Bab 1. Gossip?!

385 32 2
                                    

Tidak seperti minggu pagi biasanya, hari ini Vian membawa Raskha untuk ikut jogging keliling komplek perumahan dengan membawa stroller merah kesayangan Raskha.

Batita yang sedang aktif-aktifnya meng-explore hal-hal baru itu sangat senang diajak ayah nya berkeliling komplek perumahan mereka. Sesekali ia tertawa melihat pemandangan dan orang-orang yang mereka lewati. Si imut yang memakai hoodie biru dengan kuping beruang dikepalanya sukses membuat gemas orang-orang yang melihatnya.

Sedangkan sang ayah, Vian yang berlari pelan sambil mendorong stroller Raskha terlihat begitu hotcha dengan kaus lengan pendek yang mencetak otot tubuhnya dan celana training  yang membuat kaki jenjangnya terpampang nyata. Ditambah dengan sedikit keringat yang mengalir di wajah tampan nya dan senyum ramah kala ia menyapa para tetangga sukses membuat ibu-ibu dan wanita muda yang berpapasan dengannya klepek-klepek dengan senyum sumringah.

"Aduh hot daddy banget sih pak Vian itu"

"Ya ampun si Raskha imut banget sih, jadi pengen meluk bapaknya.. eh??!"

"Istrinya juga cantik, itu satu keluarga kok manis semua ya.. kebanyakan minum Lele minerale kali yak??"

Begitulah percakapan segelintir orang jika berpapasan dengan mereka. Vian hanya berlalu sambil menahan tawa mendengar bisik-bisik para tetangga itu. Ia mempercepat lajunya agar segera tiba dirumah mereka.

Naira yang sedang sibuk di dapur menyiapkan sarapan untuk suami dan anak tercintanya dikejutkan dengan suara cempreng Vian yang berteriak dari pintu depan.

"Sayaaaang..." Jerit Vian berlari menghampiri Naira sembari menggendong Raskha.

"Apasih jerit-jerit??" Gerutu Naira sambil mematikan kompor dan berjalan menghampiri Vian dan Raskha yang berdiri di pintu dapur.

"Denger deh.. ayo jagoan papa coba ulang tadi bilang apa??" Ucap Vian sambari menatap Raskha.

Bocah yang ditatap hanya tersenyum memperlihatkan gigi-gigi putihnya. Naira menunggu sambil tersenyum memperhatikan interaksi ayah dan anak itu.

"Ayo tadi Raskha ngomong apa?? Mam.." Vian mencoba membimbing Raskha.

"Mam.. mamam" celoteh Raskha sambil tertawa riang.

"Bukan mamam.. tapi ma.. ma" ujar Vian masih berusaha membuat Raskha mengulang kata pertamanya yang ia dengar sebelum masuk rumah tadi.

Raskha yang baru berusia 1 tahun 2 bulan itu memang lebih dulu bisa berjalan pada usia 11 bulan daripada berbicara.

"Ma.. ma.. ma.. ma.. ma.. mamam" celoteh Raskha lagi sambil menjulurkan kedua tangannya meminta digendong Naira.

Naira langsung mengendong Raskha dan menciuminya bertubi-tubi sampai Raskha tertawa geli.

"Anak ganteng mama papa udah bisa panggil mama ya? Panggil mama apa mau minta makan ini,, hmm??" Goda Naira.

"Tadi dia teriak-teriak di depan pintu, mama mama.. aku langsung lari ke kamu mau kasih tau kata pertama dia" ujar Vian antusias dengan mata berbinar senang seperti bocah yang baru diberi permen. Kalau sedang begini benar-benar hilang image hot daddy nya.

Naira mengulum senyum melihat tingkah Vian yang sebelas duabelas dengan anak mereka Raskha.

Like father like son..

"Oh ya? Kata siapa itu kata pertama Raskha?" Ujar Naira membuat alis Vian menggerut bingung.

Naira meletakan Raskha di baby chair dan berjongkok di depan Raskha. Vian hanya diam memperhatikan Naira.

RESTARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang