Masa latihan jimin terasa begitu cepat , tidak terasa ini sudah hari kelulusan dimana dia akan menari bersama hoseok hyungnya.
Jimin memakai pakaian nya dan ia juga dirias oleh seorang noona yang merupakan teman hyungnya,jisoo. Mereka udah disekolah ceritanya yak.
"Oh astaga tampan nya minnie donsaeng"jisoo memekik .
Jimin menunduk malu hingga telinganya memerah.
"Aku pergi dulu ya minnie"kata jisoo sambil melambai.
"Pai pai jisoo noona"jimin melambai.
Tap..
Tap..
"Kau sudah siap jimin?"
Jimin membalikkan badannya. Ia tau itu suara min ssaem,guru yang ia cintai itu.
"I-iya ssaem"jawab jimin
"Berhati hatilah karena kau akan memakai blind fold"kata yoongi sambil memberikan sebuah blindfold kepada jimin.
Jimin menerimanya sambil menunduk sedikit.
"Berisiaplah di panggung"kata yoongi.
"Berhatilah hatilah ,aku tidak ingin kau terluka juga kau terlihat menggoda dan cantik jiminie"gumam min ssaem yang ia tahu pasti didengar oleh jimin karena wajah muridnya yang memerah.
Keluar dari ruangan itu, min ssaem tertawa kecil. Ia tau bahwa jimin menyukainya dari rumor yang menyebar . Hanya saja , ia juga menyukai jimin namun entah apa yang ia khawatirkan. Mungkinkah ia takut jimin malu mempunyai pacar seorang guru?.
Setelah duduk di kursinya, min ssaem pun dengan santai menunggu jimin untuk tampil.
"Kau siap jimin?"
"Ne hyung"
Tak..
Min ssaem hanya melihat jimin . Yap hanya jimin. Pemandangan jimin terlalu sayang untuk dilewatkan. Min ssaem menatap jimin memuja.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Setelah itu , jimin pun membuka blindfold .
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Kasahamnida yeorobun"
Hoseok dan jimin menunduk . Penonton bertepuk yanga ricuh.
"Jimin kau terlihat keren"kata hoseok yang baru sampai diruang backstage dan menonton tampilan mereka .
Jimin hanya tersenyum malu.
"Hyung juga"kata jimin.
Jimin dan hoseok segera berganti baju dan membersihkan make up mereka.
Beberapa menit kemudian..
Banyak orang yang sudah pulang sedangkan jimin memilih untuk tinggal sebentar. Ia memang belum mau pulang. Tau kenapa? Karena setelah kelulusan ini, ia pasti tak akan bisa bermain lagi dengan grand piano yang sering dimainkan min ssaem dan juga tentunya bertemu dengan min ssaem.
Cklek..
Jimin menghela nafas.
'Untung saja , min-ssaem tidak mengunci pintunya'batin jimin
Ia menutup pintu lalu berjalan menuju grand piano tersebut. Menekan tunes dengan teratur hingga membentuk nada indah.
(Andaikan jimin main tanpa ada suara ombak nya)
Entah kenapa lagu tersebut memancing emosi jimin hingga ia menitikkan air matanya.
Yoongi pov
"Min ssaem"
Aku menoleh.
"Ah, woozi?"
Woozi berjalan menuju ku.
"Ada apa woozi hagsaeng?"tanya ku
"Uhmm begini ssaem, aku melihat jimin hyung menangis diruang musik sambil bergumam nama ssaem. Bisakah ssaem menenangkannya?"tanya woozi memohon padaku .
Aku mengangguk. Hati ku tersirat rasa khawatir akan jimin . Mengapa ia menangis?. Juga ....sial aku lupa mengunci ruangan musik.
"Gomawo min ssaem, aku pulang dulu"woozi membungkuk pada ku lalu ia pulang.
"Huft"
Aku menghela nafasku. Aku mengambil tas ku dan berjalan di koridor menuju ruang musik.
"Hiks hiks"
Aku mendengar sesuatu.
'Jimin?'
Aku mempercepat langkah ku.
"M-min ssaem hiks hiks"
Aku berjalan cepat ke ruangan musik lalu membukanya . Karena cahaya dari koridor dan jendela aku bisa melihat jimin menunduk dengan tangannya yang masih berada di atas tunes piano.
"Jimin"
Aku mendekat dan memeluknya. Ia balas memelukku.
"M-min ssaem hiks hiks"
Aku mengelus kepalanya. Hatiku tak tega melihatnya seperti ini.
"Mengapa kau menangis chimmy?"
Ia mengangkat kepalanya dan memiringkannya. Mungkin dia kaget karena kau memanggilnya dengan nama kesayangannya.
"Uh? Umm....aku....uhm"
Aku bisa mendengar bahwa ia gugup untuk memberi tahuku.
"Tidak apa chim,beritahu saja. Aku takkan marah"
Kataku sambil menyeka air matanya . Dia melihat kedalam mataku. Kedua bibir tebal plum itu bergerak.
"Chim mencintai ssaem, tapi chim sudah lulus. Chim tidak mau tidak bisa melihat ssaem lagi hiks hiks huuu"
Butiran butiran tak berwarna itu jatuh lagi dari mata nya . Aku tak tega melihatnya seperti ini . Aku memegang wajahnya lalu mengecup hidungnya . Ia melihat ku kaget.
"Ssaem juga jatuh cinta pada chimmy kok. Ssaem sayang chim juga. Ssaem tidak mau berpisah dari chim".
