Chapter 1

2.7K 75 0
                                    

Seorang pemuda tampan sedang membereskan pakaiannya ke koper karena ia akan kembali ke negara asalnya, Indonesia. Kemarin malam kedua orang tuanya meminta untuk segera pulang karena ada urusan yang sangat penting, entah itu urusan apa ia tak tahu. Dia adalah Tristan Putra Pratama,  putra tunggal dari Yuda Pratama, pemilik salah satu hotel berbintang lima di Jakarta. Setelah menempuh perjalanan berjam-jam dari bandara Internasional London Hearthrow menuju bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tristan sampai dan sudah dijemput oleh orang suruhan Yuda.

Menuju sebuah perumahan elit yang sudah hampir satu tahun terakhir tidak ia kunjungi. Rasanya ia sangat merindukan kedua orang tuanya, teman-temannya serta tempat tidur miliknya yang sudah lama tidak ia tempati.

Dua jam berlalu, karena keadaan jalanan kota yang macet membuat perjalanan sedikit lama. Sampailah dia dan disambut oleh Yuda serta Mira.

"Dad, mom aku merindukan kalian ?". Teriak pemuda tampan itu sambil memeluk kedua orang tuanya.

Mira yang memeluk putra kesayangannya sampai terkikik geli.
"Kau ini, sudah satu tahun lebih kamu gak pulang, kamu gak kangen sama mommy ?".

"Ya kangen mom, habisnya masih banyak tugas yang harus Tristan kerjakan mengingat semester akhir".

"Ya udah masuk dulu gih, ngobrolnya didalam aja". Mira menggandeng lengan putra semata wayangnya itu.

💠💠💠


Ditempat lain gadis mungil sedang terkikik geli karena ulah sang kakak yang terus menggelitiki perutnya.

"Huaaa...aduwwwhh bang..ampun bang...Lizha gak ganggu bang dion lagi deh...ampun bang...hahahaha". Elizha yang sedang duduk dipangkuan Dion.

"Ayo kamu janji gak, gangguin abang lagi ?". Dion terus aja menggelitiki perut Elizha sampai gadis itu mengeluarkan air mata di sudut matanya.

"Ampun deh bang, Lizha janji deh suwer gak akan gangguin abang lagi, beneran hwaaa !!". Sambil menunjukkan kedua jarinya membentuk huruf V.

Hanum menghampiri kedua anak manusia itu yang beda usia tujuh tahun.
"Kalian ini sedang apaan sih ?". Hanum berdecak pinggang melihat putri bungsunya yang selalu bertingkah manja pada putra sulungnya.

"Tau nih mi, bang Dion tuh gelitikin aku mulu, kan geli mi ?". Adu Elizha dengan ekspresi wajah yang dibuat-buat serta bibirnya yang sudah mengerucut secara sempurna.

"Eh ni malah aduin abang, awas kamu ya abang gelitikin lagi mau ?".

"Auwhh jangan bang, ampun bang !!"

"Sudah-sudah kalian cepat turun ke bawah, papi nunggu untuk makan malam, dan kamu Elizha mami ingin bicara serius sama kamu !". Kemudian Hanum meninggalkan keduanya dan menuju meja makan.

Kini semuanya sudah selesai makan malam. Hanum mengajak suami serta kedua putra putrinya ke ruang keluarga karena ada hal penting yang ingin ia sampaikan.
Bagas sibuk membaca majalah bisnis, dan Hanum masih membereskan dapur. Sedangkan Elizha sibuk bercerita pada sang kakak tentang sekolah barunya.

"Bang !!". Panggil Elizha pelan.

"Hmmbb...ada apa Princess ??".

"Abang tau gak, inces punya temen cowok yang cakep lho ? Namanya Dimas, dia baik banget orangnya ". Elizha tersenyum sendiri mengingat perkenalan mereka waktu di kantin tadi siang.

"Oh ya...jadi adik abang udah ngerti pacaran nih ?". Tanya Dion antusias.

"Lizha !!". Suara keras Hanum mengagetkan semuanya.

"Duuhh mami bikin kaget aja !!".

"Dengerin mami ! Kamu gak boleh pacaran karena mami sudah jodohin kamu !!".

Sejenak semua terdiam mencerna ucapan Hanum.

"Hah...dijodohin ?". Elizha terkejut dan membulatkan matanya secara sempurna.

"Iya mami dan papi udah jodohin kamu sama anak rekan bisnis papi". Hanum duduk dan meletakkan secangkir kopi didepan suaminya.

"Hanum kamu jangan memaksakan kehendak seperti itu, kasian putriku masih usia 16 tahun juga, belum saatnya ia berumah tangga". Bagas menaruh majalah bisnisnya, berusaha membujuk sang istri agar mau membatalkan kesepakatan konyol itu.

"Sudahlah mas, mas terlalu memanjakan dia, aku sudah capek tiap hari ngomel terus, lebih baik kita nikahkan saja sekalian". Hanum dengan kesalnya tak menghiraukan perkataan sang suami.

"Terserah kamu, tapi yang jelas jika terjadi sesuatu dengan putriku, aku tidak akan tinggal diam, ingat itu !!". Bagaspun pergi meninggalkan mereka bertiga.

Hanum menghembuskan nafasnya kasar melihat kepergian punggung suaminya dibalik dinding.

"Ingat Lizha, pokoknya mami gak mau tau, kamu harus mau dan mami gak butuh penolakan !!".

"Iya mi ". Jawab Elizha lirih.

Gadis itupun menaiki anak tangga menuju balkon dengan diikuti Dion dibelakangnya. Angin sepoi-sepoi menerpa wajahnya sesekali rambutnya yang dibiarkan terurai menutupi wajah cantik gadis itu.

"Princess maafin mami ya, abang akan bicara sama mami supaya membatalkan semuanya". Dion menepuk bahu sang adik.

Elizha menatap lurus ke depan.
"Gak perlu bang, Lizha gak apa-apa kok, kalau itu membuat mami senang ya aku bisa apa !!". Sambil mengangkat kedua bahunya.

"Kamu yakin ?". Dion membalikkan tubuh gadis itu memegang kedua lengannya membuat tatapan mereka beradu.

"Iya, abang tenang saja, aku baik-baik saja kok !!". Merekapun saling berpelukan.

💠💠💠

"Apa ?? Mom dan dad mau jodohin aku, ini bukan jamannya siti nurbaya pakek main dijodoh-jodohin segala, Tristan bisa kok cari calon istri sendiri, mom dan dad gak usah repot-repot". Tristan yang kesal karena kedua orang tuanya tiba-tiba menjodohkannya dengan gadis yang belum ia kenal.

"Tristan, mom dan dad gak mau kamu salah pilih orang apalagi selama ini kamu selalu bersama wanita-wanita penggoda yang hanya mengincar harta saja. Ini beda, dia dari keluarga baik-baik serta terpandang". Mira mencoba meyakinkan putra sewata wayangnya.

"Mom benar, kalau kamu menolak semua harta daddy akan jatuh pada anak yatim piatu, dan daddy gak mau ada penolakan, ingat itu". Sepasang suami istri itupun pergi meninggalkan Tristan dalam kebingungan.

"Aaahhh". Tristan mengacak rambutnya frustasi.

💠💠💠

Jangan lupa voment...
Ini cerita baruku yaaa..
Baca juga ceritaku yang lain...
Dijamin seru dehhh..

Update : 13 - 08 - 2018

Nikah Muda (New)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang