Sejak SMP, gue udah dikenal sebagai orang yang suka ngelawak. Walau sesekali garing atau gak jelas, tapi yang jelas tiap gue berbicara, orang suka ketawa. Padahal, gue sendiri gaktau datang darimana celetukan-celetukan lucu itu. Dan gue enggak pernah nganggep diri gue bisa ngelawak.
Begitulah alasan kenapa Rini suka dengan gue, ia merasa sangat terhibur dengan lawakan-lawakan gue. Dan darimana gue tau soal itu? Sahabatnya sendiri yang mengatakan itu kepada gue. Toh, sahabatnya sendiri yang bilang, masa gue gak percaya?
Gue pun menaikkan kepercayaan diri gue. Dan semakin hari, gue semakin mengenalnya. Dan dia semakin senang dengan segala lawakan-lawakan gue. Dia sendiri sering nulis kembali joke-joke gue yang dia suka di twitter nya(tentu saja dengan seizin gue) dan banyak banget yang terhibur dengan semua tweet itu.
Dengan semua itu, tentu saja gue semakin percaya kalau dia suka sama gue. DAN JUSTRU KARENA GUE TERLALU PEDE DAN GE-ER LAH YANG MEMBUAT HIDUP GUE SEMAKIN KACAU. Gue pun memberanikan diri untuk menembaknya.
Pikirlah sendiri, bagaimana anak SMP kelas 7 yang masih alay-alay dan sok kyut nembak cewek. Apalagi, gue orangnya suka bercanda. Gue udah rada lupa gimana gue nembaknya, tetapi ia MENOLAKNYA. Dan lu tau apa alasannya?
"Sorry, tapi kalau lu mau jadi pacar gue, harus bisa ngelawak"
Gue bingung, kan emang gue suka ngelawak, terus?
Dia pun pergi, aneh. Dan besoknya, dia pindah sekolah ke Jakarta. And i'm not kidding, ini bukan cerita yang gue karang-karang dari sinetron. ITS A FUCKIN' TRUE STORY. Dan gue sempat ketemu lagi sama dia ketika SMA. Dia jualan milkshake di salah satu rumah makan padang di kota gue bareng orang tuanya.
Sayangnya, usahanya nggak berjalan lama dan dia ngilang lagi. Setelah itu, gue enggak tau dia kemana dan gue masih gak paham apa maksud dia ketika bilang 'Sorry, tapi kalau lu mau jadi pacar gue, harus bisa ngelawak'.
Gue sudah melangkah ke kelas dua. Gue ketemu cewek baru, dia pindahan dari Jakarta. Apa jangan-jangan, ini kebetulan? Namanya Manda, lagi-lagi bukan nama asli. Dan...lagi-lagi gue jatuh hati dengannya. Dia punya kesamaan dengan gue: sama-sama suka baca novel.
YOU ARE READING
Cinta Itu Sialan
Teen FictionGue berani mengakui bahwa gue adalah manusia paling tersial dalam hidup ini. Oke, gue ralat. Gue adalah manusia paling tersial dalam percintaan di dalam hidup ini. Lo mungkin boleh bilang gue egois karena banyak yang lebih sial daripada gue. Tapi, l...