Tujuh-Seven

3.3K 261 4
                                    

Akihito merasakan dingin menerpanya. Dia langsung menarik selimut dan bergelung dalam selimut yang cukup tebal itu. Nyatanya, dia masih kedinginan. Akihito menggigil di balik selimut.

'Dingin...' batin Akihito dan saat itu juga sesuatu yang kokoh dan nyaman melingkupi badannya

"Asami..." panggil Akihito dengan mata yang masih terpejam erat

Bukankah harusnya Asami berbangga diri? Tidak sia-sia selama ini dia 'menggarap' Akihito berjam-jam, jika akhirnya hanya dengan sentuhan saja Akihito sudah tahu itu dirinya. Asami mengangkat badan Akihito dan meletakannya di atas badannya sendiri. Dia mengusap punggung milik Akihito dan mengecup puncak kepala kekasihnya itu

"Sankyu" gumam Akihito sembari menyamankan diri di atas badan Asami yang nyaman dan hangat

Asami memandang wajah yang sedang terlelap itu. Rona merah di kedua pipi, serta keringat yang muncul di pelipis Akihito membuat anak itu semakin sexy di mata Asami. Asami memandang ke arah bibir Akihito yang saat ini sedikit terbuka karena Akihito bernapas melalui mulutnya

Asami mengalihkan tatapannya dan menarik selimut untuk menyelimuti mereka. Lengan kokoh Asami memeluk erat Akihito. Dia sudah meminta Kirishima untuk mengatur ulang jadwalnya

"Oyasumi Kitten..."

......

Sementara di tempat lain, perdebatan tiada henti terjadi di sebuah gedung perkantoran. Mereka yang mendengar hanya bisa menjadi penonton dan pendengar setia tanpa mengucapkan apapun

"Eun Mookyul! Yang benar saja!" Teriak pemuda yang masih duduk di bangku kuliah itu

Sementara yang diteriaki hanya menatap malas ke arah pemuda di depannya

"Apa lagi?" Akhirnya Mookyul berujar

"Lihat! Gara-gara kau nilai ujianku jelek seperti ini! Ah!" Kesal Ewon

Mookyul malah tersenyum miring melihat kekasihnya yang tengah marah itu. Dia melihat bagaimana wajah Ewon sangat menggemaskan baginya sampai dia ingin menggigit pipi Ewon seperti biasanya

"Sudahlah. Nilai itu bisa kau perbaiki lain kali, kan? Lebih baik bersenang-senang denganku dulu sekarang" tawar Mookyul

Ewon yang tahu maksud bersenang-senang dari Mookyul langsung menyambar tasnya dan melangkah menuju pintu dari ruangan kekasihnya ini. Tepat saat dia membuka pintu tepat saat itu ada sebuah vas yang melayang ke arahnya

"Jung!" Panggil Mookyul kaget

Ewon menoleh saat Mookyul memanggilnya. Dia masih bisa melihat Mookyul berjalan ke arahnya dengan tergesa dan raut wajah yang entahlah... Ewon tidak pernah melihatnya. Tapi, semua itu tiba-tiba memburam dan hilang berganti gelap

"Hyunggg..." Ewon memanggil Mookyul bersamaan dengan matanya yang terpejam

Grepp

Mookyul menangkap tubuh yang lebih pendek darinya itu tepat sebelum tubuh itu jatuh ke lantai. Mookyul menepuk pelan pipi Ewon dan tidak mendapat respon apapun. Mata Mookyul menggelap dan berkilat murka saat melihat darah mengalir dari sudut kening sebelah kanan milik Ewon

"Sialan!" Umpat Mookyul

Mookyul menggendong Ewon ke sofa di ruangannya dan segera berbalik sambil memakai sarung tangannya. Dia keluar dengan wajah gelap dan aura membunuh yang sangat besar. Semua yang sedang berkelahi di depan terdiam saat merasakan aura membunuh yang kuat itu

"Siapa yang mengizinkan kalian berkelahi disini?!!!"

"Boss..." anak buah Mookyul serentak menunduk takut saat Mookyul membentak mereka

"Sangchul!"

"Mereka datang menuntut balas atas teman-teman mereka yang babak belur kemarin boss"

Mendengar ucapan Sangchul kemarahan semakin menguar dari badan Mookyul. Dengan seringaiannya Mookyul langsung meninju wajah pria yang ada beberapa meter di depannya

"Untuk temanmu kemarin yang berani menyentuh 'milikku'!" Ujar Mookyul

Dia menghajar habis semua orang itu sendirian hingga mereka babak belur dan terkapar di lantai kantornya

"Siapa dari kalian yang melemparkan vas?" Tanya Mookyul

Satu orang berjingkat kaget dan dialah yang menjadi sasaran amukan dari Mookyul. Mookyul menarik kepala pria itu dan membenturkannya ke lantai dengan keras. Mookyul juga menendang dan meninju wajah pria itu hingga benar-benar tidak bisa dikenali

"Bereskan mereka!" Perintah Mookyul pada anak buahnya dan dia berbalik masuk ke ruangannya kembali

Sangchul masuk dan melihat Mookyul sedang duduk di lantai tepat di sebelah Ewon. Kening Sangchul mengkerut saat melihat bossnya mengeluarkan kapas beserta cairan antiseptik. Baru setelah dia melihat kapas itu berubah warna menjadi kemerahan, dia tahu kalau Ewon terluka. Sangchul tidak banyak berucap. Dia segera keluar lagi dari sana

"Jangan masuk dulu untuk beberapa waktu! Ayo cepat bersihkan ini semua!" Ujar Sangchul pada teman-temannya

Mookyul mengobati luka Ewon dan mengangkat anak itu ke dalam gendongannya. Dia keluar dari ruangannya dan saat itu Sangchul langsung berjalan lebih dulu di depannya untuk menyiapkan mobil sang tuan.

"Kau berjaga saja disini. Berikan kuncinya padaku biar aku bawa dia pulang sendiri" ujar Mookyul yang tidak bisa ditolak.

Mookyul mengemudikan mobilnua dengan cepat dan begitu sampai dia langsung menggendong Ewon ke dalam kamar mereka. Ewon masih memejamkan matanya sementara Mookyul mulai khawatir

"Jung... bangun... jangan tidur terus!" Ujar Mookyul

Menunggu selama satu jam dan Ewon masih belum bangun juga. Mookyul menghela berat. Dia mengusap pipi tirus Ewon dengan jemari panjangnya. Akhirnya Mookyul memutuskan ikut naik ke atas ranjang dan berbaring menyamping sambil memandangi wajah polos Ewon

"Hyung..." panggil Ewon membuat Mookyul tersenyum

Setelah tiga jam Ewon pingsan, akhirnya anak itu membuka matanya. Mookyul mengusap puncak kepala Ewon membuat Ewon menoleh ke sisi kirinya

"Kau baik-baik saja?" Tanya Mookyul

Ewon mengangguk kecil. "Sedikit pusing. Tapi, tidak apa-apa"

Entah kenapa, tanpa disuruh Ewon malah merapatkan diri ke arah Mookyul dan bahkan menelusupkan wajahnya ke leher Mookyul. Mengendus wangi Parfum, sabun dan juga sampo dari Mookyul

"Jung?"

Ewon tidak menjawab. Dia semakin merapat pada Mookyul dan memeluk pinggang Mookyul. Mookyul sendiri akhirnya menarik pinggang Ewon mendekat. Sangat dekat sampai tubuh mereka menempel sempurna satu sama lain. Tidak ada ucapan apapun. Hanya keheningan saja yang ada di dalam kamar itu. Karena, Mookyul tahu yang Ewon-nya butuhkan saat ini hanya ketenangan dan kenyamanan darinya

"Cepat sembuh Jung..."

Between Me and Your JobTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang