanya.

Setelah kepergian kristt raut wajah singto berubah, dengan raut yang susah diartikan.
"Takkan kuserahkan kristt'ku pada siapapun.......... Takkan kuserahkan......... Takkan pernah "

_________________

Keesokan paginya berjalan seperti biasa singto menyediakan sarapan, mengantar kristt, lalu kembali ke fakultasnya. Tapi dia hanya berdiri di depan pintu kelas, menyadarkan tubuhnya pada pinggiran pintu dengan tangan menyilang di dada, matanya menatap kedepan seperti menunggu seseorang.

Dan benar tak lama berselang penampakan seseorang yang di tunggu terlihat berjalan dengan riang.

" Toptap" pangil singto pada orang yang dari tadi d tunggunya ternyata salah satu dari sahabatnya.

"Singtooooooo"

" Aku mau bicara padamu top ikut aku"

"Kebetulan aku juga mau bicara.... " belum selesai top bicara tangan singto sudah menarik kerah bajunya.

THE ONE I LOVE WAS MY "BROTHER "Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang