Alena Sejia Bagaskoro
Sejak duduk dibangku kelas 1 smp sampai detik ini, dia mulai masuk ke kehidupan gue yang sebelumnya sangat damai.
Waktu pertama kali lihat dia masuk ke kelas dengan seragam putih-biru tua, kayaknya dia bakalan jadi anak famous atau bisa jadi anak yang paling bermasalah di sekolah. Tapi dibalik itu, dia punya wajah yang tampan, dari awal masuk saja sudah punya deretan fans-fans yang rela antri cuman untuk di notice keberadaannya sama si cowok tersebut. Meskipun gue mengakuinya dengan sangat amat terpaksa.
Sekolah menengah atas semakin membuat dirinya semakin jadi. Dia semakin berubah menjadi masalah bagi semuanya. Terlebih untuk dirinya sendiri.
Ikut tawuran, ketahuan merokok di kamar mandi, pergi dari kelas dengan sengaja saat pelajaran berlangsung, itu hanya masalah kecil buat dia. Ruang Bimbingan Konseling udah kayak rumah kedua, betah banget kayaknya dia disana, dibanding rumahnya sendiri.
Sebelum dia resmi menjadi bagian dari keluarga gue, hidup gue bersih tanpa ada gangguan dari semua sikap nyebelin dia. Hmm, kira-kira sehabis lulus dari sekolah dasar. Hidup gue mulai diacak-acak atau lebih tepatnya, dia mulai cari masalah sama gue sejak masuk SMP. Memang sinting.
Tapi, malam itu gue tahu, kenapa dia jadi momok paling menyebalkan buat gue sejak SMP. Seharusnya gue sadar lebih awal, sikap dia ke gue itu bukti kalau dia nggak pernah suka sama pernikahan kedua orang tua kita. Ah, Alena, sayangnya lo terlambat. Sangat.
Terlambat karena, gue sama sekali nggak tahu fakta bahwa dia adalah anak dari Tante Meisya sejak awal sekaligus setelah Tante Meisya resmi menjadi Ibu ke-2 buat gue.
Dia baru datang ke rumah saat gue dan dia sama-sama menginjak bangku kelas 1 SMA. 3 tahun tanpa mengetahui fakta itu semua, membuat gue marah dan menganggap diri gue sendiri itu bodoh.
Iya, gue emang bodoh, terlalu malah.
Dia, Rivo Mahendra yang dengan terang-terangan ingin membuat hidup gue berantakan.
Buat gue, Rivo itu cowok paling ngeselin semuka bumi. Dia nyebelin, banget. Sehari nggak buat gue kesel kayaknya nggak akan bisa. Nggak akan pernah bisa. Tolong diingat. Nggak tahu kenapa, dia dengan sengaja membuat hidup gue berantakan, kacau.
Dia sumber masalah, itu pasti.
"𝐂𝐚𝐧 𝐲𝐨𝐮 𝐩𝐢𝐜𝐤𝐢𝐧𝐠 𝐮𝐩 𝐭𝐡𝐞 𝐩𝐢𝐞𝐜𝐞𝐬 𝐨𝐟 𝐦𝐲 𝐛𝐫𝐨𝐤𝐞𝐧 𝐡𝐞𝐚𝐫𝐭?"
🌼🌞
Rivo Mahendra
Alena, tipikal cewek setengah introvert dan extrovert, mungkin. Gue juga bingung gimana mendeskripsikan dirinya. Tapi yang satu menjadi ciri khasnya, dia galak. Tapi kayaknya dia cuman galak ke gue sama Adrien.
Kalau ada yang tanya, kenapa sikap gue kayak gitu ke Alena? Itu bukan urusan kalian. Suka-suka gue, lah.
Tapi satu hal yang pasti, dia juga menjadi alasan kenapa gue selalu buat dia kesal. Salah satu alasan dari sifat nyebelin gue itu, ya dia.
Tuhan bawa dia ke hidup gue itu sesuatu banget.
Buat gue, dia bukan bagian dari keluarga gue. Tapi.. dia tetap akan selalu menjadi salah satu orang kesayangan gue. Jangan lupa, ada arti dibalik garis dibawah tulisannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Pieces
أدب المراهقين"𝐋𝐨𝐬𝐭 𝐢𝐧 𝐫𝐞𝐚𝐥𝐢𝐭𝐲, 𝐚𝐧𝐝 𝐰𝐞'𝐫𝐞 𝐧𝐞𝐯𝐞𝐫 𝐜𝐨𝐥𝐥𝐢𝐝𝐞." -𝐑𝐢𝐯𝐨 "𝐂𝐚𝐧 𝐲𝐨𝐮 𝐩𝐢𝐜𝐤𝐢𝐧𝐠 𝐮𝐩 𝐭𝐡𝐞 𝐩𝐢𝐞𝐜𝐞𝐬 𝐨𝐟 𝐦𝐲 𝐛𝐫𝐨𝐤𝐞𝐧 𝐡𝐞𝐚𝐫𝐭?" -𝐀𝐥𝐞𝐧𝐚 Sejak masih duduk di bangku sekolah menengah pertama, Rivo s...