Bagian 1: Alfarellza Dewanda

48 1 0
                                    


-Aku tak butuh apapun untuk bersandar!- Alfarellza Dewanda

---

Jika makna sulit bagimu adalah mengerti tentang hidup, maka menerima takdir adalah hal pertama yang harus kamu lalui. Mencoba berdamai dengan takdir, percaya bahwa Tuhan telah menggariskan hal yang tepat, atau sekedar menekan hati agar menurut dengan logika. Sayangnya hati adalah benda sialan yang tak mampu diatur, semakin ditekan malah semakin menyakitkan. Alfarellza Dewanda, hatinya penuh retakan, tertawanya adalah bentuk tangis tertahan yang menunggu lama untuk dikeluarkan, punggung tegaknya akan runtuh seketika oleh sentuhan pelan, ia membangun benteng kuat dalam hatinya dengan setumpuk kebencian. Tak ada yang perlu dipersalahkan, karena tindakannya adalah bentuk manifestasi ketidakramahan kehidupan. Menjadi kuat dengan kebencian adalah satu-satunya pilihan, bagimu yang mengerti bahwa dunia memang tidak sebaik yang kamu pikirkan. Yang menjadi pertanyaan adalah sekuat apa benteng itu akan bertahan? Bukankah kebencian akan mengikis perlahan dengan sentuhan kasih sayang?

 Yang menjadi pertanyaan adalah sekuat apa benteng itu akan bertahan? Bukankah kebencian akan mengikis perlahan dengan sentuhan kasih sayang?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Elegi LangitWhere stories live. Discover now