A/N: Mohon maaf kalo aku udah lama banget gak update... karena aku itu jarang banget ada waktu luang... segala macem pr tuh menunggu utk di kerjakan... mohon maaf yaaa...
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~Focus: Jen, Andre, Marcel
Author's POV
Pagi yang cerah
Pikir Jen...Memang hari itu adalah hari yang hangat dan cerah... bagi semua murid baru apalagi...
Yang membuat Jen bahagia hari itu adalah, ia merasa beruntung telah memutuskan untuk menjadi osis. Jadi intinya ia tak harus belajar dikelas melainkan membimbing para murid-murid baru.
Dan... hari ini ia pun bertemu dengan kekasih nya yang tersayang...
Tahun ini memanglah tahun baru. Tapi rasa takut dan trauma masih bersemayam di dalam hati gadis itu.
Setiap pagi, Gilang harus bersuka rela mengantarkan Jen setiap pagi jika Andre tidak menjemput, yang tentu saja merepotkan.
Tetapi itu setidaknya lebih baik dari pada sang gadis menghilang bukan?
Setidaknya itulah yang dipikirkan Gilang saat ini.
Pagi itu lapangan sudah diramaikan oleh murid tahun ajaran baru. Memanglah sulit untuk mengatur segala macam hal dengan murid berjumlah sekitar lebih dari 200...
Tapi para osis takkan menyerah begitu saja. Mereka harus berusaha setidaknya agar semua murid terkumpul dan tak ada yang berpencar sehingga nanti malah nyasar.
Masalahnya jika ada yang kurang satu murid saja, akan jadi JAUH LEBIH merepotkan. Semenjak kasus penyekapan Jen waktu itu, para guru menjadi lebih sering memerhatikan anak itu...
Teman-temannya pun jadi lebih sering bertanya dan memerhatikan keadaan fisik maupun mental Jen. Jika teman-temannya saja sudah seperti itu, apalagi pacarnya yang sangat paranoid itu.
Mungkin sedikit berlebihan untuk menyebutnya paranoid, tetapi setidaknya itulah yang Jen pikirkan saat itu.
Marcel sekarang sudah jarang sekali terlihat berkeliaran di dekat Jen. Entah apa yang membuat anak itu seperti itu, tetapi Jen tetap saja khawatir. Bagaimana tidak? Marcel adalah sosok orang yang sangat Jen sayangi seperti keluarga, ia juga adalah sosok teman yang sangat baik.
Ya... sebesar itulah rasa sayang Jen kepada Marcel. Sayangnya tidak lebih dari itu, pikir Marcel.
~~~~~~~~
Bel berbunyi
Menandakan waktu jam pelajaran sudah habis. Para murid yang sudah kelelahan mulai bertebaran dimana-mana.
Hari itu memanglah sangat melelahkan...
Mungkin, karena mereka pada belum terbiasa, jadi hari ini sangat-sangat melelahkan. Libur panjang itu sangat merubah kegiatan mereka sehari-hari.
Jadi, seluruh tubuh dan mental mereka semua, seolah dikagetkan oleh realita yang bernama sekolah yang kejam itu.
Jen yang sedang melamun saat itu seolah baru saja ditampar oleh realita, karena di depan tempat duduknya sekarang ada pak Jinyoung. Guru matematika.
Kenapa ia begitu terkejut? Karena hari ini gadis malang itu harus les dengan guru killer itu.
'Sialan' batin Jen
"Kamu gak niat kabur kan?"-Pak MTK
"E-enggak pak"-Jen
"Yaudah nanti jam... dua ke kantor bapak ya"-pak MTK
"Iya pak"-Jen
'Yesss ada kesempatan untuk melarikan diri' batin Jen lagi
Sekarang baru saja jam 1:35 jadi Gadis itu masih bisa dibilang beruntung.
Karena kalau yang namanya beruntung itu adalah tidak masuknya pak Jinyoung hari ini.
Hari itu memang sangat melelahkan. Apalagi bagi para anggota osis yang harus berteriak ria di hadapan anak-anak baru yang sangat berisik.
Di kantin yang sangat padat dan berisik hari itu, Marcel samar-samar melihat Jen yang sedang tergesa-gesa, memasukkan semua barang-barang yang berada di mejanya, termasuk laptop kesayangannya, kedalam tas biru mint nya itu.
Bocah itu ingin sekali bertemu dengan Jen. Tetapi dia merasa tidak berhak, karena gadis itu sudah milik seseorang, yang merupakan sahabat dekatnya sendiri.
Padahal, ia tentu saja berhak. Yang menemani Jen dari kecil sampai sekarang adalah dia. Jen dan Marcel sudah seperti saudara dari kecil. Malahan orang tua mereka hampir menjodohkan mereka berdua. Tentu saja sebelum Andre muncul.
Matahari di siang ini, selalu siap untuk membakar kulit siswa dan siswi yang berada di sekitar situ. Siang itu sangat panas, bahkan, sepuluh ember eskrim penuh pun tak akan menghilangkan rasa panas itu.
Sambil menunggu jemputannya, Jen membaca buku sambil mendengar lagu favoritnya, Voices lagu dari album terbarunya boygroup bernama StrayKids.
Ia sangat menyukai lagu itu. Member yang paling disukai nya adalah Felix. Entah kenapa, semenjak pertama kali melihat Felix, Jen sudah sangat menyukainya. Mirip Gou gou katanya. Bahkan mirip sekali dengan Gilang
(A/N: ya iyalah orang sama aja manusianya!)
'Duh, siapa tuh yang ngomong, bikin merinding aje dah' batin Jen
Setelah lama menunggu, akhirnya jemputannya sudah datang.
Sesampai dirumah gadis itu langsung melesat ke kamar mandi, mengganti seragamnya dengan baju tidur, dan melompat ke atas kasur emphuque kesayangannya itu.
Tanpa basa-basi lagi, matanya sudah tertutup dengan rapat. Dan Poof! Dia sudah berada di alam mimpi.
-------------------------------------------
A/N: yey update! Short chap lagi dehh... sorryy... but i've tried tho...
Thank u so much for reading yaak!!
Makasih vote nya dan udah nunggu selama ini huahua😢😢
Love u all 😙😙
Happy reading😄!-786 Words-
KAMU SEDANG MEMBACA
POPULAR GANGS
FanfictionHanya kisah sederhana tentang kehidupan anak-anak populer di sekolah. Menjadi anak populer tidak selalu enak, mereka pun mempunyai mimpi untuk digapai. Ikuti terus kisah mereka yang ingin sekali mempunyai jodoh!! 🌸non-baku 🌸retjeh 🌸by adrastea 🌸...