Like first Meet

44 2 0
                                    

Episode 3
***************************************

Mulan pov

Jika Rasa adalah syair lalu aroma akan menjadi alunan nada.

Seolah Aroma  akan memberikan kesan tentang suatu masa, dimana kita akan mengingat suatu momen ketika menciumnya, itu hal yang konyol dan aneh.

Tapi justru memiliki kesan tersendiri..

Study belajarku telah memasuki semester 3 , aku tak merasakan momen - momen yang akan membuatku merasakan de jovu atau  sesuatu yang membuatku nyaman berada di Snowblade..

Yang ku rasakan hanyalah aku adalah gadis asing diantara semua orang.. Aku seperti bukan bagian dari mereka, lalu aku ini apa.. ??

" Mulaan...!" Reta memanggilku, membuyarkan lamunanku di tengah ramainya kantin, tempat yang luasnya seperti stadion bola.

Ribuan siswa dan siswi dari berbagai kelas berada dalam satu sekolah , dari semua  jurusan akan bertemu pada satu titik saat beristirahat untuk makan siang bersama di kantin.

Dari puluhan bidang hampir separuhnya dipersiapkan untuk berperang, Aneh di jaman modern yang telah berevolusi kenapa perdamaian di Snowblade begitu sulit.. 

" Mulan, kita akan mempersiapkan diri mengikuti ujian misi dari sekolah, setelah 3 bulan dalam kelas dengan pelajaran khusus, ingat ini misi pertama kita!"

Reta menjelaskan dengan gamblang dia sangat antusias..

" Baiklah,  kita harus mempersiapkan banyak hal"! Jawabku singkat.

Namun bukan itu jawaban yang sebenarnya ingin ku utarakan. 

Karena tidak pantas  jika aku mengumpat di depan Reta. 

Aku ingin mengatakan " Aku ingin melepaskan belenggu, dan kehidupan yang membingungkan ini "

Aku terdiam memikirkan aku putri tunggal dan harus menanggung beban keluarga kelak di masa depan seorang diri.

Banyak hal yang tak ku ingat , banyak sekali hal yang ku lewatkan,  hal itu membuatku menjadi asing untuk diri sendiri dan orang lain.

Nenekku selalu berkata dengan mudah agar tetap tegar kuat dan menjalani kehidupan ini,  seolah dia mengerti  apa yang tengah ku alami, memang perkataan yang mudah tapi saat dijalani membuatku sedikit tertekan dan terbebani oleh hal yang tak ku mengerti.

Semakin ku pahami semakin tak bisa ku mengerti.

Tak ada gunanya mengumpat  seorang diri.

Aku kembali melihat ke arah Reta, ia makan dengan lahap dan sebuah buku  yang menempel di tangan kirinya, benda yang akan dibawa kemana pun ia berada.

Reta mengambil jurusan study dibidang perpustakaan buku kuno dan prasejarah, gadis ini,  dia bukan kutu buku lagi.

Bukan hanya lembar halaman letak buku dia telah hafal semua, yang lebih parah di rumahnya , tepatnya di kamarnya di desain seperti perpustakaan, sesekali dia membagusi letak kacamata nya dan terus sibuk mengunyah..

Kehidupanmu indah karena memiliki kenangan Reta..
 
Aku layaknya lembaran buku kosong yang tak mau menyerap tinta untuk mengukir kenangan.. 

Calm down,  perlahan saja biarlah  berjalan Seperti biasa nya ,  saat ini aku hanya perlu membuat kenangan  baru.

"Banyak sekali yang harus di persiapkan, apa yang telah kau persiapkan kali ini!" Aku mencoba menebak jika aku benar jawabannya adalah...

" tentu saja aku mempersiapkan semua dengan membaca " dia menjawab sambil mengangkat bukunya,

Resemble DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang