Chapter 3

850 129 7
                                    

Dua netra itu menatap ke arah rimbun hijau dedaunan, mengamati beberapa kelopak bunga yang turut luruh tepat di belakang rimbun itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dua netra itu menatap ke arah rimbun hijau dedaunan, mengamati beberapa kelopak bunga yang turut luruh tepat di belakang rimbun itu. Musim panas yang indah, seperti perpaduan dengan musim semi dan matahari yang hangat sebagai pelengkapnya.

Nyaman, sejuk dan terlebih ada ketenangan yang coba di tularkan alam pada orang-orang yang menempatinya. Tak dapat ia bayangkan jika keindahan itu digantikan dengan luahan bernama bencana. Semoga tidak.

"Ten hyung !"

Pemuda itu tersenyum tipis seraya berdiri bertumpu pada kruk yang biasa ia gunakan. Bosan rasanya harus berjalan pelan seperti ini, ia ingin berlari. Berlari menembus ilalang-ilalang itu menyeberangi bukit dan menangkap sebanyak mungkin burung-burung berbulu cemerlang yang beterbangan.

Tanpa diminta Jaemin sudah menyeimbangkan langkahnya dengan Ten, kali ini ia membawa ransel dan tak pernah lupa kail pancing. Keduanya berjalan santai dalam diam masing-masing, menikmati helaian udara basah bernama embun. Ten sedikit mendongak saat suara kicauan terdengar begitu bersahutan tanpa menimbulkan keributan. Sangat berbeda dengan nada yang dihasilkan  manusia ketika banyak bicara, yang justru menimbulkan berisik yang menjengkelkan. Suara alam mengalahkan merdunya alat musik paling syahdu sekalipun.

"Ten hyung, mau pergi ke padang ?"

Ten menyerit mengingat sesuatu mengenai padang yang ia ketahui tapi sepertinya tidak, ini pertama kali ia mendengarnya.
"Padang itu apa ?"

Jaemin mengangguk sambil merapatkan bibirnya,"sebuah tempat luas dimana bunga tumbuh juga secara bebas, arah utara dari telaga, tak jauh dari situ terdapat danau buatan dari masa Joseon."

Ten merawang mencoba membayangkan bagaimana rupa padang yang dideskripsikan oleh Jaemin, sepertinya itu tempat yang sangat menakjubkan. Terdengar seperti surga ?

"Baiklah, ayo ke sana"

"Tapi apa tidak apa-apa kalau hyung berjalan agak jauh ?"

Ten menggeleng pasti,"tak apa, tapi mungkin akan sedikit lama perjalanannya."

Ten memberi isyarat kakinya yang terluka pada Jaemin yang langsung di pahami.

"Kalau begitu ayo pergi"seru Jaemin riang.

"Kalau begitu ayo pergi"seru Jaemin riang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang