Author: asaasami
✖✖✖
Mereka berjalan dengan Johnny yang dua langkah memimpin di depan. Keduanya memutuskan minggat dari kelas setelah berhasil ejakulasi bersamaan. Keringat mengucur membasahi tubuh bahkan rambut. Beruntung Bunshun melepas kemejanya sejak awal—meski sudah tidak layak pakai karena beberapa kancingnya telah terlepas. Ia mengakalinya dengan memakai tas ransel menghadap dada.
Seks panas tadi berakhir dengan skor empat-tiga dengan korban tusukan mengalami luka berat.
Johnny memutar haluan menuju kiri jalan. Ia mendekati mesin minuman dan membeli cairan isotonik.
Dua kaleng.
“Ambil.” Johnny melempar satu ke arah Bunshun yang refleks menadahkan tangan.
“Terima kasih.”
“Hah kau tahu terima kasih rupanya.”
Keduanya duduk di bangku taman kampus dan mencoba mengusir dahaga.
Glek. Glek. Glek.
Milik Bunshun habis dalam hitungan detik.
Johnny mengintip dari sudut mata. Tentu saja, anak itu tidak berhenti mendesah. Tenggorokannya pasti kering, pikirnya maklum.
“Shun,”
“Ya?”
“Kau sudah menghapusnya, kan?”
“Jangan khawatir. Semuanya beres sesuai perjanjian.” Bunshun menyatukan ujung ibu jari dan telunjuknya, jemari itu membentuk kata ok.
“Shun,”
“Apa lagi?”
“Bekas luka di tubuhmu…”
“Hasil permainan ganasku dengan laki-laki lain.”
“…hah?”
“Kau tahu aku menyukai genre sadomaso, dan kukatakan saja sejujurnya orang yang kuteror bukan hanya kau. Jadi, jangan terlalu percaya diri. Aku menganggapmu tidak lebih dari sekadar mangsa.” sebuah senyuman yang mengiris hati. Johnny merasakan nyeri. “Tapi tidak banyak orang yang mengerti makna sadomaso yang sebenarnya. Banyak dari mereka yang asal-asalan menyiksaku saat melakukan seks. Ada yang tidak segan mengiris tubuhku dengan pisau—walau tidak terlalu dalam. Beberapa dari siksaan itu berubah menjadi bekas luka permanen.” Bunshun menggaruk kepala. “Wajar, sih, aku juga yang bodoh tidak memilah dulu mangsaku.”
“Ya, kau memang bodoh.”
Bunshun berdiri, “Terima kasih, akhirnya kau mau meladeniku.” senyum itu beraroma pahit. Membawa suasana yang menyesakkan dada. “Aku tidak akan mengganggumu lagi. Aku akan cari korban lain lagi. Hehe.”
Cengiran yang tidak disangka-sangka.
Johnny tidak bicara, pun menanggapi. Ia tidak punya sesuatu yang harus diucapkan. Ia hanya memandang figur yang ia yakini akan lenyap dari dunianya.
Figur yang merasa telah puas bermain dengannya.
Figur yang memiliki rasa terima kasih walau otaknya tinggal setengah.
Figur yang untuk pertama kalinya membuat ia kalah dalam arena bermain pedang.
“John, kau keren. Aku tidak berbohong saat berkata bahwa kau manis, tapi kau juga keren.” Bunshun membungkuk hanya untuk mengecup pipi Johnny. “Sayonara.”
Bisikan itu begitu pelan. Angin menerbangkan suaranya.
Johnny mengambil nafas lalu membuangnya. Ia mengalihkan pandangan dari sosok Bunshun yang berjalan menjauhi dirinya.
“Sou da ne. Sayonara da ne.”
Yokatta to iu hazu na no ni, nanka… kurushii.
“Sayonara.”
Tamat.
.
.
.
.
.
Yang mau protes ato minta sekuel jangan minta ke saya. Minta ke dia aja → asaasami, karena dia leader projek ini 😂😂😂😂😂
KAMU SEDANG MEMBACA
ˈskandləs // JOHNNY'SxBUNSHUN
FanfictionJOHNNY'S x BUNSHUN FANFICLET COLLABORATION by Tim Hominahomina: ・asaasami (OUR LEADER LMAO SMH) ・RiriKurokocchi ・wiwinfeb ・akaneykuro ⚠Yaoi・Angst・NC-21⚠