"Athaya! Ane! Windi! Feni!" Teriak Shelly sedikit berlari menghampiri teman-temannya dikoridor sekolah.
Teman-temannya berhenti lantas menengok dengan pandangan risih.
"Apaan sih berisik!" -athaya
"Bisa ga, ga usah teriak?" -windi
"Gue tau Lo terbiasa tinggal di hutan" -ane
"Apa pacarnya youngklek?" -feni
"Astaghfirullah punya temen gini amat bangsat!" Kesal Shelly. Teman-temannya hanya memutar bola matanya malas.
"Ni apaan lagi! Najis tujuh turunan gue punya pacar modelan kek gitu. Makasih fen, buatlo" balas Shelly panjang lebar. Sedangkan feni tak menggubrisnya.
"Eh btw tadi malem Lo mabok, gila anjing" intrupsi ane. Shelly menengok lalu mendengus.
"Gegara Lo ya!" Tunjuk Shelly.
"Eh yang minta nambah terus siapa tadi malem? Setan?" Balas ane sakartis.
"Tapikan Lo yang ngajak gue!"
"Lo yang minta nambah ciu nya sambil ngegoda mas2 bartendernya bangsat!"
Mereka berdua main tunjukkan sambil berjalan dikoridor sekolah.
Orang-orang yang berada dikoridor itu menatapnya aneh.
"Apa Lo bi–"
"BERISIK LO BERDUA KAMPANG!" -ATHAYA DENGAN NADA EMOSINYA.
Ane dan Shelly langsung kicep.
Windi tertawa sedangkan feni hanya diam.
Emang diantara teman-temannya. Shelly pikir yang otaknya ga geser kek yang Lain itu cuma si Feni aja. Kalem gitu orangnya tapi kalo diusik si shelly angkat tangan. Garang didalam lembut diluar. Eak:V
"Mumpung masih jam segini kantin yuk" ajak Windi.
Shelly mengangguk begitu juga dengan yang lain.
"Gue ajak si diana sama ka Noviand ya" tawar Feni mengambil ponselnya disaku.
"Nadia aja sih. Ka Nov ga usah" sahut Shelly dengan nada sensi.
"Dih kenapa lagi?" -ane memandang Shelly aneh.
"Ga papa si. Ribet aja Lo" ketusnya.
Ya karena Shelly lagi sensi dengan kakaknya itu karena ucapan kemarin Minggu yang membuatnya tercengang. Kan dia jadi malu.
"Dibales ga sama si diana?" Tanya Athaya pada Feni yang masih terfokus pada ponselnya.
"Otw katanya kalo ka Nov lagi sibuk bantu jaga perpus jadi ga bisa" balas Feni memasukan ponselnya kembali kedalam saku.
Setelah sampai.
"Oh gitu" mereka duduk disalah satu meja kantin.
Shelly bernafas lega karena Novi tak bisa gabung dengan gengnya disini.
Karena kalo cewek rambut pendek itu datang bisa dipastikan wajahnya memerah malu. Eh/?
"Pesen apaan nih?" Athaya yang masih berdiri.
"Gue es ajalah" -shelly diikuti dengan yang lain
"Copas Lo!" Sengit gadis itu.
"Dih kepedean banget mahluk satu ini" ejek Windi.
"Fen anterin pesen yu" ajak Athaya.
Feni menghela nafas sembari mengangguk terpaksa lalu pergi untuk membeli minuman.