Dua : Pertemuan Setelah Perpisahan

789 134 20
                                    

"Kau tahu,"Seungkwan melirik temannya dengan malas, yang memiliki nama lengkap Joshua Hong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau tahu,"Seungkwan melirik temannya dengan malas, yang memiliki nama lengkap Joshua Hong. Joshua menelan kunyahan hamburgernya lalu melanjutkan kata-katanya yang terpotong, "Tinggal di Korea selama 3 tahun membuatku lupa akan rasa hamburger ini!"

Hanya delikan Seungkwan yang didapat oleh Joshua. Pagi ini, Seungkwan dan Joshua berada di sebuah restoran siap saji, Inside Out namanya. Apartemen dimana mereka menginap selama di New York sedang diperbaiki selang airnya, jadi mau tidak mau, dua orang itu harus rela 'mengungsi' pagi-pagi. Ogah juga mendengar bunyi-bunyi mesin yang berdesis di pagi hari, apalagi ini pagi pertama Seungkwan berada di New York.

Omong-omong, Joshua Hong ini kenalan Seungkwan sewaktu ia mempersiapkan tes TOEFL sebagai salah satu syarat beasiswa. Joshua ini kakak kelasnya di kampus, yang ikut dalam pertukaran pelajar. Ketika Seungkwan berangkat ke New York, saat itu juga masa exchange student Joshua habis. Dan ditemani Joshua jugalah, Seungkwan berangkat ke USA dengan pesawat. Joshua akan menginap bersama Seungkwan selama seminggu, sebelum akhirnya ia akan pulang ke rumahnya sebentar yang berada di Los Angeles. Habis bagaimana lagi, kampus Joshua juga berada di New York, jadi dia mau tidak mau harus merelakan beberapa waktu bersama keluarganya demi kepentingan studinya.

"Tapi aku salut padamu. Columbia University itu termasuk jajaran universitas yang top loh, Boo!Boro-boro mau mendapat beasiswa, yang warga asli disini saja susah sekali masuk kesana,"puji Joshua yang membuat Seungkwan tertawa malu. Padahal, Joshua ini juga mahasiswa dari universitas top yang ada di NYC, yaitu Cornell University.

"Tapi tetap saja kau hebat!Apalagi kau bukan berasal dari kalangan yang mother languangenya Bahasa Inggris."

Jadi, Joshua meremehkan kemampuan dia nih?

"Bukaannnn!"Joshua mengelak tidak enak, buru-buru memberi alasannya, "Maksudku, kalau kita mengambil beasiswa, pasti ada tesnya. Nah, kami saja yang mengerti Bahasa Inggris belum tentu bisa menjawab tes itu. Jangankan menjawab, melihat soalnya saja bingung!"

Benar juga sih kalau dipikir-pikir. Seungkwan juga sering mengalaminya saat dia ujian Bahasa Korea di negaranya. Padahal dia orang Korea tulen, tapi tetap saja dia tidak bisa mendapat nilai sempurna. Mentok-mentok, nilai 90 yang didapatnya.

"Tapi, Boo,"Joshua membuka mulutnya, terlihat ingin membicarakan topik lain, "Biaya hidup disini 'kan cukup mahal. Saranku ya, lebih baik kau kerja part-time saja."

Ide bagus, Josh!

Tapi dimana dia bisa bekerja?

"Kalau ukuran seperti kitaㅡmaksudnya mahasiswa-mahasiswi, kebanyakan menjadi barista karena gajinya cukup lumayan,"jawab Joshua sambil menyeruput milkshakenya. Seungkwan menyentuh dagunya dengan ibu jarinya, kebiasaannya ketika berpikir atau menimang-nimang sesuatu, "Memang berapa gajinya?"tanya Seungkwan penasaran.

Mantan Dan New York ㅡ verkwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang