Ngekost?!

2.1K 150 11
                                    

"Ini tempat kost-nya?" Ujar Laito sambil ngelihat tempat kost di depannya itu.

"Seharusnya inilah tempatnya. Iya kan, teddy?" Kanato berbisik pada teddy yang dia pegang.

"Heh? Kita bakal tinggal disini?! Di tempat kecil dan sempit ini?!" Nada Ayato protes.

"Kalian bertiga berisik, aku tidak peduli dimana kita tinggal, yang penting kita tidak jadi gelandangan" ujar Shuu dengan nada cuek (baca: nada males)

"Menyusahkan saja" nada Subaru ketus.

"Kalian berlima, cukuplah kata-kata misuh kalian, cepat bawa masuk tas-tas kalian masuk ke dalam" perintah Reiji menyuruh mereka berlima masuk.

Ayato dengan ogah-ogahan melangkah mendekati pintu kamar kost-nya. Ayato teringat sesuatu.

"Oi, Reiji! Kuncinya mana?!"

"Pelankan suaramu, dasar bodoh. Ini kuncimu" ujar Reiji sambil ngasih kunci ke Ayato.

Ayato segera ambil kunci dan buka pintu kamar kostnya.











Brak!

Ayato membanting tas dan kopernya ke atas lantai kamar kostnya.

Ayato melihat perabotan kamar kost yang hanya terdiri sebuah lemari dan meja. Tersedia juga kasur lipat sebagai alas tidur.

"Ck, menyebalkan. Aku tak biasa tidur di atas alas seperti itu. Seharusnya kost ini menyediakan tempat tidur yang bagus! Aku harus protes ke Reiji!"

"Hal apa yang mau kau protes padaku, Ayato?"

Reiji muncul entah darimana.

"Yang benar saja, Reiji. Aku tidak mau tidur di atas kasur lipat itu. Kenapa tidak tempat tidur saja?!" Ayato mulai protes.

"Apa kamu masih belum mengerti, Ayato? Persediaan uang kita tidak banyak. Aku membeli 6 kamar kost yang termurah dan inilah tempatnya"

"Tapi tetep aja! Tempat ini terasa tidak enak kalau dibandingin Mansion kita!" Ayato masih tidak terima.

"Kau akan terbiasa, Ayato. Aku jamin jika kau terbiasa disini, kau justru tidak akan mau meninggalkan tempat ini"

"Ck, merepotkan saja" Ayato masih merasa kesal.











Laito memandangi semua sudut kamar kostnya dengan perasaan antusias.

"Tidak buruk juga tempat ini. Aku penasaran apakah ditempat ini ada gadis-gadis seksi dan cantik? Aku jadi penasaran~"

Laito membetulkan topi pandora hitamnya dengan senyum smirknya.

"Laito, perilakumu memang tidak berubah ya?"

Reiji muncul dengan bersender di tembok.

"Reiji-kun, aku senang tinggal disini. Setidaknya aku lebih berbaur dengan gadis-gadis seksi~"

"Senang atau tidak, kita mulai tinggal disini sekarang. Jaga sikapmu selama tinggal disini" ujar Reiji.

"Heh?! Harus jaga sikap? jadi tidak menyenangkan~" nada Laito kecewa.











Kanato menatap sekeliling kamar kostnya dengan raut wajah takut, tangan kanannya mengelus kepala teddy.

"Teddy, kau kesepian?" Bisiknya.

Kanato diam sejenak.

"Aww kamu kesepian rupanya. Teddy, tenang saja. Ada aku disini, di tempat asing ini" bisiknya lagi.

"Baik-baik saja, Kanato?"

"Reiji..." Kanato menoleh dengan senyum tipis.

"Teddy, Reiji datang. Sapalah dia" Kanato memeluk erat teddy.

"Apa kau keberatan tinggal disini?" Tanya Reiji.

Kanato langsung menggeleng.

"Selama teddy bersamaku, aku akan menerimanya. Aku akan menerimanya, HAHAHA!"







Shuu berbaring di atas kasur lipat dengan memejamkan kedua matanya.

"Huh, lihatlah anak manja yang berbaring seperti orang mati" Reiji melipat kedua tangan di dada.

"Reiji, biarkan aku sendiri. Aku sedang beristirahat"

"Yeah, bersenang-senanglah. Aku juga tidak peduli padamu" nada Reiji ketus.

"Sungguh mengagetkan orang itu mendadak bangkrut" ujar Shuu dengan kedua matanya yang masih terpejam.

"Kau bisa terkejut rupanya? Baguslah" nada Reiji ketus kembali.

"Aku membayangkan kapan kita pulang ke Mansion"

"Yang pasti tidak lebih dari 5 tahun kurasa" Reiji menatap tajam Shuu.










"Kusso! Apa maksud pria itu menyuruh dan mengirim kami untuk tinggal di tempat bodoh ini, cih!" Ujar Subaru yang berada di kamar kostnya.

"Cih, kalau bukan karena dia ayahku, sudah kuhabisi dengan pisau ini!" Pandangan Subaru beralih pada belati pemberian ibunya, Christa. Yang sedang dipegangnya ini.

"Tenangkan sedikit emosimu, Subaru. Aku sependapat dengan dirimu kalau pria itu memang brengsek"

"Reiji!" Ada nada keterkejutan dari Subaru.

"Yah, mau bagaimana lagi. Sayangnya pria brengsek itu adalah ayah kita semua" ujar Reiji.

"Mau apa kau ke kamarku, Reiji?" Nada Subaru sinis.

"Hanya ingin memberitahumu, jagalah sikapmu selama berada disini. Bukan tidak mungkin para Manusia yang tinggal di sekeliling kita akan ketakutan dan itu sungguhlah kacau" ujar Reiji sembari membetulkan posisi kacamata.

"Cih, apakah aku terlihat seperti orang yang tak sopan?!" Subaru mulai marah.

"Tidak juga, aku hanya mengingatkan"

"Cih!"

"Beristirahatlah, kau akan segera terbiasa di tempat ini"



~To be continued~

Kost-Kostan Diabolik LoversTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang