5

159 35 43
                                    

Happy Reading. Xx.

Hazel's PoV

Jika kalian tahu apa yang aku hadapi sekarang, kalian tidak akan pernah ingin berada di posisi ku.

Bagaimana tidak? Aku membicarakan seseorang saat orang itu ada di belakangku. Dan orang itu adalah orang yang aku idolakan.

Ya kalian benar, Yeti Styles itu tadi berada di belakangku saat aku membicarakannya secara terang-terangan pada orang-orang di meja ini. Dan kau tau apa reaksinya saat itu?

Dia hanya tersenyum–tidak niat tentunya–sekitar kurang lebih 5 detik saja. Tapi aku lebih menangkap raut wajah yang khawatir di wajahnya. Khawatir karena apa? Apa karena aku yang terlalu jujur mengenai sifatnya, atau khawatir karena dia tidak mau dipandang seperti itu olehku? Eh, aku terlalu percaya diri lagi.

Sekarang dia sedang duduk di hadapanku. Kuulangi, di hadapanku. Tidak adakah yang lebih baik dari ini? Aku sangat senang dan takut dalam waktu bersamaan, Ya Tuhan.

Aku hanya bisa diam dan melarikan mataku pada hal-hal yang tidak penting, seperti pada Grace yang sedang selfie dengan gaya wajah yang aneh, atau pada Robert yang sedang menggoda kekasihnya yang merajuk. Yang jelas aku tidak mau menatap manusia di hadapanku ini.

Yang benar saja, aku sangat malu dan takut jika tiba-tiba dia marah padaku. Karena ku dengar, orang yang dingin akan menyeramkan jika sedang marah.

Setelah kejadian tadi, tidak ada yang berani membuka pembicaraan. Semuanya diam. Dan beautiful girl5, mereka diam-diam menatap tajam padaku.

Jade menatapku dengan tatapan,

"What the Hell, kenapa kau mengatakan itu?"

Leah  menatapku dengan tatapan,

"Mati kau, El."

Sedangkan Blue,

"Kasihan sekali kau, El."

Irene tidak ku tatap, karena yang benar saja. Posisinya sama-sama berhadapan dengan manusia es itu. Yang ada dia akan kena imbasnya juga nanti.

Dan para idiot boy5 itu sedang menahan untuk tidak tertawa saat ini. Sialan sekali mereka, bukannya membantu ku.

Dan saat aku mengalihkan pandanganku dari mereka, aku tidak sengaja melihat Yeti itu sedang melihatku. Aku senang tapi tetap takut. Lalu kualihkan pandanganku pada hal lain.

Di detik berikutnya, aku merasakan kelegaan yang luar biasa karena si jambul indah itu telah menyelamatkan kita–atau aku lebih tepatnya–dari keheningan yang luar biasa.

"Kenapa jadi diam-diaman seperti ini? Tenang saja, Harry tidak menggigit. Ya kan bro?"

Yang ditanya hanya diam sambil melanjutkan makan roti isi tuna dan keju yang ada di nampannya.

"Dia tidak menggigit, tapi dia mencakar." Celetuk Louis.

Semua yang di meja ini tertawa kecuali aku dan Yeti itu tentunya. Dia tidak pernah terlihat tertawa. Bahkan aku pikir dia tidak tahu bagaimana caranya tertawa. Eh atau memang aku saja yang tidak pernah melihatnya? Ah sudahlah, sekarang bukan waktu yang tepat untuk memikirkan hal itu.

"Jadi bagaimana rencana kita untuk menjenguk Mr. Scott hari ini?" Liam memulai pembicaraan. Syukurlah, suasana kembali normal.

"Seperti rencana awal, kita akan memakai mobilku dan Harry. Itupun jika Harry mau."

"Dan seperti kata Hazel, dia tidak akan mau." Kini Niall yang bicara.

"Hei, kenapa kau berpikir seperti itu? Aku bahkan belum menjawab." Si Olaf itu seperti tidak terima akan jawaban Niall.

Him [Hendall]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang