uno2

1.9K 47 2
                                    

Brak! Pintu kelas di buka dengan keras.
Semua anak menoleh ke arah pintu. Rosa. Wajah nya yang biasanya putih seketika merah, keringat mengucur di pipinya. napasnya tersengal.
Karin memasukkan handphone ke tas. Rosa berlari ke arah Karin. Bahunya bergetar, sesenggukan, Karin terkejut, tapi tetap membalas pelukan Rosa.
"Kenapa sa?" Tanya Karin lembut. Dia menuntun Rosa duduk di bangku koridor kelas. Karin yakin, Rosa tidak ingin masalah nya di dengar teman teman sekelas. Kiki mengikuti mereka.
  "Rin.....," Rosa berusaha bicara di sela isaknya. "Hantu...hantu itu". Tangis Rosa semakin keras. Karin memeluk Rosa erat, mengusap punggung Rosa, mencoba untuk menenangkan.
"Hantu apa?" Tanya Karin. "Enggak ada hantu, saya. Yang cuma ada aku sama Kiki di sini." Karin mengedarkan pandangan ke sekeliling. Anak anak cowok bermain bola. Guru sesekali lewat, tidak ada tanda tanda pocong, kuntilanak, atau semacamnya.
"Ta-tadi.....ak-aku...huuuaaa!" Rosa malah tidak berbicara lagi.
Kiki dan Karin menunggu Rosa hingga tenang dengan sabar. Setelah lima menit obrolan, Rosa akhirnya membuka mulut. Matanya merah, begitu pula wajah nya.





Tunggu lanjutan dari artikel ini ya, gays.😋

kkpk laboratorium angkerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang