FOURTEEN

371 51 22
                                    

Suasana sarapan pagi ini terasa lebih mencekam bagi Tiffany. Meski sudah terbiasa makan dalam keadaan sunyi, tapi pagi ini sangatlah berbeda. Sesekali Tiffany melirik Chanyeol disebelahnya dan ibu mertuanya yang sedang makan dengan tenang.

'Apakah mereka melupakan kejadian tadi malam' pikir Tiffany.

Semalam Tiffany tak sempat menjelaskan apapun pada ibu mertuanya karena Ny. Park sudah terlebih dahulu tidur ketika Tiffany masuk kedalam kamar. Rasa bersalah terus menghantui Tiffany semalaman. Bahkan dia tak bisa tidur karena memikirkannya. Tiffany menghela napas dan melanjutkan makannya dengan tenang sambil berpikir apa yang akan Chanyeol katakan pada eommanya nanti.

"Eomma, masalah tadi malam" ucap Chanyeol tiba-tiba.

'Ini dia' pikir Tiffany.

Ny. Park tetap terdiam sambil terus melanjutkan makannya.

"Sebenarnya kami…" lanjut Chanyeol pelan.

"Sudahlah, eomma sudah tahu. Tidak usah kau jelaskan lagi" potong Ny. Park datar.

Chanyeol membulatkan kedua matanya keget. Namun dengan cepat Chanyeol mengembalikan wajah datarnya. Ini pertama kalinya Chanyeol mendengar eommanya bicara sedingin itu padanya.

"Eomma sudah selesai" tiba-tiba Ny. Park berdiri dari tempat duduknya dan menghilang menuju kamar tamu.

Chanyeol dan Tiffany hanya bisa bertatapan dalam diam seolah-olah berkata 'kita membuatnya marah'.

Tak lama Chanyeol dan Tiffany menyelesaikan sarapan mereka dan mulai bersiap untuk berangkat bekerja. Namun langkah mereka terhenti ketika sebuah suara memanggil nama mereka.

"Chanyeol, Tiffany. Bisa eomma bicara sebentar?" tanya Ny. Park dengan sebuah koper dibelakangnya.

Ny. Park berjalan menuju ruang tamu dan duduk disofa dengan nyaman. Chanyeol dan Tiffany mengikuti dibelakangnya. Tiffany menatap Chanyeol seolah bertanya 'eomma mau kemana?'. Chanyeol membalas tatapan bertanya Tiffany dengan tatapan dingin seolah berkata 'mana aku tahu?'. Tiffany menghela napas mendapat tatapan dingin itu dari Chanyeol. Sejak kapan mereka bisa telepati dan bicara lewat pikiran sih.

Chanyeol dan Tiffany duduk didepan Ny. Park dengan perasaan kacau. Mereka takut Ny. Park akan marah pada mereka. Meski sejujurnya mereka memang bersalah. Tapi bukan salah mereka juga kalau belum ada perasaan yang istimewa tumbuh dihati mereka. Salahkan juga orang tua mereka yang dengan seenak jidatnya menjodohkan mereka.

"Eomma akan berangkat ke London pagi ini" ucap Ny. Park setelah lama terdiam.

"Untuk apa eomma pergi kesana?" tanya Chanyeol.

"Appamu memebutuhkan eomma disana. Sebagai istri yang baik eomma harus pergi" jawab Ny. Park dengan memberi penekanan pada kata istri.

Tiffany yang menyadari perkataan Ny. Park yang secara tidak langsung menyindirnya itu membuatnya menegang dalam duduknya. Chanyeol sendiri juga sadar dengan apa yang terjadi pada Tiffany. Hal ini membuat Chanyeol merasa bersalah pada Tiffany. Karena ide tidur diakamar berbeda adalah idenya.

"Eomma kenapa mendadak?" Tiffany memberanikan dirinya untuk bertanya.

"Karena sekuat dan setegar apapun seorang suami," ucap Ny. Park memandang Chanyeol tajam dan membuat Chanyeol menegang kaku dalam duduknya.

"Dia akan membutuhkan dukungan dari istrinya" lanjut Ny. Park tersenyum lembut pada Tiffany.

Sekarang Tiffany sadar bahwa Ny. Park sedang memberi mereka teguran secara halus. Sekarang Tiffany semakin kagum dan sayang pada eomma mertuanya itu. Dia tidak bisa menemukan sosok eomma sebijak dan selembut eommanya Chanyeol, bahkan eommanya sendiri. Tapi bukan berarti Tiffany tidak menyayangi ibunya, hanya saja eommanya dan eommanya chanyeol memiliki kelebihan yang berbeda. Sungguh beruntungnya Tiffany mendapatkan eomma kedua seperti Ny. Park.

'Beruntungnya dirimu yeol' ucap Tiffany dalam hati.

Jadi seperti inilah seorang Ny. Park jika sedang menegur anak-anaknya. Dia tidak akan berteriak atau membentak dan memarahi mereka. Justru dia akan melakukan hal yang sebaiknya. Dia akan memberi mereka nasehat sebagai bahan renungan mereka. Sungguh sosok ibu yang luar biasa. 

"Biar aku yang antar eomma kebandara" ucap Tiffany setelah cukup lama merenungkan perkataan terakhir eommanya.

"Ah, ne juga akan ikut mengantar" ucap Tiffany dengan senyum mengembang dibibirnya.

"Kalian tidak usah repot-repot. Yoora yang akan mengantar eomma nanti." Jawab Ny. Park

"Tapi aku ingin mengantar eomma" rengek Tiffany yang membuat Chanyeol disebelahnya mengernyit melihat tingkahnya.

'Sejak kapan Tiffany jadi manja begitu' pikir Chanyeol.

Ny. Park hanya bisa tersenyum melihat Chanyeol dan Tiffany dihadapannya.

"Aniyo fany-ah. Yoora saja sudah cukup untuk mengantar eomma. Tapi sebagai gantinya, bisakah kalian mengabulkan permintaan eomma?" pinta Ny. Park.

"Permintaan?" tanya Chanyeol curiga.

"Ya, permintaan yeol" balas Ny. Park.

"Permintaan apa itu eomma?" tanya Tiffanyyang merasa perasaannya mulai tidak enak.

"Bisakah kalian mengambil cuti selama satu minggu?" ucap Ny. Park.

"Cuti?!" seru Tiffany.

"Untuk apa?" tanya Chanyeol.

"Katakan saja kalian mau" paksa Ny. Park.

"Tapi untuk apa eomma?" tanya Chanyeol lagi.

"Kau akan tahu nanti yeol" jawab Ny. Park.

"Aniyo, Aku tidak mau!" seru Chanyeol.

Tiffany yang mendengar jawaban tegas dari Chanyeol hanya bisa membuka mulutnya kaget. Ini pertama kalinya Tiffany melihat Chanyeol yang penuh wibawa. Tiffany sampai terpesona dan lupa menutup mulutnya.

"Jadi, setelah semua kebohongan yang kau lakukan pada eomma. Kau tidak mau mengabulkan permintaan kecil eomma ini?" tanya Ny. Park penuh ancaman.

Tiffany bergidik ngeri melihat Ny. Park dengan seringainya yang menakutkan tapi juga terlihat cantik dalam waktu bersamaan. Chanyeol menelan ludahnya dengan susah payah.

"N- Ne ." Jawab Chanyeol akhirnya.

"Lalu kau bagaimana Fany-ah? Kau mau kan mengabulkan permintaan eomma?" Ny. Park memandang Tiffany dan kembali tersenyum lembut.

Tiffany hanya menganggukan kepalanya tanda setuju. Dan hari ini Tiffany belajar hal baru tentang Ny. Park. Jangan pernah bermain-main dengannya jika kau tidak ingin merasakan penderitaan psikis. Karena bahkan seorang wanita yang cantik, lembut dan anggun seperti eomma mertuanya itu bisa menjadi sangat menakutkan.

"Dan cuti kalian dimulai hari ini. Eomma sudah mengatur semuanya. Jadi kalian tidak perlu khawatir" jelas Ny. Park.

Chanyeol hanya bisa menghela napas lelah dan melonggarkan dasinya. Tiffany sendiri sudah lemas diatas sofa disamping Chanyeol memejamkan matanya. Menghadapi siksaan psikis dari eomma mertuanya yang hanya beberapa menit saja bisa sangat melelahkan. Bagaimana mereka akan menghadapi apa yang Ny. Park rencanakan untuk mereka nanti.

.

.

.

GIMANA CERITANYA GUYS? MAKIN BUAT KALIAN DEG2AN KAN?

JANGAN BOSEN2 YA.....
MAAF KALAU LAMA UPDATE YA🙂

JANGAN LUPA VOTE & COMMENT

Matchmaking💕(ChanFany)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang