Sheril Agatha Putri

9 1 0
                                    

"Terima kasih tante makan malamnya"

Jam tujuh sore aku berangkat pulang, berjalan di jalan aspal yang basah aku mengingat kejadian yang baru saja terjadi.

tadi itu pengalaman yang sangat berharga bagiku makan dengannya dan juga ibunya. Yah, walaupun sudah lama mengenalnya tapi aku tak pernah makan bersama keluarganya, sungguh moment spesial.
                    
                                  •

Namaku Sheril Agatha putri, perempuan dengan rambut hitam sebahu, kata orang aku ini seperti jiwa yang tertukar, karena selalu bertingkah seperti layaknya laki-laki. Apalagi saat bersama Juni, temanku dari kecil dia selalu bersamaku. Dia seorang laki-laki yang sangat baik hati dan lemah, namun karena kebaikannya dia menjadi orang yang spesial bagiku. Aku selalu tertawa saat membayangkan dia yang mempunyai tampang sangar, rambut berwarna hitam, dan juga mata coklatnya yang menyala, namun terlepas dari itu sifatnya sangat bertolak belakang dengan penampilannya.

"Aku pulang..." ya, aku tiba di rumahku. Jarak antara rumahku dengannya hanya sekitar 30 m, itulah mengapa aku selalu bisa dekat dengannya juga bermain bersamanya.

Aku menaruh tasku dikamar, dan menjatuhkan tubuhku di kasur. Sambil melihat atap aku mengingat-ngingat kejadian itu. Aku mencium baju kaos dia yang sedang kupakai baunya sangat wangi tidak seperti laki-laki pada umumnya, ukurannya juga pas dengan tubuhku.

"Aku menyukaimu... Juni..."

"Kakak bilang apa tadi? Ka Juni?" seorang anak kecil tiba-tiba masuk keruanganku, Dia Adikku, namanya Sandi berusia delapan tahun dan sekarang sudah duduk dibangku kelas tiga SD.

"Heh?! A-apa sih, nggak. Kakak bilang bulan juni nanti Kakak akan ada konser..."

"Owh, bukannya Kakak tidak punya grup band?"

Sial! Kenapa anak ini pintar banget sih!!!!

"Ish, udahlah. Kamu masuk kenapa gak ketok pintu dulu? Gak sopan itu namanya!"

"Lah, orang pintunya aja udah kebuka" dia menjawabnya dengan wajah datar, punya adik gini amat dah..

"Ya udah ya udah, sana keluar. Kakak mau latihan main gitar..." aku mendorongnya keluar dan mengunci pintunya. Ya ampuun...

Pada akhirnya aku mengambil gitarku dibawah ranjang, inilah keseharianku dirumah. Hobiku memang bermain gitar hanya saja waktu di SMP tak ada yang namanya band sekolah, jadi untuk sekarang aku akan membentuk band SMAku.

                                •

*cling-cling

Suara Hpku membuat latihanku selesai, saat kubuka isinya adalah pesan Whatsapp dari sahabat penaku,     Vexana Trianto Maharani, seorang Blasteran Indo-Australi sekarang dia tinggal di Australia, entah apa yang membuatnya mengechatku malam-malam gini.
                         
                             Chat

Hola!

Hai

Apa kabar nih Indonesia?

Indonesia lagi panas pilpres.

Iihh, bukan itu. Maksudnya kamu Sheriiill:(

Makanya nanya yang bener, baik ko

Owh, siiip. Gak nanya balik nih?

Gak perlu

Jahat :(, padahalkan aku bestfriendmu...

...
Gimana sekolahmu disana?

Yah, itu final pointnya tau...

I'm not understand

No Problem, I have a big surprise for you...

What is it?

R
A
H
A
S
I
A
;p

-_-

Ya, sampai disini dulu. Bye-bye my bestfriend....

Hmm

                                  •
Chat kami berakhir disitu, aku jadi penasaran kejutan yang dia akan berikan. Ah, bodo amat lah. Besok hari MPLS pertamaku, jadi lebih baik aku tidur.

Selang beberapa menit kemudian...

"Ok, I can't to sleep"

Aku ragu-ragu buat besok, kira-kira bakal susah gak ya? Apalagi Juni, dia pasti bakal kewalahan. Nonton TV aja deh, kayanya lebih seru.
Pada akhirnya aku menghabiskan awal tengah malamku dengan nonton TV di lantai bawah dibarengi susu dan cemilan ringan sampai-sampai aku ketiduran di sofa, yang tadinya nonton TV jadi ditonton TV.

For You BoysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang