BAB SATU - Kesialan

43 8 5
                                    

Budidayakan vote sebelum membaca:)
Happy reading guys!

☔☔☔

Do you ever feel like breaking down? Do you ever feel out of place? Like someone you just don't belong. And no kne's understand you...🎶

"Fix, gue tidur lima menit lagi." Mendengar ponselnya yang berdering karena alarm menyadarkan dirinya dari bunga tidur. Arda langsung bergegas mematikannya. Mata Arda yang masih terlalu berat untuk di buka membuatnya tak kuasa beranjak dari kenyamanan.

"Arda!! Ngga sekolah kamu nak? Udah siang lho! Mau dicium sama guru kamu? Ntar ngga perawan mampus kamu nak!" Teriak seorang wanita paruh baya dari lantai dasar yang tak lain adalah Laras, Bunda Arda.

"Iya Bun! Ini mau mandi kok! Lagian Arda masih mau perawan Bun!" Balas Arda lantang agar Bundanya itu mendengar ucapannya dari bawah.

Tak pakai lama cukup lima menit pun Arda sudah selesai mandi. Inilah mandi kilat andalan Arda.

Perut Arda mulai lapar, dan dirinya bergegas menuju meja makan untuk sarapan.

Ardasyah Zelda. Seorang cewek yang cukup badgirl di mata orang padahal menurut dirinya biasa saja. Ia duduk di bangku SMA Tunas Harapan kelas XI IPS 3. Alasannya memilih IPS karena cita-citanya yang ingin kuliah di jurusan Sastra Bahasa Inggris, kira-kira begitu.
Ia pernah dijuluki BUNGLON saat SD dulu. Bagaimana tidak dijuluki seperti itu kalau setiap emosinya berubah maka rambutnya ikutan berubah. Jujur, Arda merasa aneh dengan dirinya sendiri. Saat ia marah, rambut dan matanya akan berubah menjadi merah. Ketika senang matanya kuning, tetapi rambutnya pirang. Saat sedih menjadi abu-abu. Bagaimana kalau dirinya sedang tidak beremosi? Nah. Rambut dan matanya akan berwarna biru langit, makin damai makin full biru warnanya. Paras Arda yang cantik membuat siapapun terpesona. Pipi yang tirus, rambut yang panjang sepinggang membuatnya menjadi Most Wanted laki-laki di sekolah. Dengan segala kecantikannya itu Arda sama sekali tak merasa bangga. Menurutnya itu semua MENYUSAHKAN. Seperti kejadian waktu kecil dahulu.

"Eh, sini ambil sendiri wleeekkk!!" Adi, teman Arda sewaktu TK. Ia sudah terkenal sebagai murid paling bandel di TK nya.

"Huweeee!! Ayah!! Bunda!!" Arda kecil yang terus dijahili Adi kemudian menangis. Seketika rambut Arda berubah warna menjadi abu-abu.

"Hiii!! Ra-rambut kamu!? Kok jadi gitu? Mama!! Papa!! Ada orang aneh disini!!" Adi yang terkejut melihat perubahan warna rambut Arda langsung lari dan berteriak saking takutnya. Akibat teriakan Adi, anak-anak lain memperhatikan Arda yang tengah menangis. Tapi bukannya ditolong, anak-anak yang memerhatikan itu justru malah ketakutan juga.

"Mama!! Ada orang aneh ma!! Huwaaaa!!" Ada seorang anak menangis lagi dan mengira bahwa Arda adalah orang aneh.

"Hiks, Ayah!! Bunda!! Ngga ada yang mau tolongin Arda hiks.. padahal Arda pengen punya banyak temen.. hiks"

Tapi tenang saja karena kejadian seperti itu tidak akan ada lagi karena sekarang dirinya pintar mengatur emosi, sehingga rambut dan matanya lebih sering berwarna biru. Jika soal warna rambut bisa ia kendalikan sesuai keinginannya, tapi tidak dengan matanya. Hanya saja kalau sudah sangat emosi dirinya pasrah, mau diapa-apakan pun tetap saja rambutnya berubah.

Arda sempat diajak Bundanya bertemu Dokter Spesialis dan dokter tersebut mengatakan bahwa rambut dam matanya memang suatu kelainan yang langka tapi dokter sendiri tidak tau apa penyebabnya. Laras meminta surat keterangan dari  dokter tentang kelainan yang dialami anaknya ini untuk diberikan kepada pihak sekolah supaya tidak ada kesalahpahaman oleh guru disana. Namun ada gosip menyebar jika Alex alias Ayah Arda memberikan suap pada guru dan guru mengizinkan Arda mewarnai rambutnya. Arda paham betul jika orang tuanya bergelimang harta, tapi dirinya tak pernah menyalah gunakan uang hanya untuk senang-senang belaka. Dirinya tak mau ambil pusing soal ini, dan tetap berpegang pada prinsip. Prinsipnya adalah jalani saja dengan senang hati dan tak usah memikirkan orang lain yang seenaknya menyindir dari belakang tanpa tau apa-apa.

I'M DIFFERENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang