2.Dirinya yang kucari

49 7 2
                                    

"Yoga,aku jatuh cinta padamu"
"Mm..aku juga begitu"
"Tapi maaf.."
"Maaf kenapa putri??"

Dirinya meneteskan air mata, air mata yang bisa langsung ku rasakan dengan hatiku, rasanya aku ingin sekali menghapus air mata itu, ku lihat matanya, matanya berbinar membawaku masuk ke dalam suasana musim gugur di hutan mati, walaupun indah namun sangat menyedihkan bak angin keguguran yang telah melewati taman bunga di musim semi, kegembiraan berubah menjadi kesedihan, keindahan berubah menjadi kesengsaraan. Dia terjatuh seolah gugur oleh angin itu, tanganku berusaha meraih tangannya yang lemah gemulai, namun tubuhnya sedikit demi sedikit memudar dari pandanganku.

"Putri.....!!"
Aku berteriak sekeras mungkin, aku berharap ada keajaiban seperti di kisah kisah putri dalam cerita disney, namun dia menghilang seolah kunang kunang yang terbang di malam hari

"Putriiiiii.......!!!"

Brug!!

aku terjatuh dari tempat tidurku, aku terbangun dari mimpiku, tunggu.. Semua itu hanya mimpi?? Syukurlah jika itu hanya mimpi, walaupun itu cuma sekedar mimpi namun rasanya sakit sekali, bagai duri yang menancap dalam hati, namun aku masih percaya kejadian di atap sekolah tempo waktu, senyumannya yang bagaikan taman bunga di musim semi, tawanya yang bagai bunga sakura yang terhempaskan oleh angin musim semi, dan matanya yang membuatku mulai benar-benar jatuh cinta kepadanya

Aku beranjak dari tempat tidurku namun rasanya berat sekali, entah mengapa rasanya aku ingin tidur sepanjang hari, walaupun tanpa arti namun ini lebih baik daripada membayangkan kejadian dalam mimpi malam tadi menjadi kenyataan. Namun apa daya, aku tidak akan mengorbankan masa sekolahku hanya karena alasan seorang pengecut seperti itu.

Pagi yang kelam berawan, tak seperti pagi-pagi sebelumnya dimana aku selalu terbayang wajahnya yang selalu ceria yang menyinari hari-hariku, namun hari ini bayanganku tentang dirinya sungguh berbeda dari sebelumnya, entah kenapa aku terbayang wajahnya yang gugur dalam mimpiku malam tadi, tetes air mata membasahi pipiku secara tiba-tiba, seolah aku akan berpisah dengannya, rasa khawatirku padanya tak dapat terbendung, semoga di sekolah nanti aku dapat bertemu dengannya dengan suasana yang bahagia.

Sesampainya di sekolah mataku terus mencari kesana kemari, namun sosoknya yang biasanya dikerumuni orang-orang kini tak dapat ku temui, aku berdoa'a pada Tuhan, semoga aku dapat bertemu dengannya, setidaknya agar rasa khawatirku padanya hilang dan hariku menjadi penuh warna kembali.

Bel pulang sekolah berbunyi tanpa arti, sedari tadi aku mencari tak kunjung aku temui, dirinya yang menawan hati tak bisa kulihat hari ini, jiwaku terasa hampa tanpa kehadirannya, aku tak bisa berbuat apa-apa, aku yang tak berdaya hanya bisa mendo'akannya saja.

"Yoga!!"
"Yoga.......!!"
Suara ibuku yang memanggilku telah membangunkanku dari tidurku, mimpiku tentang dirinya sedikitnya dapat mengobati rasa rinduku kepadanya untuk beberapa saat

"Yoga!!"
"Iya bu?? Sebentar.."
"Ini ada teman sekolahmu, namanya putri"

Putri??.. Dia datang ke rumahku?? Sungguh senang hati ini mengetahui dia datang ke rumahku, namun rasanya gugup sekali untuk bertemu dengannya, tubuhku bergetar hebat bagaikan gempa bumi di Lombok tempo hari, aku segera bersiap-siap dan segera turun ke bawah, namun getaran tubuhku tidak kunjung berhenti, satu.. Dua.. Tiga.. Brug!!, aku terjatuh dari tangga rumahku, namun rasa sakitku berubah menjadi rasa malu mengingat Putri sedang berada disini, saat aku melihat ke atas ternyata putri sudah berada tepat di hadapanku.

"Hahahahaha.. Kau tidak apa-apa??"
"E..emm..mm..ti..tidak apa-apa kok"

Rasa gugupku yang bercampur dengan rasa malu yang tiada tara, namun bercampur dengan rasa bahagia karena dapat bertemu lagi dengan dirinya lagi, terimakasih Tuhan kau telah mendengarkan do'a ku dan malah memberi lebih dari yang kuminta.

Aku pergi bersama dengannya, pagi itu angin terasa sejuk, kicau burung menyanyi merdu, langit bergerak dengan tenang, matahari bersinar dengan terang, sungguh pagi hari yang sangat ku idamkan dan ini karena aku bersamamu lagi, putri..

Di perjalanan, aku tak berani memulai pembicaraanku dengannya, malahan dia yang sedari tadi bercerita tentang teman-temannya di sekolah, dia terlihat bahagia dengan apa yang telah dia dapat, namun aku hanya dapat mendengarkannya bercerita, namun aku harus bertanya padanya.

"Mm..Putri, bagaimana kau bisa tahu tempat tinggalku?"
"Itu rahasia"

Dia berkata seperti itu seraya meloncat kesana kemari dengan riangnya, oh Tuhan.. Aku tidak mau kehilangan moment seperti ini, biarkan memori ku tentang kejadian saat ini terekam jelas di kepalaku.

"Mm..sa..satu lagi.. Kenapa kau kemarin tak datang ke sekolah?"

Ekspresinya dan tindakannya yang melompat-lompat bahagia terhenti dan membuat dadaku sedikit terasa sesak, apakah perkataanku tadi salah?? Namun, ada apa dengannya??

"Mm..tidak apa-apa, tak usah khawatir, aku akan selalu bersamamu, kalau yang kemarin itu, anggap saja aku libur dulu, hahaha.. "

Tawanya kembali terlihat, namun terlihat berbeda dari tawanya yang biasanya, namun aku harus optimis, lagian dia berkata akan selalu bersamaku, apa artinya?? Semoga saja hal itu dapat terjadi, aku senang sekali, namun mungkin respon ku tentang perkataannya tidak terlaly baik, maafkan aku putri, aku gugup sekali, aku tak mempunyai pengalaman soal bersosialisasi dengan orang-orang seperti ini, andai saja aku seperti Rohman yang berani menyatakan cinta pada kekasihnya di depan orang tuanya, ataupun seperti Habib yang telah memastikan masa depan yang indah dengan kekasihnya, ataupun Heri yang penuh pesona, pandai olah raga, dan pandai berbicara dengan orang-orang yang membuat ribuan mata memandang bertuju kepadanya, namun aku hanyalah seorang Yoga, Yoga saputra yang tidak berguna bagi siapapun, namun suatu hari aku ingin membuat dia bahagia dengan caraku, tunggu itu, putri..

Jatinangor Love StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang