Kelas 11 Akuntansi sedang mendapat jam kosong sejak pagi sampai pukul dua nanti. Menurut info dari sumber terpercaya, hari ini hanya satu guru yang bisa hadir mengajar pada mata pelajaran terakhir. Maka setelah bergosip dan tidur berjamaah karena 98% dari mereka adalah cewek, Alya si wakil presiden dari sekumpulan remaja nanggung yang menamai kelas mereka sebagai markas hello kitty itu mengusulkan agar sie peralatan segera pergi ke perpustakaan untuk meminjam proyektor dan laptop sekolah. mereka akan menonton film horror dari Youtube.
Bukan Arnila Luna namanya kalau dia mau pergi sendiri. Sebagai orang yang posisinya paling dekat dengan cewek itu, Fira Frandashea harus rela lengan bajunya ditarik-tarik paksa oleh Luna.
"Fir, nanti lo yang bawa proyektor gue yang bawa laptop ya." Ucap Luna di tengah perjalanan menuju perpus.
"Aduh." Luna mengusapi keningnya. Karena Fira berjalan di depanya, tubuh Luna otomatis menabrak tubuh Fira ketika temannya itu tiba-tiba saja berhenti melangkah.
"Bensin lo abis, Fir?"
Fira tak menjawab. Ia masih mematung minus matanya yang tetap berkedip, atau justru malah berkedip-kedip.
"Hihh, cacingan lo?" Tegur Luna yang masih saja tak mendapat tanggapan. Penasaran, Luna mengikuti arah pandangan Fira.
Di kursi tunggu lab komputer 4 jurusan multimedia, dua orang siswa sedang duduk di sana. Yang satu mengenakan kacamata yang satu memakai hoodie.
Bibir Luna membulat membentuk huruf O, "yang mana?" Tanya Luna mulai mengerti. Pantas saja Fira mendadak kalem begitu, ketemu gebetan ternyata.
"Dua-duanya." Jawab Fira sembari mempertahankan senyuman di bibirnya.
Luna melotot. Bisa abis stok cowok ganteng di sekolah kalau yang menggaetnya cewek macam Fira! Dia ingin memprotes tapi kemudian Luna ingat cuitan seseorang yang sempat ia baca di Twitter. Katanya, orang cantik mah bebas.
Iya. Seorang Fira Frandashea bebas menyukai siapapun dan sebanyak apapun dengan kemungkinan kecil patah hati tentunya.
"Lu, rambut.. rambut gue rapi kan? Aduh gue gak sempet bedakan lagi sejak bangun tidur tadi. Liptint? Liptint gue gak kemerahan kan?" Fira mulai mengunyel-unyel pipinya sendiri. "Minyak wangi. Lo ngantongin minyak wangi ngga? minta dooong."
Luna menggeleng disambut dengan desahan panjang Fira.
"Yahhh gagal kece depan gebetan dong gue," keluh Fira, bibirnya mengerucut lucu. "Yaudah, lo minjem proyektor ama laptopnya sendiri aja ya. Gue tungguin di sini, udah deket ini kan?"
"No no no. Enggak mau." Tolak Luna. Meskipun dekat dia enggak akan mau membawa proyektor sama laptop sendirian. Berat.
"Entar dari sini sampe kelas laptop ama proyektornya gue yang bawa."
"Enggak mau." Luna merajuk, gadis berambut bob helm itu tahu Fira pasti paham dengan kata enggak maunya tersebut.
Fira memutar bola mata sebal. "Oke, gue juga yang balikin laptop ama proyektornya ke perpus nanti."
Luna menyengir lebar merasa puas dengan kemenangan kecilnya. "Deal." Luna mengacungkan jempol lalu berjalan meninggalkan Fira yang kesal tapi tidak bisa apa-apa.
Beberapa langkah sebelum memasuki perpustakaan, Luna berbalik menghadap Fira, "Fira! Pinjem speakernya juga jangan?" teriaknya membuat dua siswa yang katanya gebetan Fira tadi ikut menoleh ke arah Fira.
BOCAH GEMBLENG! Umpat Fira keras-keras dalam hati sambil mengusap wajah.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Magicuhibiniu
Novela JuvenilDi sekolahnya, siapa yang tak mengenal Arnila Luna? Banyak. Sebab Luna bukan tipe orang yang dikenal melainkan mengenal. Tak apa, karena jika tidak begitu tak ada yang bisa diharapkan oleh remaja biasa-biasa semacam dirinya. Terlalu biasa. Seperti d...