4

170 40 14
                                    

Happy Reading. Xx

Hazel's PoV

Dengan begitu aku mencari-cari keberadaan charger handphone ku. Di meja belajar tidak ada, di kasur tidak ada, di bawah bantal tidak ada.  Dimana charger handphone ku sebenarnya.

Ayo Hazel ingat-ingat, dimana kau menyimpannya. Gadis batinku berpikir keras. Dan aku langsung teringat bahwa aku selalu membawa nya ke sekolah, berarti charger nya ada dalam tas sekolah ku.

Aku langsung mengambil tas sekolah ku dan mengeluarkan semua isinya dengan membalikkan tasku.  Semuanya berantakan di atas kasur ku. Dan akhirnya charger handphone ku terjun dari dalam tasku.

Aku langsung berlari untuk menyambungkan nya ke handphone ku yang ada di meja belajar. Sebelum aku berhasil menyambung kannya ke handphone ku, tiba-tiba semuanya menjadi gelap.

Holy shit. Fuck. Kenapa harus mati lampu di saat seperti ini sih? Dewi Fortuna sedang tidak berada di pihak ku.

Aku pun menyambungkan kabel chargernya ke handphone ku dan meninggalkannya di meja belajar, agar nanti saat listrik menyala lagi handphone ku langsung terisi daya nya.

Kudengar adikku memanggil dari bawah. Kusambar lampu darurat kecilku dan langsung turun ke bawah untuk menghampirinya.

"Ada apa Hills?" Aku duduk di samping adikku.

"Sekarang sedang mati lampu dan kau bertanya ada apa?" Dia terlihat kesal.

"Aku tahu itu, lalu apa masalahnya?" Tanyaku.

"Masalahnya adalah kau ada di atas. Dan Mom sedang keluar untuk membuang sampah."

"Lalu?"

"Aku takut sendirian di sini." Kulihat dia menyengir kuda di depanku. Aku pun menyentil dahi nya itu. Ku dengar dia meringis setelahnya.

"Kau ini, kupikir apa. Ya sudah, kau mau naik ke atas lalu pergi tidur atau tetap di sini?" Tanyaku.

"Kupikir, kita harus menunggu Mom dulu. Kasihan Mom, jika dia masuk rumah ini dalam keadaan gelap." Aku pun mengangguk lalu meletakkan lampu darurat milikku di atas meja dihadapan kami.

"Baiklah. Kira-kira kenapa ya listrik tiba-tiba mati seperti ini?" Aku bertanya pada adikku yang kini sedang memainkan handphonenya.

"Mana ku tahu El. Mungkin pemadaman bergi— Holy Crap."
Tiba-tiba Hillary berteriak dan membuatku kaget.

"Bisakah kau pelankan suaramu itu? Aku kaget mendengar nya. Memangnya ada apa sih?"

"Ternyata ada kebakaran di sebuah toko yang ada di ujung barat sana, El. Pantas saja semua listrik di area ini padam. Aku baru saja mendapat kabar dari temanku yang rumahnya tidak jauh dari sana." Katanya sambil menunjukkan handphone yang menampilkan foto sebuah toko yang sedang terbakar. Tapi tunggu, Aku mengambil ponselnya dan melihat lebih teliti lagi.

"Oh my God, ini kan toko milik Mr. Scott." Aku kaget melihat gambar toko yang tengah terbakar itu. Sedangkan Hills, dia merebut kembali ponselnya lalu memperhatikan foto itu dengan lebih seksama.

"Ini benar-benar toko Mr. Scott. Kuharap dia baik-baik saja ya Tuhan." Dia memasang ekspresi tak percaya nya.

"Apa temanmu tahu apa yang menyebabkan kebakaran itu terjadi?"
Hillary hanya mengangkat kedua bahunya.

Mr. Scott, dia tetangga kami. Rumahnya ada di sebelah kanan rumah kami.

Semoga tidak terjadi apa-apa pada Mr.Scott. Apalagi mengingat usianya yang sudah renta dan anak-anak nya yang bekerja di luar kota membuat dia harus tinggal sendirian. Istrinya meninggal satu tahun lalu karena terjatuh di kamar mandi.

Him [Hendall]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang