"Selamat pagi dan selamat datang! Saya, sebagai kepala sekolah, memulai acara kelulusan ini dengan perasaan penuh sukacita. Setelah perjuangan keras kalian selama tiga tahun ini--dan hari-hari terakhir mendekati ujian--, kini saatnya telah datang.
"Usaha kalian, seluruh kerja keras kalian, apa yang kalian perjuangkan selama ini telah dibayar. Minggu ketiga bulan Maret telah datang, kalian bisa melihat musim semi telah membuat awal baru di luar sana, dan hari ini telah datang bagi kalian. Hari ini datang untuk berpesta dengan kalian, bersuka cita merayakan perjuangan kalian yang telah terbayarkan. Demi musim semi yang telah datang itu, serta usaha-usaha kalian, mari kita bertepuk tangan."
Ruang itupun riuh dengan gema tepuk tangan dan sesekali siulan serta teriakan "wuoo" ikut tumpang tindih menyoraki diri mereka sendiri, dan Pak Kepala Sekolah yang tidak akan mereka temui setelah ini.
"Selamat untuk kalian! Selamat untuk kita semua! Gerbang baru telah dibuka, bagi saya yang melihatnya dari atas podium ini, inilah kesempatan kalian untuk melangkah--"
Sebenarnya siswi berambut pendek itu sudah bisa menduga bahwa Pak Kepala Sekolah, sekali menerima tepuk tangan riuh, pidatonya akan berubah menjadi pidato yang semakin bersemangat dan berapi-api. Ia mendesah dan memejamkan mata, tapi kemudian tersenyum lagi saat ia kembali melihat panggung dan podium.
Karena ia percaya, bahwa sesuatu akan indah pada waktunya.
Ini belum waktunya, ia hanya akan menunggu. Tangannya merogoh ponsel yang ada di saku jas, mengetikkan beberapa huruf dan mengirimkannya ke seseorang. Setelah pesan itu berhasil terkirim, ia melihat jam di layar ponselnya, dan menghitung. Satu bidak telah berjalan.
"Selanjutnya, sebagai perwakilan murid tahun ketiga, sebagai murid terpintar dengan nilai tertinggi! Rei Noboru dipersilakan maju untuk menyampaikan pidatonya!"
Aula itu kembali riuh dengan suara tepuk tangan seiring Rei--siswi berambut pendek yang terus tersenyum--beranjak dari kursinya menuju podium. Siswi itu tahu, tepuk tangan yang dipenuhi sukacita yang asli mungkin hanya datang dari para guru,kecuali satu. Sisa tepuk tangan lainnya sulit dideskripsikan, tapi Rei bisa mengambil simpulan kasar: sebagian besarnya hanyalah tepuk tangan palsu. Rei juga bisa mengambil beberapa sub-simpulan dari simpulan tadi.
Beberapa tepuk tangan hanyalah topeng untuk menyembunyikan ejekan, beberapa sisanya penuh kedengkian, beberapa sisanya mengulang gosip yang sama dan terdengar sebagai dengung lebah pekerja, beberapa lagi hanyalah untuk menyembunyikan pertanyaan "kok dia tidak dikeluarkan sekalian, ya?"
Klap-klap!
Tepuk tangan terakhir dari Rei untuk mengawali pertunjukannya.
Lebah-lebah penuh antusias itu berhenti berdengung, seluruh aula sepi seiring Rei membuka mulutnya dan suaranya digemakan melalui mikrofon.
"Terimakasih atas kesempatan yang diberikan untuk saya--Rei Noboru--sebagai perwakilan tahun ketiga yang akan menyampaikan pidato.
"Saya akan berbicara jujur, bahwa, meski saya pintar, tetapi saya tidak pintar dalam berpidato. Alih-alih begitu, saya akan menceritakan kesan dan pesan yang saya dapatkan selama bersekolah di sini, semoga memotivasi."
Tepuk tangan, aula kembali riuh.
"Tambahan, saya persilakan para guru untuk meminum minuman mereka. Karena saya tidak akan memulai bercerita tanpa para guru meminumnya, cerita kali ini sangat panjang, percayalah pada saya. Saya hanya tidak mau tenggorokan para guru kering."
Meski ragu, para guru di sisi kanan dan kiri ruangan meminum minuman kotak mereka. Termasuk si pembawa acara.
"Minggu ketiga bulan Maret," ujar Rei, "Adalah hal yang ada di luar ekspektasi saya. Saya--mungkin--pintar, karena selalu berada dalam lima besar saat SMP, tetapi saya adalah tipe orang yang akan mengkhawatirkan dan memusingkan segala sesuatunya, entahlah ini hal baik atau buruk.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOTSUGYOU SHIKI (卒業式)
Misterio / SuspensoIni adalah hari kelulusan mereka. Kesedihan dan kebahagiaan akan bercampur aduk mengiringi terbukanya gerbang untuk mereka melangkah ke masa depan. Namun, Rei Noboru, memilih untuk memutar mundur waktu, dan menutup gerbangnya. --- Menurut kesaksian...