Chapter 1

567 32 0
                                    

I am so sorry / gomenasai!!!!

I"ve made you wait so long.

And i comeback with new story, now.

Please, looking forward for this story, vote and comment for my energy.

I am so thankfull for my readers.

Have a nice day and happy reading....


===========



“Jeon!” dengan napas terengah-engah, Min Yoongi berusaha untuk berseru, “Bisakah kau berhenti sekarang, ini konyol!” dirinya sudah berhenti berjalan sejak semenit yang lalu, membiarkan kawan super aktifnya berlarian sendiri dengan pesawat kertas dan suara deruan dari mulut yang memuncratkan ludah, iuh..., menjijikkan. Awan kumulus di atas kepalanya mulai bergerak dan menanggalkan cuaca terik yang menyengat rambut hitam ikalnya, bocah laki-laki kurus itu beranjak dari lapangan rumput dan memilih duduk di bawah pohon oak sembari mengipasi wajahnya dengan telapak tangan, sementara temannya berhenti bermain, lantas melangkah untuk menyusul.

Tak berselang lama, seorang gadis cilik berkepang dua datang menghampiri, “Yoongi, ada surat untukmu!” sembari menyodorkan sepucuk kertas terlipat tanpa amplop, dan lekas pergi begitu saja.

“Woww!!! Sebauh surat cinta dari penggemar rahasia.” Celetuk Jeon Jungkook yang tipikalnya suka menggoda dan bergurau.

“Hentikan, itu menjijikkan.” Sahutnya sembari membuka kertas itu. seuntai kalimat nampak menghiasi permukaan kertas bergaris, bunyinya adalah. “Yoongi, aku five dan aku sedang memperhatikanmu.” . Yoongi tak tahu harus berekasi bagaimana, takut, jengkel, atau hanya diam—yang sekarang ini sedang ia lakukan—“Sepertinya hanya orang iseng.” imbuhnya seraya melumat kertas dnegan telapaknya dan membuangnya begitu saja, “Ayo!”

“Tunggu, Bro!” mendadak Jungkook berseru sembari menahan pergelangan tangan Yoongi, “Bukankah itu orang yang ada di TV.” Ia menunjuk seorang pria memakai tuxedo yang tengah berbiincang dengan pengurus asrama. “Untuk apa orang itu kemari.”

“Dia adalah Perdana Menteri Inggris, dan semua pejabat selalu melakukan bisnis politik.”

Lima tahun kemudian......

Ruang remang itu disirami oleh samar cahaya bulan separoh yang menembus jendela. Jungkook  dan Yoongi hanya bungkam sembari menyelami pikiran masing-masing. Hingga detik demi detik terus berjalan dan Si remaja Jeon mulai bosan, “Bro, surat itu datang lagi siang ini?”

Sejenak, Yoongi menoleh ke arah seonggok boneka kayu serupa monyet yang didapat bersamaan dengan surat misterius, “Hanya kata-kata menggelikan, aku sudah membuangnya.”

“Tidakkan kau merasa dia selalu memperhatikanmu?”

Yoongi membenahi posisi tidurnya menjadi meringkuk ke kanan, “Tidak. Aku sudah melupakannya.”

“Baiklah, kupikir kau akan terbebas dengannya besok, Karena kita akan meninggalkan Sunny Flowerz mulai besok.” Bunyi detik jam menyeruak di antara keheningan, “Selamat tidur, Sobat!”

Pagi yang dinantikan lekas hadir dengan langit cerah. Jungkook dan Yoongi sudah bersiap menuju ke mobil BMW yang akan membawanya. Namun sebelum benar-benar pergi, Jungkook sejenak menoleh ke belakang, dimana banyak anak dan para pengasuh yang mengantarkan kepergian mereka dengan senyum mengembang, dan diantara mereka, terlihat sesosok gadis yang melambaikan tangan. “Yoongi,” seru Jungkook, “Kau mengenal gadis itu?” tanya seiring dengan laju ban yang menjauh dan wajah gadis itu yang sedikit terhalang bahu temannya.

Koi no Yokan ( 恋の予感 ) / KookVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang