uno

2.4K 50 4
                                    

  Sekitar 30 menit sebelum bel masuk berdering. Karin dan anak-anak lainnya sudah berdatangan. Karin masuk kelas dengan sumringah. Di tangannya ada gelang emas.mencolok sekali.
"Widih,bawa perhiasan ke sekolah, nih?" Tanya Bella."tumben! Kamu ambil punya mamamu, ya?". Ledek Bella jail.
"Ya, enggak lah," Karin menyeringai."Hadiah ulang tahunku kemarin".
"Oh, baru, toh," sahut Revan. Dia melipat tangan di dada."pantas, langsung dipamerin. Kalau sudah biasa Sama emas, enggak bakalan norak kaya kamu".
Karin memutar bola mata, tidak menjawab. Dia sama sekali tidak bermaksud pamer. Ki penampilannya tomboi, Karin menyukai gelang ini. Sejak mendapatkan nya kemarin, Karin Belum sekalipun melepasnya, kecuali pada saat saat genting.
Karin duduk di bangkunya. Kiki menghampiri Karin dengan khawatir.
"Kami lupa,Rin?". Tanya Kiki pelan."dan seperti nya yang lain juga lupa, atau mungkin enggak peduli. Kita,kan, enggak boleh bawa perhiasan berharga ke sekolah. Kalau disita, gimana?".
Karin tertawa kecil."tenang saja,ki. Saat bel masuk berbunyi, aku bakal masukin gelang ini ke tas.setelah pulang, baru kupakai lagi".
Kiki geleng geleng."kok, mamamu bisa ngizinin, sih?".
Karin tersenyum licik."mana mungkin! Wong aku bawa ini diam diam," jawab Karin.
Kiki ber-oh pendek, bergumam ada-ada saja, lalu pergi.
Rossa yang sejak tadi memperhatikan, akhirnya bicara.
"Bagus banget, Rin!". Rossa mengamati kilauan gelang Karin. Rosa termangu, kemudian memuji.
"Mau pinjam?"Karin melepaskan gelang dari tangan. Rossa sering berbuat baik, ini waktunya Karin membalas."tapi, sampai bel masuk saja, ya".
Mata Rossa berkilat-kilat."mau!" Rossa meraih gelang itu."aku mau ngumpulin tugas ke Bu Endah dulu, ya, Rin. Kalau ada guru, langsung ku sembunyikan, deh!".
Karin mengangguk santai. Elsa Melambaikan tangannya yang memegang selembar kertas, melangkah Gesit keluar kelas.

kkpk laboratorium angkerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang