wsg

18 0 0
                                    

Two

~~~

Kringgg... Anggep aja bel masuk abis istirahat.

Rizal masuk ke kelas yang dalam keadaan masih kosong, namun matanya menemukan satu sosok wanita cantik berambut panjang tergerai.

Seragam SMA yang sama sepertinya dengan atribut lengkap. Kulit putih dengan mata yang indah sangat menyejukkan hati. Tapi siapa?

Merindinglah bulu kuduk Rizal melihat sosok tersebut akan beranjak dari mejanya. Ia terkesiap untuk lari namun detik berikutnya.

"Eh..ngapain lo ada di meja gue?"

"Tadi lo bilang pinjem catetan bahasa Indonesia."

"Oh ok thanks tapi bukannya tadi lo bilang buku lo di rumah?"

"Udah deh nggak usah banyak bacot, udah untung gue kasih lo pinjem."

Sambil berlalu tanpa menatap ataupun melirik sedikitpun. Semerbak aroma coklat pun tercium.

Tuh cewek parfumnya kayak permen. Hah coklat~Rizal

Aleyra kembali ke mejanya dan kembali asik lagi dengan buku-bukunya. Ya lebih terkesan kutu buku tapi hanya buku tertentulah yang digemari.

Rizalpun mulai menggoyangkan penanya diatas kertas. Bukan menulis puisi melainkan mencontek catatan milik Aleyra.

Satu persatu para penghuni kelas pun masuk dan menempati tempat masing-masing. Semua sibuk dengan urusan masing-masing.

Ada yang nyiapin buku buat next mapel, ada yang lanjutin usaha salonnya, ada yang siapin arena tempurnya. Ya begitulah..pasti kelas para rider baik dulu maupun sekarang juga ada yang seperti itu kan? Pasti lah..

***

Panas terik menyengat kulit saat bel pulang sekolah telah menjerit. Perlahan ruang kelaspun mulai kosong. Namun tetap ada segelintir makhluk hidup yang menetap.

Yaa siapa lagi...Dino, Ghani, dan Rizal yang mulai membangun arena pertempuran. Dimana-mana setiap orang pulang sekolah pengen cepet nyampek rumah. Lain dengan tiga sekawan itu. Yaa sudahlah tak perlu dibahas..

Cekleekk...

"Yaa pak Pi'i jangan dikunciin disini dong kita." rengek Dino.

"Salah sendiri udah waktunya pulang nggak langsung keluar kelas." kata pak Pi'i lewat jendela.

"Bukain dong pak. Pak Pi'i kan baik, ganteng, ga ada duanya deh di sekolah ini." rayu Ghani.

"Brati ganteng saya dong dari pada Rizal."

Rizal yang merasa namanya terpanggilpun mengangkat kepala juga suara tak setujunya.

"Yaa nggak bisa kalo itu tetep gantengan saya." bela Rizal dengan sedikit menyombongkan diri.

" yaudah kalian nginep aja disini."

"Yaah jangan ngambek dong pak. Ganteng pak Pi'i kok dibanding Rizal. Biasalah si Rizal kan syirik dan iri sama pak Pi'i." bujuk Ghani bak membujuk kekasih yang tengah marah.

"Lo si zal! Pak Pi'i ngambek tuh."

"Kok gue si Din. Kan kenyataannya emang gantengan gue."

Bukk

"Aduhhh..apa-apaan sih lo Ghan." marah Rizal pada Ghani yang menyikut perutnya dengan agak keras.

"Mendingan lo diem. Gausah ikut bicara. Kalo nggak auto nginep disini kita betiga."

"Iya iya.."

Sementara Dino yang tengah berhadapan dengan pak Pi'i berhalangkan jendela tengah merayu-rayu pak Pi'i.

"Ya ok saya bukakan pintunya. Tapi beneran ganteng saya kan."

"Iya pak!" jelas Dino.

Pak Pi'i pun membukakan pintu kelas agar tiga sekawan itu bisa keluar.

"Akhirnya bebas..." teriak Ghani.

"Lo kayak abis keluar dari penjara aja." sindir Rizal.

"Makasih pak Pi'i." sontak Rizal pun terkejut dengan kata-kata dua sahabat nya yang terdengar menjijikkan itu.

"Makasih pak." sahut Rizal dengan nada datar dan dingin.

"Iya sama-sama. Rizal nggak usah cemberut gitu dong. Emang gantengan saya tapi saya nggak akan nikung pacarnya Rizal kok. Saya setia sama istri saya." kata pak Pi'i dengan sedikit dramatis namun lebih terbilang lebay.

"Yaelah pak lagian nih ya si Rizal mana punya cewek. Paling-paling dia pacaran sama hanaby." ucap Dino.

"Anjirr lo.. Ya kali gue pacaran sama game."

"Sudah-sudah lebih baik kalian pulang. Saya mau lanjut ngonciin kelas lain." kata pak Pi'i sembari berlalu.

"Kalo gitu kita tantang lo buat cari cewek. Dan lo harus dateng sama dia saat acara Prom Night minggu depan." tantang Dino.

"Ok siapa takut."

***

Aleyra dengan wajah kusut masih berdiri di depan gerbang sekolah menunggu sang mama menjemputnya. Yaa lama dan lama itu selalu dialami Aleyra.

Deru motor pun berhenti disamping Aleyra.

"Belom pulang lo?"

"Belom."

"Bareng gue?" tawarnya.

"Nggak usah."

"Dari pada lo bediri disini kayak orang nggak guna. Mending bareng gue."

"Nggak makasih."

"Itung-itung tanda trimakasih gue lah karna udah lo pinjemin buku catetan."

Tau sendiri lah siapa orangnya. Setelah dipikir-pikir benar juga. Dari pada nungguin lama juga kan.

"Nih helmnya."

"Makasih.."

"Iya.. Sama-sama."

Suara mesin motor pun kembali berbunyi dan mulai meninggalkan pelataran gerbang sekolah..

_

_____________________________________________________________________________________________________________________________

If you like give me 🌟 please!!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 18, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

With Sweet GamerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang